Indonesia: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Nyilvoskt (bicara | kontrib)
k Mengembalikan suntingan oleh Gurunpasir (bicara) ke revisi terakhir oleh Envapid
Tag: Pengembalian Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
Deprilsalucky (bicara | kontrib)
Menambahkan dan merapikan artikel
Tag: Dikembalikan VisualEditor pranala ke halaman disambiguasi
Baris 1:
{{pp-semi-template|small=yes}}
{{Indonesia infobox}}
'''Indonesia''',{{Efn| ({{IPA-id|ɪndoˈnesia}}in.ˈdo.nɛ.sja}}), dikenal dengan nama resmi '''Republik Indonesia''',{{efn|name=fn1|{{lang|id|Republik Indonesia|links=yes}}atau ({{IPA-id|reˈpubliklebih ɪndoˈnesia||3=Id-Indonesia.ogg}})lengkapnya adalah nama resmi yang paling sering digunakan, meskipun nama [[Sejarah nama Indonesia|'''Negara Kesatuan Republik Indonesia]] (NKRI) juga tampil dalam beberapa dokumen resmi.}}''', adalah sebuah [[negara kepulauan]] di [[Asia Tenggara]] yang dilintasi garis [[khatulistiwa]] dan berada di antara daratan benua [[Asia]] dan [[Oseania]] sehingga dikenal sebagai [[negara lintas benua]], serta antara [[Samudra Pasifik]] dan [[Samudra Hindia]].
 
Indonesia merupakan [[daftar negara menurut luas wilayah|negara terluas ke-14]] sekaligus [[daftar negara kepulauan|negara kepulauan terbesar di dunia]] dengan luas wilayah sebesar 1.904.569&nbsp;km²,<ref>{{Cite web|first=United Nations - Department of Economic and Social Affairs|title=Demographic Yearbook 72nd Issue|url=https://unstats.un.org/unsd/demographic-social/products/dyb/dybsets/2021.pdf|website=United Nations - Department of Economic and Social Affairs|access-date=30 Januari 2023|archive-date=2023-01-30|archive-url=https://web.archive.org/web/20230130110720/https://unstats.un.org/unsd/demographic-social/products/dyb/dybsets/2021.pdf|dead-url=no}}</ref> serta negara dengan pulau terbanyak ke-6 di dunia, dengan jumlah 17.504 pulau.<ref>{{cite web|date=5 Oktober 2020|title=Which Countries Have The Most Islands?|url=https://www.worldatlas.com/articles/which-countries-have-the-most-islands.html|website=World Atlas|language=en-US|access-date=23 April 2022|archive-date=2022-01-24|archive-url=https://web.archive.org/web/20220124203917/https://www.worldatlas.com/articles/which-countries-have-the-most-islands.html|dead-url=no}}</ref> Nama alternatif yang dipakai untuk kepulauan Indonesia disebut [[Nusantara]].<ref name="Kroef">{{cite journal|author=Justus M. van der Kroef|date=1951|title=The Term Indonesia: Its Origin and Usage|url=http://links.jstor.org/sici?sici=0003-0279%28195107%2F09%2971%3A3%3C166%3ATTIIOA%3E2.0.CO%3B2-5|dead-url=no|journal=Journal of the American Oriental Society|volume=71|issue=3|pages=166–171|doi=10.2307/595186|archive-url=https://web.archive.org/web/20200410201834/http://links.jstor.org/sici?sici=0003-0279%28195107%2F09%2971%3A3%3C166%3ATTIIOA%3E2.0.CO%3B2-5|archive-date=10 April 2020|access-date=2 Agustus 2008}}</ref> Selain itu, Indonesia juga menjadi [[daftar negara menurut jumlah penduduk|negara berpenduduk terbanyak ke-4 di dunia]] dengan penduduk mencapai 277.749.853 jiwa pada tahun 2022,<ref>{{cite web|url=https://dukcapil.kemendagri.go.id/page/read/7/data-kependudukan|publisher=[[Ministry of Home Affairs (Indonesia)]]|title=Indonesian Population 2022|access-date=12 April 2023|archive-date=2022-10-13|archive-url=https://web.archive.org/web/20221013070650/https://dukcapil.kemendagri.go.id/page/read/7/data-kependudukan|dead-url=yes}}</ref> serta negara dengan penduduk beragama [[Islam]] [[Islam menurut negara|terbanyak di dunia]], dengan penganut lebih dari 238.875.159 jiwa atau sekitar 86,9%.<ref name="SP2010">{{cite web|url=http://sp2010.bps.go.id/index.php/site/tabel?tid=321&wid=0|title=Penduduk Menurut Wilayah dan Agama yang Dianut|date=15 Mei 2010|publisher=[[Badan Pusat Statistik]]|location=Jakarta|access-date=28 Februari 2019|archive-date=3 Desember 2017|archive-url=https://web.archive.org/web/20171203121120/http://sp2010.bps.go.id/index.php/site/tabel?tid=321&wid=0|dead-url=no}}</ref>{{sfn|Ricklefs|2001|p=379}} Indonesia adalah negara multiras, multietnis, dan multikultural di dunia, seperti halnya [[Amerika Serikat]].<ref name=":7">{{cite web|title=Portal Jurnal Elektronik Universitas Negeri Malang|url=http://journal.um.ac.id/home/|access-date=27 Februari 2022|archive-date=2022-03-01|archive-url=https://web.archive.org/web/20220301002559/http://journal.um.ac.id/home/|dead-url=no}}</ref>
Baris 15:
Indonesia terdiri dari berbagai suku bangsa, bahasa, dan agama. Berdasarkan rumpun bangsa, Indonesia terdiri atas bangsa asli pribumi yakni [[Suku bangsa Austronesia|Austronesia]] dan [[Melanesia]] di mana bangsa Austronesia yang terbesar jumlahnya dan lebih banyak mendiami Indonesia bagian barat. Dengan [[suku Jawa]] dan [[Suku Sunda|Sunda]] membentuk kelompok suku bangsa terbesar dengan persentase mencapai 57% dari seluruh penduduk Indonesia.<ref>Leo Suryadinata, Evi Nurvidya Arifin, Aris Ananta; Indonesia's Population: Ethnicity and Religion in a Changing Political Landscape; Institute of Southeast Asian Studies, 2003</ref> Semboyan nasional Indonesia, "''[[Bhinneka Tunggal Ika]]''" (Berbeda-beda tetapi tetap satu), bermakna keberagaman sosial-budaya yang membentuk satu kesatuan negara. Selain memiliki penduduk yang padat dan wilayah yang luas, Indonesia memiliki alam yang mendukung tingkat [[keanekaragaman hayati]] terbesar ke-2 di dunia.
 
Indonesia merupakan anggota dari [[Perserikatan Bangsa-Bangsa]] (PBB), [[Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara]] (ASEAN), [[Gerakan Non-Blok]] (GNB), [[Konferensi Asia–Afrika]] (KAA), [[Kerja Sama Ekonomi Asia Pasifik]] (APEC), [[Organisasi Kerja Sama Islam]] (OKI), [[Kerja Sama Ekonomi Asia Pasifik|Kerja Sama Ekonomi Asia-Pasifik]] (APEC), [[Organisasi Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi|Organisation for Economic Co-operation and Development]] (OECD), [[Organisasi Perdagangan Dunia]] (WTO) dan [[G20]].
 
== Etimologi ==
Baris 229:
Pada tahun yang sama setelah penunjukannya, Louis mengirimkan salah satu jenderalnya yang berkebangsaan [[Belanda]], yaitu [[Herman Willem Daendels]], untuk menjadi [[Gubernur Jenderal Hindia Belanda]]. Daendels tiba pada tanggal 5 Januari 1808 di [[Batavia]] dan langsung melakukan tugas-tugasnya seperti membentuk pasukan baru, membangun jalan-jalan baru di [[Jawa]], dan memperbaiki administrasi internal di Jawa.<ref name="Britannica">{{cite web| title=The French and the British in Java, 1806–15| publisher=Britannica| author=Asvi Warman Adam| url=http://www.britannica.com/EBchecked/topic/286480/Indonesia/22812/The-French-and-the-British-in-Java-1806-15| access-date=2023-03-13| archive-date=2015-04-30| archive-url=https://web.archive.org/web/20150430090936/http://www.britannica.com/EBchecked/topic/286480/Indonesia/22812/The-French-and-the-British-in-Java-1806-15| dead-url=no}}</ref><ref>{{cite book |author1=H. L. Wesseling |title=The European Colonial Empires 1815-1919 |date=23 October 2015 |publisher=Taylor & Francis |isbn=9781317895077 |pages=104 |url=https://www.google.co.id/books/edition/The_European_Colonial_Empires/PdHMCgAAQBAJ?hl=en&gbpv=1&dq=herman+willem+daendels+appointed&pg=PA104&printsec=frontcover |access-date=2 September 2022 |language=English}}</ref>
 
[[Berkas:Java Great Post Road.svg|jmpl|ka|350px411x411px|Peta jalur [[Jalan Raya Pos]] [[Anyar, Serang|Anyar]]–[[Panarukan, Situbondo|Panarukan]] yang dibuat oleh [[Herman Willem Daendels|Daendels]].]]
Daendels dikenal dengan aturannya yang sangat keras dan kebijakannya yang bertangan besi, meskipin hal tersebut dimaksudkan sebagai persiapan dalam menghadapi ancaman [[Persatuan Kerajaan Britania Raya dan Irlandia|Britania Raya]]. Daendels membangun banyak fasilitas dan benteng pertahanan, salah satu contoh yang terkenal adalah [[Jalan Raya Pos]] [[Anyar, Serang|Anyar]]–[[Panarukan, Situbondo|Panarukan]] yang memakan banyak korban [[Kerja paksa|pekerja paksa]] ''[[Heerendiensten]]'',<ref>Pramoedya sheds light on dark side of Daendels' highway. ''The Jakarta Post'' 8 January 2006.</ref> [[Benteng Lodewijk]] di [[Kota Surabaya|Surabaya]], dan ''Paleis van Daendels'' (sekarang [[Gedung AA Maramis]]) di Batavia. Daendels juga terkenal keras terhadap penguasa-penguasa lokal dan keluarganya, serta menjadi penyebab jatuhnya negara [[Kesultanan Banten|Banten]].<ref>{{cite book |title = Ekspedisi Anjer-Panaroekan, Laporan Jurnalistik Kompas |publisher= Penerbit Buku Kompas, PT Kompas Media Nusantara, Jakarta Indonesia | date= November 2008|pages= 1–2|isbn= 978-979-709-391-4}}</ref>
 
Baris 268:
 
[[Berkas:Naar-beide-zijden-front.jpg|300px|jmpl|Lukisan pertempuran Perang Padri.]]
Setelah Belanda menyelesaikan perang di [[Jawa]] tersebut, Belanda kembali melanjutkan [[Perang Padri]] di tanah Minangkabau pada tahun 1831, dengan memulai [[operasi militer]] melawan kaum Padri. Semua berjalan sesuai rencana, hingga kaum Adat, yang tanpa disadari oleh pihak Belanda, mulai bersekongkol dengan pihak kaum Padri dan berkhianat kepada Belanda pada tahun 1833, dengan menyerang beberapa kubu pertahanan dan [[garnisun]] Belanda.<ref>Abdullah, Taufik (1966). ''Adat dan Islam: an Examination of Conflict in Minangkabau''. Indonesia. No. 2, 1-24.</ref> Melihat hal ini, Belanda mulai menyadari bahwa mereka bukan hanya harus menghadapi kaum Padri, tetapi menghadapi [[orang Minangkabau]] secara keseluruhan. Sejak saat itu, Belanda mulai berusaha untuk menarik hati penduduk-penduduk sekitar sembari tetap menyerang pos-pos milik kaum Padri.<ref name="riclefs-id" /><ref name="imam-bonjol" /> Setelah pertempuran demi pertempuran yang berkepanjangan, Perang Padri akhirnya berakhir pada tanggal 28 Desember 1838,<ref>''Sejarah Untuk SMP dan MTs''. Grasindo. ISBN 978-979-025-198-4.</ref> setelah seluruh [[benteng]] milik kaum Padri jatuh ke tangan Belanda dan negara Pagaruyung runtuh. Wilayah bekas kerajaan tersebut diserap ke dalam wilayah kolonial Hindia Belanda.<ref name="wright-ad"/>
 
[[Berkas:Raden Sarief Bastaman Saleh - Johannes Graaf van den Bosch.jpg|jmpl|200px|[[Johannes van den Bosch]], pencetus ''[[Cultuurstelsel]]''. Lukisan oleh [[Raden Saleh]].|kiri]]
Baris 280:
Pada tahun 1846, [[Perang Bali I|Hindia Belanda mengerahkan pasukan KNIL]] ke negara [[Kerajaan Buleleng|Buleleng]] di [[Bali]] utara untuk menguasai daerah tersebut, dengan dalih bahwa pihak Buleleng tidak mengindahkan kerja sama dengan pihak Belanda dan bahwa pihak Belanda menentang hak [[Tawan Karang|tawan karang]] milik raja-raja Bali, yaitu hak merampas kapal yang karam di wilayah Bali beserta muatannya, yang dianggap melanggar [[hukum internasional]]. Belanda mulai menguasai wilayah Buleleng dan [[Kerajaan Karangasem|Karangasem]] dengan kekuatan militer, hingga akhirnya tentara KNIL menduduki [[Singaraja]], ibu kota Buleleng pada awal tahun 1848. Orang Bali utara bersedia untuk menandatangani perjanjian dan membiarkan Belanda mendirikan markas di Buleleng.<ref name="Pringle">[https://books.google.com/books?id=5TOBKsLvjjkC&pg=PA97 ''A short history of Bali: Indonesia's Hindu realm'' by Robert Pringle]</ref> Namun, setelah KNIL kembali ke Jawa, orang Bali melanggar perjanjian tersebut dan bahkan melakukan penyerangan di bawah komando [[I Gusti Ketut Jelantik]], seorang [[patih]] Buleleng. [[Perang Bali II|Pasukan KNIL kembali dikerahkan untuk menumpas pemberontakan]] pada pertengahan tahun 1848, tetapi pasukan Buleleng, yang berpindah markas ke [[Jagaraga, Sawan, Buleleng|Jagaraga]] setelah pasukan KNIL berlabuh di Bali, kali ini berhasil mengalahkan dan mengusir tentara KNIL.<ref name="Pringle" /> Belanda yang tidak terima kemudian [[Perang Bali III|mengirimkan armada dengan jumlah pasukan yang jauh lebih besar]] di bawah komando [[Andreas Victor Michiels]]. Kali ini, mereka memilih menyerang melalui gabungan jalur laut dan darat. Buleleng yang dengan cepat dikuasai oleh tentara KNIL membuat sejumlah orang Buleleng melakukan [[ritual]] [[bunuh diri massal]] (''[[puputan]]''), yang saat ini dikenal dengan peristiwa [[Perang Bali III|Puputan Jagaraga]].<ref name="Pringle" /> Sisa pasukan Buleleng kemudian melarikan diri ke negara-negara lain, salah satunya [[Karangasem, Karangasem|Karangasem]]. Namun, wilayah Karangasem akhirnya juga dikuasai dengan mudah berkat bantuan dari pasukan dari orang-orang dari [[Pulau Lombok]], yang bermusuhan dengan Karangasem. Dalam penyerangan ke Karangasem, Jelantik beserta I Gusti Ngurah Made Karangasem, raja Buleleng saat itu, gugur dalam pertempuran, sementara I Gusti Ngurah Gede Karangasem, raja Karangasem saat itu dan saudara sepupu dari Made Karangasem, melakukan ''puputan''.<ref name="Ring3">''International Dictionary of Historic Places: Asia and Oceania'' by Trudy Ring p.69 [https://books.google.com/books?id=vWLRxJEU49EC&pg=PA69]</ref> Pasukan KNIL kembali mengejar pasukan Bali yang melarikan diri ke [[Kerajaan Jembrana|Jembrana]] dan [[Kerajaan Klungkung|Klungkung]]. Namun, pengejaran ini terbukti tidaklah mudah bagi KNIL yang dihadang oleh pasukan Bali dari negara-negara selatan, yang kemudian diperparah dengan terbunuhnya Michiels dalam serangan mendadak di [[Kusamba, Dawan, Klungkung|Kusamba]], Klungkung.<ref name="Pringle2">''A short history of Bali: Indonesia's Hindu realm'' Robert Pringle p.98''ff'' [https://books.google.com/books?id=5TOBKsLvjjkC&pg=PA98]</ref> Pihak Belanda dan pihak negara-negara Bali yang tidak menginginkan adanya pertumpahan darah lebih lanjut akhirnya menyetujui [[Perjanjian Kuta]] pada tahun 1850, yang membuat Hindia Belanda berhak memonopoli perdagangan di [[Kerajaan Bali|kerajaan-kerajaan Bali]], sementara Buleleng dan Jembrana jatuh ke tangan Belanda, serta Karangasem menjadi [[negara vasal]] Belanda yang dikuasai oleh orang-orang Lombok, terutama oleh [[Suku Bali|orang Bali-Mataram]].<ref name="Ring3"/>
 
[[Berkas:Luitenant L. de Paauw op de versterking van Boni.jpg|kiri|jmpl|300x300px|Pasukan KNIL dalam menumpas pemberontakan di [[Bone]] (1859–1860). Ilustrasi diambil dari ''Wapenfeiten van het Nederlandsch-Indisch Leger'' oleh G. L. Kepper (1902).]]
Dalam beberapa tahun ke depannya, Belanda lebih gencar lagi melakukan penaklukan di beberapa wilayah Nusantara. Pada tahun 1850–1854, Belanda melakukan [[Pemberontakan di Kalimantan Barat (1854-1855)|penyerangan terhadap orang-orang Tionghoa]] di [[Kalimantan|Pulau Kalimantan]] bagian barat yang menolak membayar pajak dan melawan pemerintah kolonial.<ref name="terwogt">Terwogt WA. [[1900]]. ''Het land van Jan Pieterszoon Coen: Geschiedenis van de Nederlanders in Oost-Indië''. [[Hoorn]]: P. Geerts.</ref> Pada tahun 1851–1859, Hindia Belanda mengirimkan tentara KNIL untuk menaklukkan sisa-sisa pengikut negara Palembang yang telah runtuh.<ref name="terwogt" /> Antara tahun 1855–1864, Belanda [[Ekspedisi Nias|melancarkan beberapa penyerbuan]] ke [[Pulau Nias]] untuk menaklukkan daerah tersebut.<ref name="terwogt" /> Pada tahun 1858, [[Belanda]] [[Intervensi Belanda di Bali (1858)|memadamkan pemberontakan di Bali]] yang dikepalai oleh I Gusti Nyoman Ide Gempol. Pasukan pemberontak tersebut ditangkap dan Gempol diasingkan.<ref name="Hanna">{{cite book|last=Hanna|first=Willard A.|year=2004|title=Bali Chronicles: Fascinating People and Events in Balinese History|location=Singapore|publisher=Periplus}}</ref> Kemudian pada tahun 1859, [[Kesultanan Bone|Bone]] kembali memberontak dan [[Perang Bone (1859-1860)|berperang melawan pemerintah kolonial]]. Pasukan KNIL yang dikerahkan untuk melakukan [[Aksi Polisionil|agresi militer]] awalnya gagal menaklukkan Bone karena banyaknya prajurit KNIL yang tewas dan pasukan ditarik untuk sementara waktu, tetapi setahun setelahnya, [[Perang Bone II|pasukan KNIL yang lebih besar dikerahkan]] dan Bone berhasil ditundukkan. Sebagian wilayah Bone direbut oleh Belanda dan menjadi wilayah Hindia Belanda.<ref name="terwogt" />
Baris 297:
 
[[Berkas:Teuku Umar.jpg|jmpl|273x273px|Potret foto Teuku Umar, salah satu [[Daftar pahlawan nasional Indonesia|pahlawan nasional Indonesia]].|kiri]]
Belanda tetap memperluas wilayah tundukan mereka di wilayah Aceh sedikit demi sedikit, termasuk di antaranya adalah daerah [[Meulaboh]] pada tahun 1883. [[Teuku Umar]], sebagai penguasa lokal di Meulaboh, tunduk dan berdamai dengan pihak Belanda, sehingga ia dipercaya sebagai pemimpin pasukan yang membantu KNIL dalam perang melawan pasukan Aceh. Namun, penyerahan diri tersebut ternyata merupakan siasat Umar untuk mengelabui Belanda. Ketika Belanda kembali menyatakan perang terbuka dengan para pejuang gerilya Aceh pada tahun 1884, Umar dan pengikutnya merampok kapal dan senjata yang dipercayakan Belanda kepadanya dan membagikannya kepada para pejuang Aceh, sementara seluruh tentara dan awak kapal Belanda mereka habisi. Sejak saat itu, Teuku Umar ikut berperang bersama pejuang kesultanan melawan pasukan KNIL. Belanda menjadikan Umar sebagai [[buron]] dengan uang imbalan yang besar.<ref name="acehprov">{{citeweb|title=T. Umar.pdf|url=http://acehprov.go.id/images/stories/file/Pejuang/T%20Umar.pdf|work=[[Pemerintahan Aceh|Pemerintah Provinsi Aceh]]|archive-url=https://web.archive.org/web/20131008051522/http://www.acehprov.go.id/images/stories/file/Pejuang/T%20Umar.pdf|archive-date=2013-10-08|dead-url=yes|access-date=2011-11-30}}</ref> Setelah berperang melawan Belanda selama kurang lebih satu dekade, pada bulan September 1893, Umar yang melihat bahwa perang yang berkepanjangan tersebut membuat rakyat kesulitan akhirnya berusaha sekali lagi mengelabui Belanda dengan menyerahkan dirinya dan beberapa anak buahnya kepada pemerintah kolonial Hindia Belanda, dan bahkan bersandiwara seakan-akan ia sangat setia kepada [[Belanda]]. Hal ini bahkan mengelabui istri sekaligus teman seperjuangannya, [[Cut Nyak Dhien]]. Umar bergabung ke dalam dinas militer Belanda, dan dalam kurun waktu tiga tahun Umar mempelajari taktik dan siasat perang Belanda, mengumpulkan pasukan dan persenjataan, berhubungan dengan pejuang-pejuang Aceh lainnya secara diam-diam, serta mengirimkan uang dan gaji yang diterimanya kepada pasukan Aceh. Pada tanggal 30 Maret 1896, Umar menyatakan diri keluar dari dinas militer dan berbalik mendukung pejuang Aceh, setelah ia membawa lari 800 pucuk senjata, 25.000 butir [[peluru]], 500&nbsp;kg [[amunisi]], dan uang dalam jumlah besar.<ref>{{Cite web|last=Kusuma|first=Putri Tiah Hadi|title=Mengenal Teuku Umar, Pahlawan Nasional dari Aceh|url=https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-6485231/mengenal-teuku-umar-pahlawan-nasional-dari-aceh|website=detikedu|language=id-ID|access-date=2023-05-14|archive-date=2023-03-20|archive-url=https://web.archive.org/web/20230320135313/https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-6485231/mengenal-teuku-umar-pahlawan-nasional-dari-aceh|dead-url=no}}</ref> Hal ini membuat pemerintah kolonial pusat sangat marah, sehingga Belanda melancarkan operasi militer besar-besaran untuk menangkap Teuku Umar, tetapi para pejuang Aceh yang kini telah dilengkapi persenjataan yang didapat dari Belanda sendiri membuat pasukan KNIL kewalahan menangani mereka. Teuku Umar muncul sebagai kepala armada yang menyatukan pasukan-pasukan Aceh yang terpecah-pecah dan berhasil memukul mundur pasukan Belanda. [[Joannes Benedictus van Heutsz]], komandan pasukan KNIL yang melawan [[Aceh]] saat itu, akhirnya menggunakan [[Spionase|mata-mata]] untuk melacak lokasi dan stategi perang Umar. Setelah mendapat kabar bahwa Umar akan menuju ke Meulaboh, Heutsz menyusun strategi serangan tiba-tiba untuk menangkap pasukan Umar. Akhirnya pada tanggal 11 Februari 1899, Belanda berhasil menangkap pasukan Umar, sementara Teuku Umar sendiri gugur dalam penyerangan tersebut. Cut Nyak Dhien kemudian melanjutkan kepemimpinan Umar dalam melawan pasukan Belanda.<ref name="acehprov" />
 
Sementara berperang melawan pasukan Aceh dan Batak, Belanda tetap melakukan ekspedisi ke wilayah-wilayah Nusantara lainnya demi perluasan wilayah kolonial Hindia Belanda. Pada tahun 1970-an, Belanda berhasil menguasai [[Jawa]], hampir seluruh [[Sumatra|Pulau Sumatra]], [[Kota Kupang|Kupang]], pesisir selatan [[Kalimantan|Pulau Kalimantan]], [[Kota Makassar|Makassar]] dan sekitarnya, [[Kota Manado|Manado]] dan sekitarnya, serta sebagian besar [[Kepulauan Maluku]]. Penaklukan tersebut tentu saja menimbulkan gejolak perlawanan dan pemberontakan. Pada tahun 1885, penduduk [[Jambi]] melakukan pemberontakan terhadap Belanda dengan membunuh beberapa [[pejabat]] dan tentara Belanda, serta menyerang kapal-kapal Belanda yang berlabuh di pesisir Jambi. Pemberontakan dapat diredam setelah pemerintah kolonial mengirimkan beberapa armada kapal untuk menundukkan para pemberontak.<ref>{{cite book|last=Coenen|first=F.|year=1886|title=Iets over Djambi in 1885|location=Eigen Haard|pages=306–311|language=Dutch}}</ref> Kemudian pada tahun 1888, para petani Banten, khususnya petani yang mendiami [[Kota Cilegon|Cilegon]] dan sekitarnya yang mengalami kesengsaraan akibat bencana dan wabah penyakit, melakukan pemberontakan terhadap Belanda dengan melakukan [[kerusuhan]] di kediaman para pejabat Belanda, tetapi pemberontakan tersebut dengan cepat diredam oleh pasukan KNIL dalam waktu beberapa hari.<ref>{{Cite web|title=Mengenang Kembali "Pemberontakan Petani Banten 1888"|url=https://www.kompas.tv/article/147008/mengenang-kembali-pemberontakan-petani-banten-1888|website=KOMPAS.tv|language=id|access-date=2023-05-14|archive-date=2023-05-14|archive-url=https://web.archive.org/web/20230514182259/https://www.kompas.tv/article/147008/mengenang-kembali-pemberontakan-petani-banten-1888|dead-url=no}}</ref>
 
[[Berkas:Lombok 1894 J. Hoynck van Papendrecht 1858 1933.jpg|jmpl|300x300px|Lukisan pertempuran pasukan Belanda melawan oang Bali-Mataram, oleh J. Hoynk van Papendrecht (1910).]]
Pada tahun 1891, rakyat [[suku Sasak]] yang mayoritas beragama [[Islam]] melakukan pemberontakan terhadap kelompok [[Kota Mataram|Bali-Mataram]] (orang-orang [[suku Bali]] yang mendiami [[Pulau Lombok]]) beragama [[Hinduisme Bali|Hindu Bali]] yang telah menguasai seluruh Pulau Lombok sejak tahun 1839.<ref name="Ooi">{{Cite book|year=2004|url=http://www.ebook3000.com/dictionary/Southeast-Asia--A-Historical-Encyclopedia--From-Angkor-Wat-to-East-Timor--3-Volume-Set-_132751.html|title=Southeast Asia: a historical encyclopedia, from Angkor Wat to East Timor (3 vols)|location=Santa Barbara|publisher=[[ABC-CLIO]]|isbn=978-1576077702|editor1-last=Ooi|editor1-first=Keat Gin|pages=790 ff|oclc=646857823|access-date=2023-05-24|archive-date=2016-08-08|archive-url=https://web.archive.org/web/20160808051416/http://www.ebook3000.com/dictionary/Southeast-Asia--A-Historical-Encyclopedia--From-Angkor-Wat-to-East-Timor--3-Volume-Set-_132751.html|dead-url=yes}}</ref> Pemberontakan tersebut dapat diredam oleh pasukan Bali-Mataram yang memiliki persenjataan yang lebih modern. Melihat bahwa pemberontakan yang mereka lakukan tidak membuahkan hasil, pada bulan Februari 1894, pihak Sasak mengirimkan utusan untuk meminta bantuan kepada pemerintah kolonial Hindia Belanda. Belanda yang melihat konflik ini sebagai kesempatan untuk memperluas pengaruh di [[Bali]] dan Lombok akhirnya membantu pihak Sasak dengan melakukan blokade perdagangan dan memberi perintah agar orang-orang [[Bali]]-Mataram menyerah.<ref name="Keurs">{{cite book|last=Keurs|first=Pieter ter|year=2007|url=https://books.google.com/books?id=pOgsuCFVmOgC&pg=PA190|title=Colonial Collections Revisited|work=CNWS publications|publisher=Amsterdam University Press|isbn=9789057891526|volume=152|page=190 ff}}</ref> Namun, kelompok tersebut tidak mengindahkan ancaman tersebut, sehingga Belanda akhirnya turun tangan dengan mengirimkan pasukan ke [[Pulau Lombok]] pada bulan Juli 1894. Pada bulan Agustus, pasukan Bali-Mataram menentang kehadiran Belanda dengan menyerang pasukan KNIL secara tiba-tiba, hingga akhirnya pasukan tersebut harus menarik diri karena kehilangan banyak prajurit.<ref name="Capaldi">[http://books.google.com/books?id=KSH8hxNmW3gC&pg=PA300 ''Bali handbook with Lombok and the Eastern Isles: the travel guide'' by Liz Capaldi, Joshua Eliot p.300]</ref> Pada bulan November, Belanda kembali mengirimkan pasukan KNIL dengan jumlah yang lebih besar ke Lombok. Pasukan tersebut dengan cepat berhasil menundukkan seluruh perlawanan dari orang-orang Bali-Mataram, sebagian terbunuh dalam pertempuran, sebagian memilih melakukan ritual [[puputan]], dan sebagian menyerahkan diri.<ref name="Ooi" /> Akhirnya, Karangasem dan Pulau Lombok menjadi wilayah kolonial Hindia Belanda, dan seluruh kekayaan kerajaan direbut oleh Belanda.<ref name="Keurs" /> Belanda kembali melanjutkan usaha penaklukannya di Bali, sehingga tidak lama kemudian, negara [[Kerajaan Bangli|Bangli]] and [[Kerajaan Gianyar|Gianyar]] menyerah kepada Belanda, sementara negara-negara di Bali selatan masih tetap bertahan.<ref name="Lansing">[https://books.google.com/books?id=3zfVsO28NsYC&pg=PA20 ''Priests and programmers''] by [[John Stephen Lansing]] p.20</ref>
 
[[Berkas:Johannes Benedictus van Heutsz (1851-1924). Gouverneur-generaal (1904-09) Rijksmuseum SK-A-3814.jpeg|kiri|jmpl|286x286px|Potret [[Joannes Benedictus van Heutsz]], tokoh penting dalam operasi militer Belanda di tanah Aceh.]]
Baris 312:
Belanda yang telah berhasil menaklukkan Bali bagian utara mulai melakukan penyerangan ke negara-negara selatan yang masih bertahan melawan pengaruh Belanda. Pada tanggal 27 Mei 1904, kapal [[sekunar]] asing bernama ''Sri Kumala'' terdampar di perairan [[Pantai Sanur|Sanur]] dan dijarah oleh orang-orang Bali menurut adat [[Tawan Karang|tawan karang]] Bali. Belanda menggunakan alasan ini untuk mengultimatum [[Kerajaan Badung|Badung]], Tabanan, dan [[Kerajaan Klungkung|Klungkung]] agar menyerah.<ref name="bali">{{cite book|author=Willard A. Hanna|year=2004|title=Bali Chronicles|url=https://archive.org/details/balichroniclesli0000hann|publisher=Periplus, Singapore|isbn=0-7946-0272-X|author-link=Willard A. Hanna}}</ref> Akhirnya pada bulan September 1908, Belanda [[Intervensi Belanda di Bali (1906)|mengirimkan armada dan pasukan KNIL]] untuk menyerang kerajaan-kerajaan tersebut, Ketika pasukan tiba di negara [[Kerajaan Badung|Badung]], Rakyat Badung yang tidak gentar melihat musuk kemudian menyerang pasukan mereka bersama [[I Gusti Ngurah Made Agung]], raja mereka saat itu. Beberapa penduduk lokal juga melakukan ritual ''[[puputan]]'' atau melempari pasukan dengan [[perhiasan]] dan [[Uang logam|koin]] untuk mengolok-olok mereka. Kisah heroik raja dan rakyat Badung tersebut saat ini dikenal dengan peristiwa [[Intervensi Belanda di Bali (1906)|Puputan Badung]].<ref name="bali" /> Setelah negara Badung berhasil ditundukkan, pasukan KNIL melanjutkan penyerangannya ke Tabanan, tetapi raja dan pengikutnya pun melakukan ritual ''puputan'' di dalam kurungan.<ref>{{cite book|author=Andy Barski, Albert Beaucort and Bruce Carpenter, Barski|year=2007|url=https://archive.org/details/balilombok0000unse_r8y2|title=Bali and Lombok|publisher=Dorling Kindersley, London|isbn=978-0-7566-2878-9}}</ref> Setelah itu, pasukan Belanda pergi ke Klungkung dan mempertimbangkan untuk menyerang [[Dewa Agung]] Jambe II, penguasa Klungkung dan penguasa nominal seluruh Bali saat itu, tetapi mengurungkan niat mereka setelah Dewa Agung menyerah dan setuju untuk menandatangani perjanjian dengan Belanda.<ref name="bali" /> Belanda akhirnya mampu menguasai seluruh Pulau Bali. Namun, monopoli yang dilakukan oleh Belanda di tanah Bali akhirnya menimbulkan pemberontakan dari Dewa Agung, sebagai penguasa nominal Bali, dan pengikut-pengikutya pada bulan April 1908. Pemberontakan ini berakhir dengan kemenangan pihak Belanda, sementara Dewa Agung terbunuh dan pengikut-pengikutnya melakukan ''puputan'', yang saat ini dikenal dengan peristiwa [[Intervensi Belanda di Bali (1908)|Puputan Klungkung]].<ref>''Insight Guide: Bali'' 2002 Brian Bell, Apa Publications GmbH&Co {{ISBN|1-58573-288-5}}.</ref>
 
[[Berkas:Dutch East Indies Expansion.gif|jmpl|425x425px359x359px|Perkembangan wilayah kolonial [[Hindia Belanda]].|kiri]]
Berkat peperangan demi peperangan yang telah dimenangkan oleh pasukan Belanda serta keberhasilan penundukan daerah-daerah yang memberontak kepada pemerintah kolonial, sebagian besar wilayah di [[Nusantara]] dapat dianeksasi ke dalam wilayah kolonial [[Hindia Belanda]]. Akibatnya, beberapa penguasa negara berdaulat (pada saat itu) yang takut akan kekuatan militer [[Belanda]], seperti penguasa-penguasa di negara [[Kesultanan Tidore|Tidore]] di [[Kepulauan Maluku|Maluku]], [[Kesultanan Pontianak|Pontianak]] di [[Kalimantan]], dan [[Kesultanan Palembang|Palembang]] di [[Sumatra]], menyerah kepada [[Kerajaan Belanda]] demi menghindari penaklukan atas wilayahnya oleh pasukan Belanda dan agar mereka mampu merundingkan perjanjian damai yang lebih baik di bawah kekuasaan kolonial. Pada tahun 1920-an, wilayah barat [[Pulau Papua]] dimasukkan ke dalam kelola administrasi kolonial Belanda, sehingga sejak masa ini [[Hindia Belanda]] telah mencakup seluruh wilayah yang kelak menjadi [[negara berdaulat|negara]] Republik Indonesia modern.<ref name="vickers-id" />
 
Baris 331:
Pada tanggal 23 Mei 1914, [[Henk Sneevliet]], seorang [[Komunisme|komunis]], membentuk suatu [[serikat pekerja]] yang bernama [[Indische Sociaal-Democratische Vereeniging|Indische Sociaal Democratische Vereeniging]] (ISDV; [[Terjemahan harfiah|harfiah]]: "Perhimpunan Demokrat Sosial Hindia"), yang didukung oleh [[Partai Buruh Demokrat Sosial (Belanda)|Partai Buruh Demokrat Sosial Belanda]] (SDAP), dengan tujuan menyebarkan paham-paham [[komunisme]], khususnya [[marxisme]], untuk membangkitkan semangat menentang pemerintah kolonial.<ref>{{Cite web |url=http://www.marxist.com/Asia/earlyPKI.html |title=marxist.com |access-date=2023-06-16 |archive-date=2009-03-17 |archive-url=https://web.archive.org/web/20090317064751/http://www.marxist.com/Asia/earlyPKI.html |dead-url=no }}</ref> Tetapi pada tahun 1917, ISDV memisahkan diri dari SDAP. Tidak lama kemudian, ISDV yang awalnya didominasi oleh [[Bangsa Belanda|orang-orang Belanda]] mulai haluan, sehingga kelompok ini didominasi oleh kaum [[pribumi]]. Pada bulan Mei 1920, ISDV berganti nama menjadi [[Partai Komunis Indonesia|Persarekatan Kommunist India]] ([[Ejaan yang Disempurnakan|EYD]]: "Perserikatan Komunis Hindia") dan semakin melebarkan sayap mereka.<ref name="sinaga">{{Cite thesis|last=Sinaga|first=Edward Djanner|title=Communism and the Communist Party in Indonesia|type=MA Thesis|chapter=|url=|author=|year=1960|publisher=George Washington University School of Government|accessdate=|docket=|oclc=}}</ref> Organisasi ini mengganti namanya kembali pada tahun 1924, kali ini menjadi [[Partai Komunis Indonesia|Partij Kommunist Indonesia]] ([[Ejaan yang Disempurnakan|EYD]]: "Partai Komunis Indonesia"; PKI).<ref name="sinaga" />
 
[[Berkas:HOS_Tjokroaminoto,_20_Mei_Pelopor_17_Agustus,_p43.jpg|jmpl|258x258px289x289px|Potret [[Raden Mas|R. M.]] [[Haji (gelar)|H.]] [[Oemar Said Tjokroaminoto]], tokoh sentral pada awal-awal pendirian [[Sarekat Islam]].]]
Lama-kelamaan, [[Sarekat Islam]] akhirnya tetap melebarkan sayapnya hingga masuk ke ranah politik. Di saat yang sama, paham-paham [[komunisme]] mulai masuk melalui tokoh-tokoh muda mereka, yaitu melalui anggota-anggota yang tertarik dengan visi dan pandangan Sneevliet dari ISDV, seperti [[Semaoen]], [[Darsono (politikus)|Darsono]], [[Tan Malaka]], dan [[Alimin]]. Organisasi ini kemudian terpecah menjadi dua kubu, yaitu "SI Merah" yang berhaluan komunisme ([[Politik sayap kiri|sayap kiri]]) dan "SI Putih" yang menentang paham tersebut ([[Politik sayap kanan|sayap kanan]]).<ref>{{Cite web|last=Media|first=Kompas Cyber|date=2021-04-06|title=Sarekat Islam: Latar Belakang, Perkembangan, dan Perpecahan Halaman all|url=https://www.kompas.com/stori/read/2021/04/06/151727679/sarekat-islam-latar-belakang-perkembangan-dan-perpecahan|website=KOMPAS.com|language=id|access-date=2023-05-31|archive-date=2023-05-31|archive-url=https://web.archive.org/web/20230531073937/https://www.kompas.com/stori/read/2021/04/06/151727679/sarekat-islam-latar-belakang-perkembangan-dan-perpecahan|dead-url=no}}</ref> Pada bulan Oktober 1921, para petinggi Sarekat Islam menyatakan bahwa anggota SI tidak boleh memiliki keanggotaan rangkap dengan organisasi lain, sehingga anggota-anggota dari [[Partai Komunis Indonesia|Partij Kommunist Indonesia]], [[Muhammadiyah|Mohammadijah]] ([[Ejaan yang Disempurnakan|EYD]]: "Muhammadiyah"), [[Persatuan Islam|Persatoean Islam]] ([[Ejaan yang Disempurnakan|EYD]]: "Persatuan Islam"), dan organisasi-organisasi lainnya dikeluarkan dari Sarekat Islam karena menolak melepaskan keanggotaan rangkap tersebut. Tokoh-tokoh PKH (turunan ISDV), seperti [[Semaun|Semaoen]] dan [[Darsono (politikus)|Darsono]] terpaksa angkat kaki dari Sarekat Islam.<ref>Jarvis, Helen (1991). Notes and appendices for Tan Malaka, From Jail to Jail. Athens, Ohio: Ohio University Center for International Studies.</ref> Pada tahun 1923, nama organisasi ini diubah menjadi Partai Sarekat Islam, mengukuhkan posisi organisasi ini sebagai [[partai politik]]. Pada tahun 1929, namanya diubah kembali menjadi Partai Sarekat Islam Indonesia untuk memperjelas tujuan memperjuangkan kemerdekaan nasional sebagai tujuan partai.<ref>[[Nugroho Notosusanto]], ''Sejarah Nasional Indonesia untuk Sekolah Lanjutan Tingkat Atas'', 1992.</ref>
 
Baris 345:
Kembali ke [[Kerajaan Belanda]], pada tahun 1926, [[Mohammad Hatta]] diangkat sebagai Ketua Perhimpoenan Indonesia dan sejak dalam kepemimpinannya, organisasi ini semakin gencar menyuarakan dukungan terhadap pergerakan nasional dan mengutuk penindasan pihak pemerintah kolonial di Hindia Belanda.<ref>Majalah Tempo, Edisi Khusus 80 Tahun Sumpah Pemuda, 27 Oktober 2008</ref> Pada Desember 1926, [[Semaoen]] menemui Hatta untuk menawarkan kerja sama pergerakan nasional. Namun, Hatta tidak dapat menyetujui paham komunisme, sehingga kerja sama batal, meskipun pembatalan tersebut mendapat pertentangan dari anggota-anggota yang telah terpapar paham [[komunisme]] dalam Perhimpoenan Indonesia.<ref name="Noer 2012">{{cite book|last=Noer|first=Deliar|year=2012|title=Mohammad Hatta:Hati Nurani Bangsa|location=[[Jakarta]]|publisher=Gramedia Pustaka Utama|isbn=978-979-709-633-5|editor=Jaap Erkelens|ref={{sfnRef|Noer|2012}}|authorlink=Deliar Noer}}</ref> Pada tanggal 23 September 1927, Hatta beserta tiga anggota organisasi lainnya ditangkap dan diadili karena diduga terlibat dalam pemberontakan PKI yang terjadi di Jawa dan Sumatra. Selama di dalam sel tahanan, Hatta menyusun suatu pidato pembelaan diri yang kemudian ia bacakan di depan hakim sidang pledoi pada tanggal 9 Maret 1928. Pidato tersebut kemudian menjadi terkenal dan diberi nama ''Indonesië Vrij'' ("Indonesia Merdeka").<ref>{{Cite web|last=Media|first=Kompas Cyber|date=2022-12-03|title=“Indonesia Merdeka,” Pidato Pembelaan Hatta Saat Ditahan di Belanda Halaman all|url=https://www.kompas.com/stori/read/2022/12/03/070000379/-indonesia-merdeka-pidato-pembelaan-hatta-saat-ditahan-di-belanda|website=KOMPAS.com|language=id|access-date=2023-06-14|archive-date=2023-06-14|archive-url=https://web.archive.org/web/20230614064155/https://www.kompas.com/stori/read/2022/12/03/070000379/-indonesia-merdeka-pidato-pembelaan-hatta-saat-ditahan-di-belanda|dead-url=no}}</ref> Setelah ditahan selama beberapa bulan, Hatta dan ketiga orang lainnya yang ditangkap tersebut akhirnya dibebaskan dari tuduhan pada tanggal 22 Maret karena kurangnya bukti.<ref name="hardjosoediro">{{cite book|last=Soejitno|first=Hardjosoediro|year=1984|title=Kronologi Pergerakan Kemerdekaan Indonesia|location=[[Jakarta]]|publisher=Pradnya Parmita|ref={{sfnRef|Hardjosoediro|1984}}}}</ref> Pada tahun 1931, Hatta mundur dari jabatan sebagai ketua agar di dapat lebih berfokus pada pendidikannya, tetapi Hatta tetap berkomitmen akan membantu urusan internal organisasi. Namun, keputusan tersebut membuka kesempatan bagi para komunis yang menjadi anggota organisasi untuk menguasai Perhimpoenan Indonesia. Tidak lama kemudian, Hatta bersama beberapa tokoh berpaham [[nasionalisme]] lainnya dikeluarkan dari organisasi dan Perhimpoenan Indonesia akhirnya menjadi sebuah "organisasi boneka" di bawah Partai Komunis Belanda.<ref name="hardjosoediro" />
 
[[Berkas:COLLECTIE_TROPENMUSEUM_Technische_Hogeschool_aan_het_IJzermanpark_te_Bandung_Java_TMnr_10002359.jpg|jmpl|300x300px311x311px|[[Technische Hoogeschool te Bandoeng]], tempat [[Soekarno]] mengenyam [[Perguruan tinggi|pendidikan tinggi]] jurusan [[teknik sipil]] pada tahun 1921–1926. [[Sekolah tinggi]] ini menjadi lokasi berdirinya [[Institut Teknologi Bandung]] (ITB) modern.]]
Terinspirasi oleh Indonesische Studieclub (Kelompok Studi Indonesia) yang dibentuk oleh [[Soetomo]] sewaktu menjadi pengajar di [[Nederlandsch-Indische Artsen School]] ("Sekolah Dokter Hindia Belanda", sekarang Fakultas Kedokteran [[Universitas Airlangga]]) di [[Kota Surabaya|Surabaya]] pada tahun 1924,<ref>{{Cite web|last=Maulana|first=Doni|date=2018-04-18|title=Indonesische Studieclub (lSC)|url=https://dinaskebudayaan.jakarta.go.id/encyclopedia/blog/2018/04/Indonesische-Studieclub-lSC|website=Data dan Informasi|language=en-US|access-date=2023-06-13|archive-date=2023-06-13|archive-url=https://web.archive.org/web/20230613053758/https://dinaskebudayaan.jakarta.go.id/encyclopedia/blog/2018/04/Indonesische-Studieclub-lSC|dead-url=no}}</ref> [[Soekarno]], yang pada saat itu tengah mengenyam [[pendidikan tinggi]] di [[Technische Hoogeschool te Bandoeng]] ("Sekolah Tinggi Teknik di Bandung", sekarang [[Institut Teknologi Bandung]]), mendirikan suatu kelompok yang terdiri dari [[mahasiswa]] sekolah teknik tersebut pada bulan November 1925, yang diberi nama [[Algemeene Studieclub]] (Kelompok Studi Umum). Pada tanggal 4 Juli 1927, Soekarno bersama [[Tjipto Mangoenkoesoemo]], [[Sartono (politikus)|Sartono]], dan [[Iskak Tjokroadisurjo|Iskaq Tjokrohadisoerjo]], mendirikan [[Partai Nasional Indonesia|Persarekatan National Indonesia]] ([[Ejaan yang Disempurnakan|EYD]]: "Perserikatan Nasional Indonesia"), sementara Algemeene Studieclub dilebur oleh Soekarno ke dalam organisasi ini. Pada bulan Mei 1928, organisasi ini mengganti namanya menjadi [[Partai Nasional Indonesia|Partij National Indonesia]] ([[Ejaan yang Disempurnakan|EYD]]: "Partai Nasional Indonesia"; PNI) sekaligus memaklumkan tujuan partai, yaitu memperjuangkan kebebasan ekonomi dan kemerdekaan politik atas wilayah [[Hindia Belanda]] tidak melalui kerja sama dengan rezim kolonial Belanda.<ref>{{Cite web|date=2016-07-15|title=Riwayat Berdirinya PNI|url=https://historia.id/politik/articles/riwayat-berdirinya-pni-PGj0V|website=Historia - Majalah Sejarah Populer Pertama di Indonesia|language=id-ID|access-date=2021-07-27|archive-date=2023-06-14|archive-url=https://web.archive.org/web/20230614025110/https://historia.id/politik/articles/riwayat-berdirinya-pni-PGj0V|dead-url=no}}</ref> Pertumbuhan anggota PNI yang signifikan membuat pemerintah kolonial merasa terancam, sehingga pada bulan Desember 1929, Soekarno dan beberapa petinggi partai ditangkap dan diadili dengan tuduhan mengganggu ketertiban umum dan persekongkolan untuk [[Kudeta|menggulingkan pemerintah kolonial]]. Dalam suatu sidang pledoi pada tanggal 18 Agustus 1930 di [[Landraad]] [[Kota Bandung|Bandung]] (sekarang [[Gedung Indonesia Menggugat]]), Soekarno memberikan pembelaan dirinya di hadapan hadirin sidang dalam bentuk sebuah pidato, yang saat ini dikenal dengan nama ''[[Indonesia Menggugat]]''.<ref name="academia">{{cite web|author=Yance Arizona|title=Indonesia Menggugat|url=http://www.academia.edu/4648293/Indonesia_Menggugat_|accessdate=29 Mei 2014|archive-date=2023-06-13|archive-url=https://web.archive.org/web/20230613164027/https://www.academia.edu/4648293/Indonesia_Menggugat_|dead-url=no}}</ref><ref>{{Cite web|last=Media|first=Kompas Cyber|date=2022-08-08|title=Isi Pidato Indonesia Menggugat Halaman all|url=https://www.kompas.com/stori/read/2022/08/08/193919879/isi-pidato-indonesia-menggugat|website=KOMPAS.com|language=id|access-date=2023-06-13|archive-date=2023-06-13|archive-url=https://web.archive.org/web/20230613164031/https://www.kompas.com/stori/read/2022/08/08/193919879/isi-pidato-indonesia-menggugat|dead-url=no}}</ref>
 
Baris 363:
{{utama|Sejarah Nusantara (1942–1945)|Proklamasi Kemerdekaan Indonesia}}
[[Berkas:Indonesia declaration of independence 17 August 1945.jpg|jmpl|Foto Presiden Soekarno dan ketika memproklamasikan kemerdekaan Indonesia, yang disaksikan oleh hadirin.|250x250px]]
Pada masa [[Perang Dunia II]], sewaktu Belanda sedang diduduki oleh [[Jerman Nazi]], [[Jepang|Kekaisaran Jepang]] berhasil menguasai Indonesia. Setelah mendapatkan Indonesia pada tahun 1942, Jepang melihat bahwa para pejuang Indonesia merupakan rekan perdagangan yang kooperatif dan bersedia mengerahkan prajurit bila diperlukan. [[Soekarno]], [[Hatta|Mohammad Hatta]], [[Mas Mansur, Kiai Haji|KH. Mas Mansur]], dan [[Ki Hajar Dewantara]] diberikan penghargaan oleh [[Hirohito|Kaisar Jepang]] pada tahun 1943.<ref>{{factCite journal|last=*|first=Robiyanoor|date=2023-01-07|title=ANALISIS NORMATIF PENEGAKAN HUKUM PADA KEJAHATAN PERIKANAN SETELAH PEMBERLAKUAN UNDANG-UNDANG NOMOR 45 TAHUN 2009|url=http://dx.doi.org/10.59900/pbelida.v2i2.93|journal=Jurnal Penelitian Belida Indonesia|volume=2|issue=2|doi=10.59900/pbelida.v2i2.93|issn=2809-1086}}</ref>
 
Pada Maret 1945 Jepang membentuk sebuah komite untuk kemerdekaan Indonesia. Setelah [[Perang Pasifik]] berakhir pada tahun 1945, di bawah tekanan organisasi pemuda, Soekarno-Hatta [[Proklamasi Kemerdekaan Indonesia|memproklamasikan]] kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945.
Baris 413:
{{lihat juga|Asia#Peta|Daftar pulau di Indonesia menurut provinsi}}
 
[[Berkas:Gunung Palung Jungle.jpg|jmpl|Hutan hujan di [[Taman Nasional Gunung Palung]], [[Kalimantan Barat]].|250x250px189x189px]]
Indonesia merupakan [[negara kepulauan]] terbesar di dunia yang berada di [[Asia Tenggara]],<ref>{{Cite book|last=Morgan|first=Sally|date=2007|url=https://www.google.co.id/books/edition/Indonesia/EReyAAAACAAJ|title=Indonesia|location=London|publisher=Wayland|isbn=978-0-7502-4747-4|oclc=123798216|url-status=live}}</ref> dan terletak di antara benua [[Asia]] dan benua [[Australia]]/[[Oseania]], serta di antara [[Samudra Hindia]] dan [[Samudra Pasifik]]. Negara ini memiliki 17.504 pulau yang menyebar di sekitar [[khatulistiwa]]; sebanyak 16.056 [[pulau]] telah dibakukan namanya,<ref>{{Cite web|last=|first=|date=19 Agustus 2017|title=PBB Verifikasi 16.056 Nama Pulau Indonesia|url=https://maritim.go.id/pbb-verifikasi-16-056-nama-pulau-indonesia/|website=Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi|language=|archive-url=https://web.archive.org/web/20210810110125/https://maritim.go.id/pbb-verifikasi-16-056-nama-pulau-indonesia/|archive-date=10 Agustus 2021|access-date=10 Agustus 2021}}</ref> dan sekitar 6.000 pulau tidak berpenghuni.<ref name="Indonesia Regions">{{cite press release|publisher=International Monetary Fund|url=http://www.imf.org/external/pubs/ft/weo/2006/01/data/dbcoutm.cfm?SD=2005&ED=2005&R1=1&R2=1&CS=3&SS=2&OS=C&DD=0&OUT=1&C=536&S=PPPWGT-PPPPC&RequestTimeout=120&CMP=0&x=45&y=5 Estimate|accessdate=5 Oktober 2006|title=World Economic Outlook Database|date=April 2006|archive-url=https://web.archive.org/web/20180501013111/http://www.imf.org/external/pubs/ft/weo/2006/01/data/dbcoutm.cfm?SD=2005|archive-date=1 Mei 2018}} {{Cite web |url=http://www.imf.org/external/pubs/ft/weo/2006/01/data/dbcoutm.cfm?SD=2005 |title=Salinan arsip |access-date=2008-07-29 |archive-date=2018-05-01 |archive-url=https://web.archive.org/web/20180501013111/http://www.imf.org/external/pubs/ft/weo/2006/01/data/dbcoutm.cfm?SD=2005 |dead-url=unfit }}</ref><ref>{{cite web|first=Hendriawan|title=Indonesia Regions|publisher= Indonesia Business Directory|url= http://www.indonext.com/Regions/|accessdate= 24 April 2007|archive-date= 28 Desember 2005|archive-url= https://web.archive.org/web/20051228011848/http://www.indonext.com/Regions/|dead-url= no}}</ref> Pulau-pulau besar di Indonesia yaitu [[Sumatra]], [[Jawa]], [[Kalimantan]] (berbagi dengan Malaysia dan Brunei Darussalam), [[Sulawesi]], dan [[Pulau Papua|Papua]] (berbagi dengan [[Papua Nugini]]).
[[Berkas:21 Cyathea Papua Rain Forest Papua-Indonesia.jpg|jmpl|189x189px|[[Hutan tropis dan subtropis basah berdaun lebar|Hutan Tropis]] Dataran Tinggi di [[Papua]]]]
 
Indonesia berada pada koordinat antara antara 6° 04' 30" LU dan 11° 00' 36" LS serta antar 94° 58' 21" dan 141° 01' 10" BT,{{sfn|BPS|2021|p=5}} yang membentang sepanjang 5.120 kilometer (3.181 mil) dari timur ke barat serta 1.760 kilometer (1.094 mil) dari utara ke selatan.<ref>{{Cite book|last1=Frederick|first1=William H.|last2=Worden|first2=Robert L.|date=1993|url=https://books.google.com/books?id=6dgmXWMgWcwC&pg=PA98|title=Indonesia: A Country Study|location=Washington, D.C.|publisher=Federal Research Division, Library of Congress|isbn=9780844407906|series=Area Handbook Series|volume=550|page=98|language=en|access-date=2021-08-10|archive-date=2023-01-20|archive-url=https://web.archive.org/web/20230120071717/https://books.google.com/books?id=6dgmXWMgWcwC&pg=PA98|dead-url=no}}</ref> Luas daratan Indonesia adalah 1.916.906,77&nbsp;km²,{{sfn|BPS|2020|p=3}} sementara luas perairannya sekitar 3.110.000&nbsp;km² dengan garis pantai sepanjang 108 ribu km.<ref>{{Cite web|last=|first=|date=10 Agustus 2018|title=Menko Maritim Luncurkan Data Rujukan Wilayah Kelautan Indonesia|url=https://maritim.go.id/menko-maritim-luncurkan-data-rujukan-wilayah-kelautan-indonesia/|website=Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi.|access-date=10 Agustus 2021|archive-date=2021-08-13|archive-url=https://web.archive.org/web/20210813170824/https://maritim.go.id/menko-maritim-luncurkan-data-rujukan-wilayah-kelautan-indonesia/|dead-url=no}}</ref> Batas wilayah Indonesia diukur dari kepulauan dengan menggunakan teritorial laut 12 [[mil laut]] serta zona ekonomi eksklusif 200 [[mil laut]],<ref>[https://web.archive.org/web/20080316143137/http://www.un.org/Depts/los/convention_agreements/texts/unclos/part5.htm Article 55], 1982 UN Convention on the Law of The Sea.</ref> searah penjuru mata angin, yaitu:
 
Baris 428:
=== Iklim ===
{{main|Iklim Indonesia|Perubahan iklim di Indonesia}}
[[Berkas:Koppen-Geiger_Map_IDN_present.svg|jmpl|kiri|Peta [[Klasifikasi iklim Köppen|klasifikasi Iklim Köppen]] Indonesia.|500x500px415x415px]]
Secara umum, Indonesia beriklim [[Tropika|tropis]] (kelompok A dalam [[klasifikasi iklim Köppen]]; meskipun ada wilayah dengan tipe iklim yang berbeda).<ref>{{Cite journal|last=Beck|first=Hylke E.|last2=Zimmermann|first2=Niklaus E.|last3=McVicar|first3=Tim R.|last4=Vergopolan|first4=Noemi|last5=Berg|first5=Alexis|last6=Wood|first6=Eric F.|date=2018|title=Present and future Köppen-Geiger climate classification maps at 1-km resolution|url=http://www.nature.com/articles/sdata2018214|journal=Scientific Data|volume=5|issue=1|pages=180214|doi=10.1038/sdata.2018.214|issn=2052-4463|pmc=PMC6207062|pmid=30375988|access-date=2021-08-10|archive-date=2021-08-10|archive-url=https://web.archive.org/web/20210810234153/https://www.nature.com/articles/sdata2018214|dead-url=no}}</ref><ref>{{Cite journal|last=Beck|first=Hylke E.|last2=Zimmermann|first2=Niklaus E.|last3=McVicar|first3=Tim R.|last4=Vergopolan|first4=Noemi|last5=Berg|first5=Alexis|last6=Wood|first6=Eric F.|date=2020|title=Publisher Correction: Present and future Köppen-Geiger climate classification maps at 1-km resolution|url=http://www.nature.com/articles/s41597-020-00616-w|journal=Scientific Data|volume=7|issue=1|pages=274|doi=10.1038/s41597-020-00616-w|issn=2052-4463|pmc=PMC7431407|pmid=32807783|access-date=2021-08-10|archive-date=2021-08-10|archive-url=https://web.archive.org/web/20210810234152/https://www.nature.com/articles/s41597-020-00616-w|dead-url=no}}</ref> Perairan yang hangat di wilayah Indonesia sangat berperan dalam menjaga suhu di darat tetap konstan, dengan rerata suhu di wilayah pesisir sebesar 28&nbsp;°C, di wilayah pedalaman dan dataran tinggi sebesar 26&nbsp;°C , serta di wilayah pegunungan sebesar 23&nbsp;°C. Kelembapan berkisar antara 70 hingga 90%.<ref name="weather-online">{{Cite web|title=Climate of the World: Indonesia|url=https://www.weatheronline.co.uk/reports/climate/Indonesia.htm|website=Weather Online|language=|access-date=10 Agustus 2021|archive-date=2021-08-12|archive-url=https://web.archive.org/web/20210812211900/https://www.weatheronline.co.uk/reports/climate/Indonesia.htm|dead-url=no}}</ref>
 
Faktor utama yang memengaruhi iklim Indonesia bukanlah suhu udara ataupun tekanan udara, melainkan [[Presipitasi (meteorologi)|curah hujan]]. Variasi musim di Indonesia, yaitu [[musim hujan]] dan [[musim kemarau]], berkaitan dengan pergerakan angin [[muson]]. Angin muson barat yang bertiup dari Asia ke Australia melalui Indonesia pada bulan Oktober hingga Februari mengakibatkan curah hujan yang tinggi, terutama di Indonesia bagian barat. Sementara itu, angin muson timur yang bergerak ke arah sebaliknya pada bulan April hingga Agustus tidak banyak membawa uap air dan menurunkan hujan. Selain itu, ada pula musim peralihan ketika matahari melintasi khatulistiwa yang mengakibatkan angin bertiup lemah dan bergerak tak menentu.<ref>{{Cite journal|last=Yananto|first=Ardila|last2=Sibarani|first2=Rini Mariana|date=2016|title=Analisis Kejadian El Nino dan Pengaruhnya terhadap Intensitas Curah Hujan di Wilayah Jabodetabek (Studi Kasus: Periode Puncak Musim Hujan Tahun 2015/2016)|url=http://ejurnal.bppt.go.id/index.php/JSTMC/article/view/541|journal=Jurnal Sains & Teknologi Modifikasi Cuaca|volume=17|issue=2|pages=65|doi=10.29122/jstmc.v17i2.541|issn=2549-1121|access-date=2021-08-10|archive-date=2021-08-10|archive-url=https://web.archive.org/web/20210810143509/https://ejurnal.bppt.go.id/index.php/JSTMC/article/view/541|dead-url=no}}</ref><ref>{{Cite book|last=Wyrtki|first=Klaus|date=1961|url=https://escholarship.org/content/qt49n9x3t4/qt49n9x3t4.pdf|title=Physical oceanography of the Southeast Asian waters|location=La Jolla, Calif.|publisher=Scripps Institution of Oceanography|oclc=5116526|url-status=live|access-date=2021-08-10|archive-date=2021-08-10|archive-url=https://web.archive.org/web/20210810145548/https://escholarship.org/content/qt49n9x3t4/qt49n9x3t4.pdf|dead-url=no}}</ref> Meskipun demikian, tidak semua wilayah Indonesia memiliki pola curah hujan yang sama. Selain daerah musonal, ada pula daerah ekuatorial yang dipengaruhi [[Daerah Pertemuan Angin Antar Tropis|daerah pertemuan angin antartropis]], serta daerah lokal yang polanya berkebalikan dengan pola musonal.<ref>{{Cite book|last=Aldrian|first=E.|last2=Karmini|first2=M.|last3=Budiman|date=2011|url=https://www.researchgate.net/profile/Edvin-Aldrian/publication/309721670_Adaptasi_dan_Mitigasi_Perubahan_Iklim_di_Indonesia/links/581ec39c08aea429b295db6b/Adaptasi-dan-Mitigasi-Perubahan-Iklim-di-Indonesia.pdf|title=Adaptasi dan Mitigasi Perubahan Iklim di Indonesia|location=Jakarta|publisher=Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika|pages=19-21|url-status=live|access-date=2021-08-11|archive-date=2021-08-11|archive-url=https://web.archive.org/web/20210811000710/https://www.researchgate.net/profile/Edvin-Aldrian/publication/309721670_Adaptasi_dan_Mitigasi_Perubahan_Iklim_di_Indonesia/links/581ec39c08aea429b295db6b/Adaptasi-dan-Mitigasi-Perubahan-Iklim-di-Indonesia.pdf|dead-url=no}}</ref><ref>{{Cite journal|last=Aldrian|first=Edvin|last2=Dwi Susanto|first2=R.|date=2003|title=Identification of three dominant rainfall regions within Indonesia and their relationship to sea surface temperature|url=https://onlinelibrary.wiley.com/doi/10.1002/joc.950|journal=International Journal of Climatology|volume=23|issue=12|pages=1435–1452|doi=10.1002/joc.950|issn=0899-8418}}</ref>
[[Berkas:Sudirman Range.jpg|jmpl|254x254px|''[[Pemanasan global]] yang terjadi di seluruh dunia berdampak pada mencairnya “salju abadi” di Puncak Jaya''<ref>{{Cite web|last=Sugiarto|first=Ari|date=2019-03-09|title=Pemanasan Global di Sumatera Selatan dan Peningkatan Suhu Udara yang Terjadi: Pemodelan Pengaruhnya Terhadap Transpirasi Lansium domesticum Corr.|url=http://dx.doi.org/10.31227/osf.io/st4eh|website=dx.doi.org|access-date=2024-03-08}}</ref> '',''[[Papua]] dan merupakan gunung tertinggi di Indonesia.]]
 
Beberapa penelitian memproyeksikan Indonesia [[Perubahan iklim di Indonesia|terdampak perubahan iklim]].<ref>{{Cite book|last=Overland|first=Indra|date=2017|url=https://www.researchgate.net/publication/320622312_Impact_of_Climate_Change_on_ASEAN_International_Affairs_Risk_and_Opportunity_Multiplier|title=Impact of Climate Change on ASEAN International Affairs: Risk and Opportunity Multiplier|publisher=Norwegian Institute of International Affairs (NUPI) dan Myanmar Institute of International and Strategic Studies (MISIS)|url-status=live|access-date=2021-08-10|archive-date=2020-07-28|archive-url=https://web.archive.org/web/20200728065717/https://www.researchgate.net/publication/320622312_Impact_of_Climate_Change_on_ASEAN_International_Affairs_Risk_and_Opportunity_Multiplier|dead-url=no}}</ref> Dampak buruk yang ditimbulkan di antaranya kenaikan suhu rata-rata sekitar 1&nbsp;°C pada pertengahan abad ini akibat emisi yang tidak berkurang,<ref>{{Cite web|title=Climate Impact Map|url=https://www.impactlab.org/map/#usmeas=absolute&usyear=1981-2010&gmeas=change-from-hist&gyear=2080-2099&tab=global&gvar=tasmax-over-95F&gprob=0.5&grcp=rcp85|publisher=Climate Impact Lab|access-date=18 November 2018|archive-date=2021-08-10|archive-url=https://web.archive.org/web/20210810205627/https://impactlab.org/map/#usmeas=absolute&usyear=1981-2010&gmeas=change-from-hist&gyear=2080-2099&tab=global&gvar=tasmax-over-95F&gprob=0.5&grcp=rcp85|dead-url=no}}</ref><ref name="climate-id">{{cite web|last=Case|first=M.|last2=Ardiansyah|first2=F.|date=14 November 2007|title=Climate Change in Indonesia: Implications for Humans and Nature|url=http://awsassets.panda.org/downloads/inodesian_climate_change_impacts_report_14nov07.pdf|publisher=World Wide Fund for Nature|archive-url=https://web.archive.org/web/20180219103237/http://awsassets.panda.org/downloads/inodesian_climate_change_impacts_report_14nov07.pdf|archive-date=19 Februari 2018|access-date=18 November 2018|last3=Spector|first3=E.|url-status=live}}</ref> peningkatan frekuensi kekeringan dan kekurangan pangan (akibat perubahan curah hujan dan pola musim yang memengaruhi pertanian), serta berbagai penyakit dan kebakaran hutan.<ref name="climate-id" /> [[Kenaikan permukaan laut|Naiknya permukaan air laut]] juga mengancam sebagian besar penduduk Indonesia yang tinggal di daerah pesisir.<ref name="climate-id" /><ref>{{Cite web|date=29 Oktober 2019|title=Report: Flooded Future: Global vulnerability to sea level rise worse than previously understood|url=https://climatecentral.org/news/report-flooded-future-global-vulnerability-to-sea-level-rise-worse-than-previously-understood|publisher=Climate Central|archive-url=https://web.archive.org/web/20191102025006/https://climatecentral.org/news/report-flooded-future-global-vulnerability-to-sea-level-rise-worse-than-previously-understood|archive-date=2 November 2019|access-date=5 November 2019|url-status=live}}</ref><ref>{{cite web|last1=Lin|first1=Mayuri Mei|last2=Hidayat|first2=Rafki|date=13 Agustus 2018|title=Jakarta, the fastest-sinking city in the world|url=https://www.bbc.com/news/world-asia-44636934|publisher=BBC|archive-url=https://web.archive.org/web/20181018234203/https://www.bbc.com/news/world-asia-44636934|archive-date=18 Oktober 2018|access-date=19 November 2018|url-status=live}}</ref> Penduduk prasejahtera mungkin merupakan kelompok yang paling terpengaruh oleh perubahan iklim.<ref>{{cite web|date=April 2011|title=Indonesia: Climate Risk and Adaptation Country Profile|url=http://sdwebx.worldbank.org/climateportal/countryprofile/doc/GFDRRCountryProfiles/wb_gfdrr_climate_change_country_profile_for_IDN.pdf|publisher=World Bank|archive-url=https://web.archive.org/web/20171206014747/http://sdwebx.worldbank.org/climateportal/countryprofile/doc/GFDRRCountryProfiles/wb_gfdrr_climate_change_country_profile_for_IDN.pdf|archive-date=6 Desember 2017|access-date=18 November 2018|url-status=live}}</ref>
 
Baris 728:
Pada masa pemerintahan Orde Lama, Indonesia tidak seutuhnya mengadaptasi sistem ekonomi kapitalis, namun juga memadukannya dengan nasionalisme ekonomi. Pemerintah yang belum berpengalaman, masih ikut campur tangan ke dalam beberapa kegiatan produksi yang berpengaruh bagi masyarakat banyak. Hal tersebut, ditambah pula kemelut politik, mengakibatkan terjadinya ketidakstabilan pada ekonomi negara.<ref name="SCHWARZ">Schwarz, A. (1994). ''A Nation in Waiting: Indonesia in the 1990s''. Westview Press. ISBN 1-86373-635-2, pp. 52–57.</ref>
 
Pemerintahan Orde Baru segera menerapkan disiplin ekonomi yang bertujuan menekan angka [[inflasi]], menstabilkan mata uang, penjadwalan ulang [[utang luar negeri]], dan berusaha menarik bantuan dan investasi asing.<ref name="SCHWARZ" /> Pada era tahun 1970-an harga [[minyak bumi]] yang meningkat menyebabkan melonjaknya nilai ekspor, dan memicu tingkat pertumbuhan ekonomi rata-rata yang tinggi sebesar 7% antara tahun 1968 sampai 1981.<ref name="SCHWARZ" /> Reformasi ekonomi lebih lanjut menjelang akhir tahun 1980-an, antara lain berupa deregulasi sektor keuangan dan pelemahan nilai rupiah yang terkendali,<ref name="SCHWARZ" /> selanjutnya mengalirkan investasi asing ke Indonesia khususnya pada industri-industri berorientasi ekspor pada antara tahun 1989 sampai 1997<ref>{{cite web
|title = Indonesia: Country Brief
|work = Indonesia:Key Development Data & Statistics
Baris 976:
=== Pendidikan dan kesehatan ===
{{utama|Pendidikan di Indonesia|Kesehatan di Indonesia}}
[[Berkas:Gedung Pusat Universitas Gadjah Mada 2.jpg|jmpl|Gedung Pusat [[Universitas Gadjah Mada]] di [[Yogyakarta]].|250x250px275x275px]]
Sesuai dengan konstitusi yang berlaku,{{sfn|UUD 1945|loc=Pasal 31 ayat (4)}} serta Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Pemerintah Indonesia baik pusat maupun daerah wajib mengalokasikan anggaran untuk pendidikan sebesar 20% dari [[Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Indonesia|APBN]] dan [[Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah|APBD]] di luar gaji pendidik dan biaya kedinasan. Semua penduduk wajib mengikuti program [[wajib belajar]] sembilan tahun, yang meliputi enam tahun di [[sekolah dasar]] dan tiga tahun di [[sekolah menengah pertama]].<ref>{{cite web|last1=Al-Samarrai|first1=Samer|last2=Cerdan-Infantes|first2=Pedro|date=9 Maret 2013|title=Awakening Indonesia's Golden Generation: Extending Compulsory Education from 9 to 12 Years|url=http://blogs.worldbank.org/education/awakening-indonesia-s-golden-generation-extending-compulsory-education-9-12-years|publisher=The World Bank Blog|archive-url=https://web.archive.org/web/20171010151231/http://blogs.worldbank.org/education/awakening-indonesia-s-golden-generation-extending-compulsory-education-9-12-years|archive-date=10 Oktober 2017|access-date=10 Oktober 2017|url-status=live}}</ref> Pada 2018, tingkat partisipasi penduduk sebesar 93% untuk pendidikan dasar, 79% untuk pendidikan menengah, dan 36% untuk pendidikan tinggi, sementara tingkat melek huruf adalah 96%.<ref name="unesco-id">{{cite web|date=27 November 2016|title=Indonesia|url=http://uis.unesco.org/en/country/id|publisher=UNESCO Institute for Statistics|access-date=5 September 2020}}</ref> Pemerintah menghabiskan sekitar 3,6% dari PDB atau 20,5% dari anggaran negara (2015) untuk pendidikan.<ref name="unesco-id" /> Pada tahun 2018, terdapat lebih dari 4.500 perguruan tinggi di Indonesia,<ref>{{cite web|date=29 Mei 2018|title=Is Indonesia Ready for International Branch Campuses?|url=https://www.insidehighered.com/blogs/world-view/indonesia-ready-international-branch-campuses|website=Inside Higher Ed|archive-url=https://web.archive.org/web/20180530035730/https://www.insidehighered.com/blogs/world-view/indonesia-ready-international-branch-campuses|archive-date=30 Mei 2018|access-date=18 November 2018|url-status=live}}</ref> dengan universitas terkemuka (seperti [[Universitas Indonesia]], [[Institut Teknologi Bandung]], [[Universitas Gadjah Mada]], dan lainnya) berlokasi di Pulau Jawa.<ref>{{cite web|date=4 Mei 2018|title=Indonesia's Unequal Higher Education|url=https://www.asiasentinel.com/p/indonesia-unequal-higher-education|website=Asia Sentinel|archive-url=https://web.archive.org/web/20200924060508/https://www.asiasentinel.com/p/indonesia-unequal-higher-education|archive-date=24 September 2020|access-date=3 Desember 2020|url-status=live}}</ref>
 
Baris 1.209:
 
=== Olahraga ===
{{utama|Olahraga Indonesia}}{{double image|left|PertandinganIndonesia-Brunei persahabatan17 SepakOctober Bola2023 Lokal36.jpg|200|Badminton at the 2012 Summer Olympics 9136.jpg|200|Tim [[Sepak bola]] dan [[bulu tangkis]], dua olahraga paling populer di Indonesia.}}Olahraga yang paling populer di Indonesia adalah [[sepak bola]] dan [[bulu tangkis]].{{fact}} [[Liga 1|BRI Liga 1]] adalah liga klub sepak bola utama di Indonesia.{{fact}} Olahraga tradisional Indonesia termasuk [[sepak takraw]] dan [[karapan sapi]]. Di wilayah dengan sejarah perang antar suku, kontes pertarungan diadakan, seperti ''caci'' di [[Flores]], dan [[pasola]] di [[Sumba]]. [[Pencak silat]] adalah seni bela diri yang unik yang berasal dari wilayah Indonesia. Seni bela diri ini kadang-kadang ditampilkan pada acara-acara pertunjukkan yang biasanya diikuti dengan musik tradisional Indonesia berupa [[Gamelan]] dan seni musik tradisional lainnya sesuai dengan daerah asalnya. Olahraga di Indonesia biasanya berorientasi pada pria dan olahraga spektator sering berhubungan dengan judi yang ilegal di Indonesia.<ref>{{cite book
|last = Witton
|first = Patrick
Baris 1.220:
}}</ref>
 
Di ajang kompetisi multi cabang, prestasi atlet-atlet Indonesia tidak terlalu mengesankan. Di [[Olimpiade]], prestasi terbaik Indonesia diraih pada saat [[Olimpiade 1992]], di mana Indonesia menduduki peringkat 24 dengan meraih 2 [[emas]] 2 [[perak]] dan 1 [[perunggu]], kelima medali tersebut diraih melalui cabang [[Bulu tangkis pada Olimpiade Musim Panas 1992|bulu tangkis]]. Pada era 1960 hingga 2000, Indonesia merajai [[bulu tangkis]]. Atlet-atlet putra Indonesia seperti [[Rudi Hartono]], [[Liem Swie King]], [[Icuk Sugiarto]], [[Alan Budikusuma]], [[Ricky Subagja]], dan [[Rexy Mainaky]] merajai kejuaraan-kejuaraan dunia. [[Rudi Hartono]] yang dianggap sebagai maestro [[bulu tangkis]] dunia, menjadi juara [[All England]] terbanyak sepanjang sejarah perbulu tangkisan Indonesia. Ia meraih 8 gelar juara, dengan 7 gelar diraihnya secara berturut-turut. Selain [[bulu tangkis]], atlet-atlet tinju Indonesia juga mampu meraih gelar juara dunia, seperti [[Elyas Pical]], [[Nico Thomas]],<ref>[http://www.surya.co.id/2009/03/27/elyas-pical-dapat-penghargaan.html Elyas Pical Dapat Penghargaan]{{Pranala mati|date=Februari 2021 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}. ''[[Surya (surat kabar)|Surya]]'', [[27 Maret]] [[2009]]. Diakses pada [[10 September]] [[2010]].</ref> dan [[Chris John (petinju)|Chris John]].<ref>Afriatni, Ami. [http://www.tempointeraktif.com/hg/olahraga/2007/08/19/brk,20070819-105865,id.html Petinju Chris John Sukses Pertahankan Gelar Juara Dunia] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20081210165314/http://www.tempointeraktif.com/hg/olahraga/2007/08/19/brk,20070819-105865,id.html |date=2008-12-10 }}. ''[[Koran Tempo|Tempo]]'', [[19 Agustus]] 2007. Diakses pada [[10 September]] 2010.</ref> dalam ajang [[sepak bola]] internasional, [[Tim nasional sepak bola Indonesia|Timnas]] Indonesia (Hindia Belanda) adalah tim Asia pertama yang berpartisipasi di [[Piala Dunia FIFA 1938|Piala Dunia]] pada tahun 1938 di [[Prancis]].<ref>{{Cite news|url=https://www.cnnindonesia.com/olahraga/20180423105701-142-292771/jejak-bersejarah-hindia-belanda-di-piala-dunia-1938|title=Jejak Bersejarah Hindia Belanda di Piala Dunia 1938|date=23 April 2018|work=[[CNN Indonesia]]|language=id-ID|access-date=21 Februari 2020|archive-date=2020-02-16|archive-url=https://web.archive.org/web/20200216065837/https://www.cnnindonesia.com/olahraga/20180423105701-142-292771/jejak-bersejarah-hindia-belanda-di-piala-dunia-1938|dead-url=no}}</ref>.Timnas sepak bola dan federasi kita sedang berbenah dengan pemain muda. [[Piala Asia AFC|Piala Asia]]
 
=== Seni musik ===
{{utama|Musik Indonesia}}
[[Berkas:Angklung.webm|jmpl|275x275px235x235px|Permainan musik [[angklung]].]]
Seni musik di Indonesia, baik tradisional maupun modern sangat banyak terbentang dari [[Sabang]] hingga [[Merauke]]. Setiap provinsi di Indonesia memiliki [[musik tradisional]] dengan ciri khasnya tersendiri. Musik tradisional termasuk juga [[Keroncong]] yang berasal dari keturunan [[Portugis]] di daerah [[Kampung Tugu|Tugu]], [[Jakarta]],<ref>{{Cite news|url = http://www2.kompas.com/kompas-cetak/0404/28/metro/996265.htm
|title = Kampung Tugu, Menyimpan Kenangan Sejarah
Baris 1.287:
=== Kuliner ===
{{utama|Masakan Indonesia}}
[[Berkas:Nasi Goreng in Bali.jpg|kiri|jmpl|250x250px206x206px|[[Nasi goreng]], salah satu [[Hidangan Indonesia|makanan yang berasal dari Indonesia]].]]
[[Masakan Indonesia]] bervariasi bergantung pada wilayahnya.<ref>{{cite book
|last = Witton
Baris 1.307:
 
Sepanjang sejarah, Indonesia telah menjadi tempat perdagangan antara dua benua. Ini menyebabkan terbawanya banyak bumbu, bahan makanan dan teknik memasak dari bangsa [[Melayu]] sendiri, [[India]], [[Timur tengah]], [[Tionghoa]], dan [[Eropa]]. Semua ini bercampur dengan ciri khas makanan Indonesia tradisional, menghasilkan banyak keanekaragaman yang tidak ditemukan di daerah lain. Bahkan bangsa [[Spanyol]] dan [[Portugis]], telah mendahului bangsa [[Belanda]] dengan membawa banyak produk dari dunia baru ke Indonesia.{{fact}}
[[Berkas:Hidangan restoran Padang di Sukabumi.JPG|jmpl|Rumah makan Padang yang menyajikan nasi [[Padang]] ,[[Kota Padang|Khas Padang,]] Indonesia]]
 
[[Sambal]], [[sate]], [[bakso]], [[soto]], dan [[nasi goreng]] adalah beberapa contoh makanan yang biasa dimakan masyarakat Indonesia setiap hari.<ref>http://www.cnngo.com/explorations/eat/40-foods-indonesians-cant-live-without-327106 {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20111025194254/http://www.cnngo.com/explorations/eat/40-foods-indonesians-cant-live-without-327106 |date=2011-10-25 }} 40 of Indonesia's best dishes. Diakses pada 5 Desember 2011.</ref> Selain disajikan di [[warung]] atau [[restoran]], terdapat pula aneka makanan khas Indonesia yang dijual oleh para pedagang keliling menggunakan gerobak atau pikulan. Pedagang ini menyajikan [[bubur ayam]], [[mie ayam]], mi bakso, [[mi goreng]], nasi goreng, aneka macam soto, [[siomay]], sate, [[nasi uduk]], dan lain-lain.
 
Baris 1.457:
[[Kategori:Negara anggota Organisasi Kerja Sama Islam]]
[[Kategori:Negara anggota Perserikatan Bangsa-Bangsa]]
[[Kategori:Negara anggota ASEANPerhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara]]
[[Kategori:Negara mantan anggota Organisasi Negara-Negara Pengekspor Minyak Bumi]]
[[Kategori:Negara dan wilayah di mana bahasaberbahasa Melayu merupakan bahasa resmi]]
[[Kategori:Pendirian tahun 1945 di Asia]]
[[Kategori:Pendirian tahun 1945 di Asia Tenggara]]