Saridjah Niung: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
kTidak ada ringkasan suntingan
Baris 1:
{{Infobox Penulisperson
| name = Ibu Soed
| image = Saridjah Niung 2000 Indonesia stamp.jpg
Baris 11:
| death_place = {{negara|Indonesia}} [[Jakarta]], [[Indonesia]]
| resting_place =
| occupation = [[Pemusik]],Staf pengajar [[guru]]HIS|Hollandsch-Inlandsche School [[musik(HIS)]], [[komponis]]Petojo, [[penyiar]]Jalan [[radio]]Kartini, [[dramawan]],dan [[seniman]] [[batik]]Arjuna.
| language =
| nationality =
| ethnicity = Sunda-Bugis
| citizenship =
| organization =* Indonesia Muda (1926).
* Tonil Amatir.
| years active = [[1927]]–[[1993]]
| education = [[Kweekschool|''Hoogere Kweek School'']] [[Bandung]]</br> (Pendidikan [[penyanyi|Seni Suara]] dan [[Musik]])
| known_for = [[Pemusik]], [[guru]] [[musik]], [[komponis]], [[penyiar]] [[radio]], [[dramawan]], [[seniman]] [[batik]]
| alma_mater =
| period =
Baris 29 ⟶ 32:
| influences =
| influenced =
| awards =* [[Satya Lencana Kebudayaan]]
;* '''Empu Lagu Anak-Anak Indonesia''' ([[MURI|Museum Rekor Indonesia]]): "Menciptakan 480 lagu anak-anak Indonesia, a.l. [[Burung Kutilang]], [[Naik Delman]],[[Kupu-Kupu]], [[Naik-Naik ke Puncak Gunung]], [[Desaku]], [[Hai Becak]], [[Berkibarlah Benderaku]], [[Bendera Merah Putih]] dan [[Tanah Airku]]."
;* '''Perintis Batik Terang Bulan Konsepsi Bung Karno''' ([[MURI|Museum Rekor Indonesia]]): "Mewujudkan konsepsi [[Bung Karno]] untuk menciptakan batik khas Indonesia yang diberi nama [[Batik Terang Bulan]]." <ref>http://muri.org/index.php?arcyear=2008&arcmonth=9 diakses 20 Januari 2009</ref>
| signature =
| signature_alt =
Baris 41 ⟶ 46:
Kemahiran Saridjah di bidang [[musik]], terutama bermain [[biola]], sebagian besar dipelajari dari [[ayah angkat]]nya, Prof. Dr. Mr. J.F. Kramer, seorang pensiunan [[Wakil Ketua]] ''Hoogerechtshof'' ([[Kejaksaan Tinggi]]) di [[Jakarta]] pada masa itu, yang selanjutnya menetap di [[Sukabumi]] dan mengangkatnya sebagai anak. J.F. Kramer adalah seorang [[Eropa-Indonesia|indo-Belanda]] beribukan keturunan [[Jawa]] [[ningrat]], latar belakang inilah yang membuat Saridjah dididik untuk menjadi patriotis dan mencintai bangsanya.
 
Saridjah lahir sebagai putri bungsu dari dua belas orang bersaudara. Ayah kandung Saridjah adalah Mohamad Niung, seorang [[pelaut]] asal [[Bugis]] yang menetap lama di [[Sukabumi]] kemudian menjadi [[pengawal]] J.F. Kramer. Selepas mempelajari seni suara, seni musik dan belajar menggesek biola hingga mahir dari ayah angkatnya, Saridjah melanjutkan sekolahnya di [[Kweekschool|''Hoogere Kweek School'']] (HKS) [[Bandung]] untuk memperdalam ilmunya di bidang [[penyanyi|seni suara]] dan [[musik]]. Setelah tamat, ia kemudian mengajar di ''[[Hollandsch-Inlandsche School]]'' (HIS). Dari sinilah titik tolak dasar Saridjah untuk mulai mengarang lagu. Pada tahun [[1927]], ia menjadi Istri [[R. Bintang Soedibjo]], dan ia pun kemudian dikenal dengan panggilan Ibu Soed, singkatan dari Soedibjo.
 
Selepas mempelajari seni suara, seni musik dan belajar menggesek biola hingga mahir dari ayah angkatnya, Saridjah melanjutkan sekolahnya di [[Kweekschool|''Hoogere Kweek School'']] (HKS) [[Bandung]] untuk memperdalam ilmunya di bidang [[penyanyi|seni suara]] dan [[musik]]. Setelah tamat, ia kemudian mengajar di ''[[Hollandsch-Inlandsche School]]'' (HIS). Dari sinilah titik tolak dasar Saridjah untuk mulai mengarang lagu. Pada tahun [[1927]], ia menjadi Istri [[R. Bintang Soedibjo]], dan ia pun kemudian dikenal dengan panggilan Ibu Soed, singkatan dari Soedibjo.
 
== Karier ==
Baris 55 ⟶ 58:
 
Oleh karena reputasinya yang aktif dalam pergerakan Nasional saat itu, pada tahun 1945 Ibu Soed pernah menjadi sasaran aksi penggeledahan oleh pasukan Belanda. Rumah Ibu Soed di Jalan Maluku No. 36 Jakarta saat itu sudah dikepung oleh pasukan Belanda, namun tetangga Ibu Soed yang seorang Belanda meyakinkan mereka bahwa mereka salah sasaran, karena profesi Ibu Soed hanyalah [[pencipta lagu]] dan suaminya hanyalah [[pedagang]]. Walaupun selamat dari penggeledahan tersebut, Ibu Soed dan seorang pembantu tetap harus bersusah payah membuang pemancar radio gelap ke dalam sumur.
 
Sebagai pemusik yang mahir memainkan [[biola]], Ibu Soed turut mengiringi lagu [[Indonesia Raya]] bersama [[W.R. Supratman]] saat lagu itu pertama kali dikumandangkan dalam acara [[Sumpah Pemuda]] di [[Gedung Pemuda]], tanggal [[28 Oktober]] [[1928]]. Lagu-lagu patriotik yang diciptakannya diilhami peristiwa yang terjadi dalam acara bersejarah tersebut. Pada tahun-tahun perjuangan, Ibu Soed juga bersahabat dengan [[Cornel Simanjuntak]], [[Ismail Marzuki]], [[Kusbini]], dan tokoh-tokoh nasionalis lain.
 
Ibu Soed juga dikenal piawai dalam seni batik. Atas karya dan pengabdiannya, Ia menerima penghargaan [[Satya Lencana Kebudayaan]] dari pemerintah Indonesia dan [[MURI]].
 
== Kehidupan pribadi ==
Ibu Soed menikah dengan R. Bintang Soedibjo, seorang [[pengusaha]] pada tahun [[1927]]. Pada tahun [[1954]], [[R. Bintang Soedibjo]] tertimpa musibah kecelakaan pesawat [[BOAC]] di [[Singapura]]. Di usia tuanya, Ibu Soed hidup ditemani cucu dan cicitnya. Ia bertekad untuk tetap mencipta lagu dan membatik tanpa memedulikan usia. Meskipun bukan pengusaha [[batik]], Ia ingin tetap menghargai nilai seni di balik budaya nasional tersebut. Di hari tuanya ia juga masih gemar ber[[olah raga]] jalan kaki setiap pagi sekitar tiga kilometer. Ibu Soed tutup usia pada tahun [[1993]], di usia 85 tahun.
 
== Peran dalam pergerakan nasional Indonesia ==
Sebagai pemusik yang mahir memainkan [[biola]], Ibu Soed turut mengiringi lagu [[Indonesia Raya]] bersama [[W.R. Supratman]] saat lagu itu pertama kali dikumandangkan dalam acara [[Sumpah Pemuda]] di [[Gedung Pemuda]], tanggal [[28 Oktober]] [[1928]]. Lagu-lagu patriotik yang diciptakannya diilhami peristiwa yang terjadi dalam acara bersejarah tersebut. Pada tahun-tahun perjuangan, Ibu Soed juga bersahabat dengan [[Cornel Simanjuntak]], [[Ismail Marzuki]], [[Kusbini]], dan tokoh-tokoh nasionalis lain.
 
== Kontribusi pada musik Indonesia ==
Banyak lagu Ibu Soed yang menjadi lagu populer abadi, beberapa antara lain: ''[[Becak (lagu)|Hai Becak]]'', ''[[Burung Kutilang (lagu)|Burung Kutilang]]'', dan ''[[Kupu-Kupu (lagu)|Kupu-kupu]]''. Ketika genting rumah sewaannya di Jalan Kramat, Jakarta, bocor, ia membuat lagu ''[[Hujan (lagu)|Tik Tik Bunyi Hujan]]''. Lagu wajib nasional yang dia ciptakan adalah ''[[Berkibarlah Benderaku]]'' dan ''[[Tanah Airku]]''.{{refn|group=note|name=tanahairku|'''Tanah Lagu-lagunyaAirku''' yangadalah lainlagu banyak[[Indonesia]] yang jugaditulis telaholeh menjadiIbu populer, a.lSud. ''[[NenekLirik Moyang]]'',lagu ''[[Laguini Gembira]]'',berisi ''[[Keretatentang Apiku]]'',keindahan alam ''[[Lagu BermainIndonesia]]'', ''dari [[Menanam JagungSabang]]'', ''[[Pergisampai Belajar]]'', ''[[Himne KemerdekaanMerauke]]'',. dll.
 
Lagu-lagu Ibu Soed, menurut [[Pak Kasur]], salah seorang rekannya yang juga tokoh pencipta lagu anak-anak, selalu mempunyai semangat [[patriotisme]] yang tinggi. Sebagai contoh, patriotisme terdengar sangat kental dalam lagu ''[[Berkibarlah Benderaku]]''. Lagu itu diciptakan Ibu Soed setelah melihat kegigihan [[Jusuf Ronodipuro]], seorang pimpinan kantor [[Radio Republik Indonesia|RRI]] menjelang [[Agresi Militer Belanda I]] pada tahun [[1947]], dimana Jusuf menolak untuk menurunkan [[Bendera Merah Putih]] yang berkibar di kantor RRI, walaupun dalam ancaman [[senjata api]] pasukan Belanda.
 
===Tanah Airku===
'''Tanah Airku''' adalah lagu [[Indonesia]] yang ditulis oleh Ibu Sud. Lirik lagu ini berisi tentang keindahan alam [[Indonesia]] dari [[Sabang]] sampai [[Merauke]].
<!--
Lagu pertama
;Lagu
:Tanah Airku Tidak Kulupakan
:Kan Terkenang Selama Hidupku
Baris 81 ⟶ 73:
:Tanah Ku Yang Ku Cintai
:Engkau Ku Hargai
==== Lagu kedua ====
;Lagu
:Walaupun Banyak Negeri Ku Jalani
:Yang Masyhur Permai Di Kota Orang
Baris 90 ⟶ 80:
:Tanah Ku Tak Ku Lupakan
:Engkau Ku Banggakan
==== Lagu Terakhir ====
;Lagu
:Tanah Airku Tidak Kulupakan
:Kan Terkenang Selama Hidupku
Baris 99 ⟶ 87:
:Tanah Ku Yang Ku Cintai
:Engkau Ku Hargai -->
}}. Lagu-lagunya yang lain banyak yang juga telah menjadi populer, a.l. ''[[Nenek Moyang]]'', ''[[Lagu Gembira]]'', ''[[Kereta Apiku]]'', ''[[Lagu Bermain]]'', ''[[Menanam Jagung]]'', ''[[Pergi Belajar]]'', ''[[Himne Kemerdekaan]]'', dll.
 
Lagu-lagu Ibu Soed, menurut [[Pak Kasur]], salah seorang rekannya yang juga tokoh pencipta lagu anak-anak, selalu mempunyai semangat [[patriotisme]] yang tinggi. Sebagai contoh, patriotisme terdengar sangat kental dalam lagu ''[[Berkibarlah Benderaku]]''. Lagu itu diciptakan Ibu Soed setelah melihat kegigihan [[Jusuf Ronodipuro]], seorang pimpinan kantor [[Radio Republik Indonesia|RRI]] menjelang [[Agresi Militer Belanda I]] pada tahun [[1947]], dimana Jusuf menolak untuk menurunkan [[Bendera Merah Putih]] yang berkibar di kantor RRI, walaupun dalam ancaman [[senjata api]] pasukan Belanda. Ibu Soed selalu menciptakan lagu khusus untuk anak-anak. Ia memperkirakan telah menciptakan lebih dari 200 lagu, walau hanya separuh yang bisa terselamatkan dan bertahan sampai sekarang. Jauh sebelum meninggal, Ibu Soed sempat mengungkapkan perasaannya yang menyayangkan bahwa lagu anak-anak sekarang telah menjadi serba komersil. {{refn|group=note|name=gembira|Berikut ini lirik lagu anak-anak [[Lagu Gembira]] ciptaan Ibu Sud:
== Lagu anak-anak ==
Ibu Soed selalu menciptakan lagu khusus untuk anak-anak. Ia memperkirakan telah menciptakan lebih dari 200 lagu, walau hanya separuh yang bisa terselamatkan dan bertahan sampai sekarang. Jauh sebelum meninggal, Ibu Soed sempat mengungkapkan perasaannya yang menyayangkan bahwa lagu anak-anak sekarang telah menjadi serba komersil.
<!--
Berikut ini lirik lagu anak-anak [[Lagu Gembira]] ciptaan Ibu Sud:
<poem>
''Bernyanyi kita bernyanyi''
''Karena bergirang hati''
''Bersorak, bertepuk, berarak-arak''
''Bersorak, bertepuk, berarak-arak''
 
:''BersiulBernyanyi kita bersiulbernyanyi''
:''Karena bergirang hati''
''Tandanya kita berkumpul''
:''Bersorak, bertepuk, berarak-arak''
:''Bersorak, bertepuk, berarak-arak''
:''Bersiul kita bersiul''
</poem> -->
:''Tandanya kita berkumpul''
 
:''Bersorak, bertepuk, berarak-arak''
== Penghargaan ==
:''Bersorak, bertepuk, berarak-arak''
=== Seni musik ===
}}
;'''Empu Lagu Anak-Anak Indonesia''' ([[MURI]]): "Menciptakan 480 lagu anak-anak Indonesia, a.l. [[Burung Kutilang]], [[Naik Delman]],[[Kupu-Kupu]], [[Naik-Naik ke Puncak Gunung]], [[Desaku]], [[Hai Becak]], [[Berkibarlah Benderaku]], [[Bendera Merah Putih]] dan [[Tanah Airku]]."
 
=== Tata busana ===
;'''Perintis Batik Terang Bulan Konsepsi Bung Karno''' ([[MURI]]): "Mewujudkan konsepsi [[Bung Karno]] untuk menciptakan batik khas Indonesia yang diberi nama [[Batik Terang Bulan]]." <ref>http://muri.org/index.php?arcyear=2008&arcmonth=9 diakses 20 Januari 2009</ref>
 
== '''Daftar lagu ciptaan Ibu Soed =='''
{{Col|2}}
# Anak Kuat
# Berkibarlah Benderaku
Baris 150 ⟶ 129:
# Tik Tik Bunyi Hujan
# Waktu Sekolah Usai
{{EndDiv}}
 
== Kehidupan pribadi ==
Ibu Soed menikah dengan R.Raden Bintang Soedibjo, seorang [[pengusaha]] pada tahun [[1927]]. Pada tahun [[1954]], [[R.Raden Bintang Soedibjo]] tertimpa musibah kecelakaan pesawat [[BOAC]] di [[Singapura]]. Di usia tuanya, Ibu Soed hidup ditemani cucu dan cicitnya. Ia bertekad untuk tetap mencipta lagu dan membatik tanpa memedulikanmempedulikan usia. Meskipun bukan pengusaha [[batik]], Ia ingin tetap menghargai nilai seni di balik budaya nasional tersebut. Di hari tuanya ia juga masih gemar ber[[olah raga]]berolahraga, jalan kaki setiap pagi sekitar tiga kilometer. Ibu Soed tutup usia pada tahun [[1993]], di usia 85 tahun.
 
== Lihat pula ==
* [[Daftar lagu anak di Indonesia]]
* [[Daftar lagu nasional Indonesia]]
 
==Catatan==
{{reflist|group=note|2}}
 
== Referensi ==
{{Reflist}}
{{lifetime|1908|1993|Soed, Ibu|}}
 
{{lifetime|1908|1993|Soed, Ibu|}}
[[Kategori:Pemusik Indonesia]]
[[Kategori:Komponis Indonesia]]