Ekonomi Indonesia: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
k Pengembalian suntingan oleh Xzya 56 (bicara) ke revisi terakhir oleh Ariandi Lie
Tag: Pengembalian
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Dikembalikan VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Baris 98:
* 5.4%&nbsp;(2022)<ref name="2022/04"/>}}}}
 
'''Ekonomi [[Indonesia]]''' merupakan ekonomi terbesar di [[Asia Tenggara]] dan merupakan salah satu [[Negara berkembang|ekonomi pasar berkembang]]. Sebagai negara berpenghasilan menengah & anggota [[G20|G-20]], Indonesia tergolong ke dalam [[negara industri baru]].<ref>[https://www.g20.org/] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20171204064951/https://g20.org/ |date=2017-12-04 }}, g20.org. Diakses pada 9 Mei 2022.</ref> Indonesia adalah [[Daftar negara menurut PDB (nominal)|ekonomi terbesar ke-17 di dunia]] berdasarkan PDB nominal dan [[Daftar negara menurut PDB (KKB)|terbesar ke-7]] dalam hal PDB [[Keseimbangan Kemampuan Berbelanja|Keseimbangan Kemampuan Berbelanja (KKB)]]. Pada tahun 2019, ekonomi Internet Indonesia mencapai US$40 miliar, dan diperkirakan akan mencapai US$130 miliar pada tahun 2025.<ref>{{Cite news|url=https://en.antaranews.com/news/135802/indonesia-poised-to-become-southeast-asian-giant-in-digital-economy|title=Indonesia poised to become Southeast Asian giant in digital economy|work=[[Lembaga Kantor Berita Nasional Antara|ANTARA News]]|access-date=9 Mei 2022|last=Kurmala|first=Azis|editor-last=Suharto|archive-date=2019-11-05|archive-url=https://web.archive.org/web/20191105202022/https://en.antaranews.com/news/135802/indonesia-poised-to-become-southeast-asian-giant-in-digital-economy|dead-url=no}}</ref> Indonesia bergantung pada [[pasar domestik]] dan pembelanjaan anggaran pemerintah dan kepemilikannya atas [[Badan usaha milik negara|badan usaha milik negara (BUMN)]] (pemerintah pusat [[Daftar badan usaha milik negara di Indonesia|memiliki 141 BUMN]]). Administrasi harga berbagai barang kebutuhan pokok (termasuk beras dan listrik) juga memainkan peran penting dalam [[ekonomi pasar]] Namun, sejak tahun [[1990-an]], mayoritas perekonomian Indonesia dikuasai secara perorangan dan oleh perusahaan asing.<ref>{{cite web|url=http://www.kemenperin.go.id/artikel/5901/Ketika-Swasta-Mendominasi|title=Kemenperin – Ketika Swasta Mendominasi|archive-url=https://web.archive.org/web/20170805150236/http://www.kemenperin.go.id/artikel/5901/Ketika-Swasta-Mendominasi|archive-date=9 Mei 2022|url-status=dead}}</ref><ref>{{Cite news|url=http://surabaya.tribunnews.com/2015/03/03/80-persen-industri-indonesia-disebut-dikuasai-swasta|title=80 Persen Industri Indonesia Disebut Dikuasai Swasta|date=3 Maret 2015|last=Adhi|first=Adrianus|language=id|work=[[Tribunnews|Tribunnews.com]]|access-date=2022-05-09|archive-date=2016-03-04|archive-url=https://web.archive.org/web/20160304200019/http://surabaya.tribunnews.com/2015/03/03/80-persen-industri-indonesia-disebut-dikuasai-swasta|dead-url=no}}</ref><ref>{{Cite web|url=http://www.kemenperin.go.id/artikel/11614/Pengelola-Kawasan-Industri-Didominasi-Swasta|title=Kemenperin – Pengelola Kawasan Industri Didominasi Swasta|archive-url=https://web.archive.org/web/20170805142750/http://www.kemenperin.go.id/artikel/11614/Pengelola-Kawasan-Industri-Didominasi-Swasta|archive-date=9 Mei 2022|url-status=dead|access-date=9 Mei 2022}}</ref>
 
Setelah [[krisis finansial Asia 1997|krisis moneter 1997]], pemerintah mengambil alih sebagian besar aset sektor swasta melalui akuisisi [[Kredit bermasalah|pinjaman bank bermasalah]] dan aset perusahaan melalui proses [[Kredit (keuangan)|restrukturisasi utang]] dan perusahaan yang ditahan dijual untuk privatisasi beberapa tahun kemudian. Sejak 1999, ekonomi Indonesia telah pulih. Pertumbuhan telah meningkat menjadi lebih dari 4–6% dalam beberapa tahun terakhir.<ref>{{cite web|url=http://www.acicis.murdoch.edu.au/hi/dspp1.html|title=Acicis – Dspp|publisher=Acicis.murdoch.edu.au|access-date=9 Mei 2022|archive-date=2015-03-04|archive-url=https://web.archive.org/web/20150304193439/http://www.acicis.murdoch.edu.au/hi/dspp1.html|dead-url=no}}</ref>