Suku Banjar: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Hanamanteo (bicara | kontrib)
k bukan AB
Hanamanteo (bicara | kontrib)
+
Baris 1:
{{refimprove|date=Juni 2018}}
{{ethnic group|
|group=Suku Banjar<br />''Urang Banjar'' اورڠ بنجر<br />
Baris 148 ⟶ 149:
 
== Etimologis ==
{{unreferenced section|date=Juni 2018}}
 
Menurut [[Hikayat Banjar]], dahulu kala penduduk pribumi Kalimantan Selatan belum terikat dengan satu kekuatan politik dan masing-masing puak masih menyebut dirinya berdasarkan asal Daerah Aliran Sungai misalnya orang [[Distrik Batang Alai|batang Alai]], orang [[Distrik Amandit|batang Amandit]], orang [[Distrik Tabalong|batang Tabalong]], orang [[Distrik Balangan|batang Balangan]], orang [[Distrik Labuan Amas|batang Labuan Amas]], dan sebagainya. Sekitar abad ke-13 sebuah entitas politik yang bernama Negara Dipa terbentuk yang mempersatukan puak-puak yang mendiami semua daerah aliran sungai tersebut. Negara Dipa kemudian digantikan oleh Negara Daha. Semua penduduk Kalimantan Selatan saat itu merupakan warga Kerajaan Negara Daha, sampai ketika seorang Pangeran dari Negara Daha mendirikan sebuah kerajaan di muara Sungai Barito yaitu Kesultanan Banjar. Dari sanalah nama '''Banjar''' berasal, yaitu dari nama [[Kuin Utara, Banjarmasin Utara, Banjarmasin|'''Kampung Banjar''']] yang terletak di muara [[Sungai Kuin]], di tepi kanan sungai Barito. Kampung ini dipimpin oleh seorang Patih (Kepala Kampung) yang bernama '''Patih Masih'''. Gabungan nama kampung Banjar dan nama Patihnya tersebut sehingga kampung ini lebih dikenal dengan nama panjangnya '''Kampung Banjar Masih'''. Kelak kampung ini berkembang menjadi Kerajaan Banjar Masih dengan raja pertama [[Suriansyah dari Banjar|Sultan Suriansyah]], yang merupakan keponakan dari penguasa Kerajaan Hindu Negara Daha yang terletak di pedalaman.
 
Baris 190 ⟶ 191:
Sejumlah peneliti dari Universitas Toulouse, Perancis dan Lembaga Biologi Molekuler Eijkman telah mencocokkan genetika orang Madagaskar dengan seluruh data genetik orang Indonesia lainnya. Hasil dari penelitian tersebut ditemukan kecocokan genetika orang Madagaskar dengan orang Banjar. Orang Banjar sendiri terbentuk dari percampuran Dayak Ma’anyan dengan Melayu. Percampuran itu diduga terjadi karena kegiatan perdagangan lintas pulau di Nusantara sejak sekitar abad ke-5, dan diduga semakin intensif di era Kerajaan Sriwijaya pada abad ke-7. Orang Melayu yang menjadi nenek moyang orang Banjar ini memiliki kemiripan genetik populasi di Semenanjung Malaysia saat ini. Komposisi orang Banjar adalah 76-77 persen Melayu dan 23-24 persen Dayak Ma’anyan.
 
Etnis Banjar berlayar ke Madagaskar 1.000-1.200 tahun lalu, kemudian kawin-mawin dengan etnis Bantu dari Afrika Selatan. Percampuran genetik antara Banjar dan Bantu di Madagaskar ini terekam pertama kali sekitar 670 tahun lalu dan kemudian membentuk populasi Madagaskar saat ini, yang memiliki komposisi genetis etnis Banjar 36-37 persen dan sisanya etnis Bantu dari Afrika. (Kompas, Ahmad Arif, 16 Juli 2016).<ref>http://print.kompas.com/baca/sains/iptek/2016/07/16/Leluhur-Orang-Madagaskar-dari-Banjar</ref><ref>http://syx-gf.blogspot.co.id/2016/07/leluhur-orang-madagaskar-dari-banjar.html</ref><ref>https://www.researchgate.net/publication/273703326_Mitochondrial_DNA_and_the_Y_chromosome_suggest_the_settlement_of_Madagascar_by_Indonesian_sea_nomad_populations</ref><ref>https://www.sciencedaily.com/releases/2016/07/160705183132.htm</ref><ref>http://www.nature.com/articles/srep26066</ref><ref>https://www.researchgate.net/profile/Pradiptajati_Kusuma</ref><ref>http://mbe.oxfordjournals.org/content/33/9/2396</ref><ref>http://kaltim.hypotheses.org/1042</ref><ref>http://bmcgenomics.biomedcentral.com/articles/10.1186/s12864-015-1394-7</ref><ref>https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3903192/</ref><ref>https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC1199379/</ref><ref>http://mbe.oxfordjournals.org/content/26/9/2109.full</ref><ref>https://www.pressreader.com/</ref><ref>http://www.academia.edu/9383544/Austronesians_in_Madagascar_a_critical_assessment_of_the_works_of_Paul_Ottino_and_Philippe_Beaujard</ref><ref>http://dispatchesfromturtleisland.blogspot.co.id/2016/07/more-on-madagascar-origins.html</ref><ref>http://mbe.oxfordjournals.org/content/early/2016/06/29/molbev.msw117.full.pdf</ref><ref>http://massey.genomicus.com/publications/Brucato_2016_MolBiolEvol_v33_p2396.pdf</ref><ref>http://edisidumai.com/2017/01/herawati-sudoyo-secara-genetik-asal-usul-orang-indonesia-itu-beragam/</ref>
 
== Sejarah ==
Baris 415 ⟶ 416:
 
=== Pulau Sulawesi ===
Di Makassar, etnis Banjar umumnya sebagai pedagang perhiasan, tukang jahit, tukang emas, pedagang batu permata dan pembuat kopiah.<ref>[http://archive.is/20121208162858/http://www.lontar.ui.ac.id/file?file=digital/135597-T%2027943-Konstruksi%20baru-Analisis.pdf KARAKTERISTIK PERTUMBUHAN KOTA MAKASSAR SEBAGAI TEMA PAMERAn ]</ref><ref>https://ibnubanjar.wordpress.com/2008/12/23/76/</ref> Diketahui, ada sebuah perkampungan suku Banjar di [[Kota Manado]] yaitu Kelurahan [[Banjer, Tikala, Manado|Banjer]], yang mengisyaratkan bahwa ada Suku Banjar yang bermukim di Sulawesi Utara. Selain itu, ada tokoh Banjar yang lahir di Manado seperti [[Muhammad Thoha Ma'ruf]].<ref>https://ibnubanjar.wordpress.com/2008/04/14/urang-banjar-di-manado-bumi-nyiur-melambai/</ref><ref>https://ibnubanjar.wordpress.com/2009/02/13/urang-banjar-di-gorontalo-provinsi-jagung-serambi-makkah/</ref>
 
Pada tahun 1884, salah seorang tokoh [[Perang Banjar]] bernama Pangeran Perbatasari (cucu [[Pangeran Antasari]] dibuang ke Kampung Jawa Tondano. Di sana, ia menikah dengan seorang wanita Jaton ([[Jawa Tondano]]). Beberapa tahun kemudian, saudaranya Gusti Amir juga menyusul ke sana dan menikah dengan wanita Jaton. Orang Jaton keturunan para pangeran asal Banjar ini menyandang fam Perbatasari dan Sataruno.<ref>{{cite news|author =|year = 2010|url = http://www.masjidrayavip.org/index.php?option=com_content&view=article&id=74:pejuang-islam-yg-terasing-di-tanah-minahasa&catid=56:artikel-umum&Itemid=88|title = Pejuang Islam yang Terasing di Tanah Minahasa|format =|work =|publisher = Masjid Raya Vila Inti Persada|date = |accessdate= 2011-07-27}}</ref>
Baris 477 ⟶ 478:
''Ketiga'', pada tahun [[1905]] etnis Banjar kembali melakukan [[migrasi]] besar-besaran ke pulau Sumatera. Kali ini mereka terpaksa melakukannya karena [[Sultan Muhammad Seman]] yang menjadi raja di [[Kerajaan Banjar]] ketika itu meninggal di tangan [[Kolonial Belanda|Belanda]].
 
Migrasi suku Banjar ke [[Sumatera]] khususnya ke [[Tembilahan]], [[Indragiri Hilir]] sekitar tahun [[1885]] pada masa pemerintahan [[Sultan Isa]] (raja Indragiri sebelum raja yang terakhir). Tokoh etnis Banjar yang terkenal dari daerah ini adalah [[Abdurrahman Siddiq|Syekh Abdurrahman Siddiq Al Banjari]] (Tuan Guru Sapat/Datu Sapat) yang berasal dari [[Martapura, Banjar|Martapura]] dan menjabat sebagai [[Mufti]] [[Kerajaan Indragiri]]. Suku Banjar juga banyak menyebar di Kepulauan Riau dan Kepulauan Bangka Belitung, seperti di [[pulau Singkep]]<ref>http://www.tanjungpinangpos.co.id/2011/06/14798/suku-banjar-pertahankan-adat-istiadat.html</ref><ref>http://repository.unja.ac.id/2778/1/jurnal.pdf</ref><ref>http://tanjabtempodoeloe.blogspot.co.id/2014/12/migrasi-urang-banjar-ke-tanah-tungkal_31.html</ref>
<!--
Keadaan mayarakat Kalimantan Selatan antara tahun 1900-1942 :{{br}}
Pada tahun 1905 perlawanan terakhir para [[gusti]] (gelar bangsawan Banjar) ditumpas, tetapi sisa-sisanya masih mengadakan perlawanan kecil-kecilan yang cukup membahayakan Belanda. Kerja rodi (bahasa Banjar : erakan) dan pajak kepala yang dianggap sangat memberatkan, mengakibatkan dalam periode ini banyak sekali orang Banjar terutama dari [[Hulu Sungai]] mengungsi keluar Kalimantan Selatan pergi ke Sumatera dan [[Malaysia Barat]]. Terhadap tekanan rodi menimbulkan keresahan sosial dan perlawanan dari [[anak cucu orang sepuluh]] [[Amuntai]], pemberontakan [[Nanang Sanusi]] ([[1914]]-[[1918]]), dan pemberontakan [[Gusti Barmawi]] di [[Kelua, Tabalong]]. Antara tahun 1914-1919 akibat perang dunia I, Kalimantan Selatan kekurangan beras yang luar biasa, hingga terkenal dengan nama "zaman beras larang" dan "zaman antri beras", hidup rakyat menjadi sangat susah sekali. Sejak tahun 1920-an, akibat rodi ini telah pindah banyak sekali penduduk [[Hulu Sungai]] ke daerah [[Sapat, Kuala Indragiri, Indragiri Hilir|Sapat]] dan [[Tembilahan, Indragiri Hilir]], di pantai timur Sumatera dan Malaysia. Kejengkelan rakyat terhadap segala pajak, landrente, pajak pasar, pajak yang dikenakan pada orang yang naik haji, dan kerja rodi (bahasa Banjar : erakan) pada masa itu juga telah diajukan keberatan-keberatan melalui organisasi [[Sarekat Islam]] maupun organisasi lainnya yang ada di daerah ini. Rakyat mengetahui bahwa otonomi dalam bentuk [[Gemeente]] raad yang diberikan pemerintah kolonial hanyalah untuk kepentingan orang-orang kulit putih semata. Dalam bidang pendidikan dirasakan tekanan-tekanan politik terhadap sekolah-sekolah swasta seperti Taman Siswa dan sejenisnya. Dalam bidang politik, partai-partai non koperasi atau bukan keduanya mengalami tekanan yang berat sehingga partai-partai non koperasi menjadi lumpuh. Demikian pula partai-partai penggantinya yang bersifat koperasi seperti Parindra dan Gerindo juga mengalami berbagai tekanan seperti yang dialami tokoh Parindra Kalsel, [[Ahmad Barmawi Thaib]] dan [[Hadhariyah M]]
 
Banyak suku Banjar juga bermigrasi ke [[Malaysia]] antara lain ke negeri [[Kedah]], [[Perak Darul Ridzuan|Perak]] ( [[Kerian]], [[Sungai Manik]], [[Bagan Datoh]]), [[Selangor]]([[Sabak Bernam]], [[Tanjung Karang]]), [[Johor]]([[Batu Pahat]]) dan juga negeri [[Sabah]] ([[Sandakan]], [[Tenom]], [[Keningau]], [[Tawau]]) yang disebut [[Banjar Melau]]. [[Tokoh]] [[etnis]] Banjar yang terkenal dari [[Malaysia]] adalah Syekh Husein Kedah Al Banjari, mufti Kerajaan Kedah. Salah satu etnis tokoh Banjar dari [[Malaysia]] yang terkenal saat ini adalah Dato Seri (DR) Harussani bin Haji Zakaria yang menjadi [[Mufti]] Kerajaan Negeri [[Perak, Malaysia|Perak]]. Daerah (setingkat [[kabupaten]]) yang paling banyak terdapat etnis Banjar di Malaysia adalah [[Daerah]] [[Kerian]] di [[Negeri]] Perak Darul Ridzuan. Organisasi suku Banjar di Malaysia adalah Pertubuhan Banjar Malaysia.
-->
 
=== Pulau Bali, Lombok dan Sumbawa ===
Baris 500 ⟶ 495:
|}
 
Suku Banjar juga memiliki hubungan historis [[suku Sasak]] di [[Kerajaan Selaparang]], [[pulau Lombok]]. Menurut Babad Lombok dan Babad Seleparang, prajurit Kesultanan Banjar yang dipimpin dua orang Patih telah membantu Kerajaan Seleparang melawan musuhnya.<ref>http://suluhbanjar.blogspot.co.id/2010/11/sejarah-orang-orang-banjar-di-pulau.html</ref> Menurut Hikayat Banjar dan Kotawaringin, pada masa pemerintahan Sultan Ri'ayatullah (1660-1663) sudah terjalin kekerabatan antara Kesultanan Banjar dan Kerajaan Seleparang dengan adanya pernikahan antara Raden Subangsa dengan dua orang puteri dari Raja Seleparang. Raden Subangsa kemudian menetap di Taliwang (Sumbawa Barat) dan dikenal dengan sebutan Pangeran Taliwang oleh orang Seleparang dan orang Sumbawa.<ref name="hikayat banjar"/><ref>http://kesultananbanjar.com/id/hubungan-kesultanan-sumbawa-dengan-kesultanan-banjar/</ref> Raja-raja Sumbawa merupakan keturunan dari Raja Banjar.<ref>http://kesultananbanjar.com/id/kunjungan-sultan-banjar-ke-kesultanan-sumbawa/</ref> Sehingga Suku Banjar merupakan salah satu dari gabungan dari lima suku yang menjadi leluhur masyarakat suku Samawa (Sumbawa).<ref>[http://www.kemendagri.go.id/pages/profil-daerah/kabupaten/id/52/name/nusa-tenggara-barat/detail/5204/sumbawa Kabupaten SUMBAWA ]</ref> Di pulau Lombok masih ditemukan permukiman orang Banjar yaitu di Kampung Banjar, Ampenan. Mereka mendirikan Masjid Nurul Qomar.<ref>http://www.lombokpost.net/2017/03/23/didirikan-pendatang-banjar-101-tahun-silam/</ref><ref>https://ibnubanjar.wordpress.com/2008/11/09/urang-banjar-di-pulau-lombok-ampenan-jejak-banjar-di-bumi-gora-ntb/</ref><ref>https://bubuhanbanjar.wordpress.com/2013/03/10/kampung-tua-sungai-jingah-surgi-mufti/</ref> Dari Ampenan, orang Banjar menyeberang ke [[pulau Bali]] dan kebanyakan bermukim di [[Kampung Kusamba, Dawan, Klungkung|Kampung Islam Kusamba]] Kabupaten Klungkung, Bali.<ref>crcs.ugm.ac.id/wp-content/uploads/2015/12/mONOGRAF-bALI-BULAN-SABIT-DI-PULAU-DEWATA-1.pdf</ref><ref>https://vienmuhadi.com/2013/11/14/nafas-islam-di-bali-2/</ref><ref>http://achmad-suchaimi-sememi.blogspot.co.id/2013/05/mjib-8-profil-perkampungan-muslim-di.html</ref><ref>http://achmad-suchaimi-sememi.blogspot.com/2013/05/mjib-6-proses-islamisasi-di-bali-barat.html</ref>
 
== Sistem kekerabatan ==
{{unreferenced section|date=Juni 2018}}
{| style="text-align:center; float:left;"
|Waring
Baris 574 ⟶ 570:
 
== Bahasa ==
{{unreferenced section|date=Juni 2018}}
{{artikel|Bahasa Banjar}}
Bahasa Banjar merupakan bahasa ibu Suku Banjar. Bahasa ini berkembang sejak zaman [[Kerajaan Negara Dipa]] dan [[Kerajaan Negara Daha|Daha]] yang bercorak Hindu-Buddha hingga datangnya agama [[Islam]] di [[Tanah Banjar]]. Banyak kosakata-kosakata bahasa ini sangat mirip dengan [[Bahasa Barito|Bahasa Dayak]], [[Bahasa Melayu]], maupun [[Bahasa Jawa]].
Baris 605 ⟶ 602:
 
Salah satu contohnya adalah adat [[baayun anak]] yang pada zaman dahulu adalah ritual pemberkatan anak [[Kaharingan]] dengan dibacakan mantra-mantra [[Balian]], sekarang dalam adat Banjar yang Islam [[baayun anak]] tidak lagi menggunakan mantra-mantra [[Balian]] akan tetapi dengan pembacaan ayat suci [[Al-Quran]] dan salawat kepada [[Nabi Muhammad SAW]].
 
 
=== Keterampilan Mengolah Lahan Pasang Surut ===
Baris 611 ⟶ 607:
 
=== Rumah Banjar ===
{{unreferenced section|date=Juni 2018}}
{{Multiple image|direction=horizontal|align=right|image1=Kantor Gubernur Kalsel Banjarbaru.jpg|image2=Gedung DPRD Kalsel.jpg|image3=Rumah Bubungan Tinggi Anjungan Kalsel TMII Jakarta.JPG|width1=135|width2=135|width3=135|footer=Arsitektur Rumah Banjar Bubungan Tinggi di perkantoran gubernur Kalsel, gedung DPRD Kalsel dan anjungan Kalsel di TMII.}}
'''[[Rumah Banjar]]''' adalah rumah tradisional suku Banjar. Arsitektur tradisional ciri-cirinya antara lain mempunyai perlambang, mempunyai penekanan pada atap, ornamental, dekoratif dan simetris.
Baris 634 ⟶ 631:
 
=== Tarian ===
{{unreferenced section|date=Juni 2018}}
Seni Tari Banjar terbagi menjadi dua, yaitu seni tari yang dikembangkan di lingkungan istana (kraton), dan seni tari yang dikembangkan oleh rakyat. Seni tari kraton ditandai dengan nama "Baksa" yang berasal dari bahasa Jawa (beksan) yang menandakan kehalusan gerak dalam tata tarinya. Tari-tari ini telah ada dari ratusan tahun yang lalu, semenjak zaman hindu, namun gerakan dan busananya telah disesuaikan dengan situasi dan kondisi dewasa ini. Contohnya, gerakan-gerakan tertentu yang dianggap tidak sesuai dengan adab islam mengalami sedikit perubahan.
 
=== Makanan ===
Masakan tradisional Banjar diantaranya: sate Banjar<ref>[http://books.google.co.id/books?id=R0qUsodMVYMC&lpg=PA94&dq=banjar&pg=PA94#v=onepage&q=banjar&f=false {{id}} Tim Dapur Demedia, Kitab masakan sepanjang masa, DeMedia, 2010 ISBN 979-1471-89-4, 9789791471893]</ref>, soto Banjar, ketupat Kandangan, kue bingka dan lain-lain.
 
=== Senjata Tradisional ===
Berdasarkan hasil wawancara langsung dengan orang yang pernah memakainya, senjata tradisional suku banjar yang biasa digunakan dalam kehidupan sehari-hari antara lain :
* 1. Serapang
Serapang adalah tombak bermata lima mata di mana empat mata mekar seperti cakar elang dengan bait pengait di tiap ujungnya. Satu mata lagi berada di tengah tanpa bait, yang disebut “besi lapar” yang di percaya dapat merobohkan orang yang memiliki ilmu kebal sekuat apappun.
* 2. Tiruk
Tiruk adalah tombak panjang lurus tanpa bait digunakan untuk berburu ikan haruan (ikan gabus) dan toman di sungai.
* 3. Pangambangan
Pangambangan adalah tombak lurus bermata satu dengan bait di kedua sisinya.
* 4. Duha
Duha adalah pisau bermata dua yang sering digunakan untuk berburu babi.
 
== Populasi ==
Baris 944 ⟶ 931:
 
== Pranala luar ==
* www.kompasiana.com/imizona/budaya-kebal-senjata-tajam-dalam-budaya-banjar_55203dca8133112e0d9dfa27
* http://atlantisjavasea.blogspot.co.id/p/taprobana-is-not-sri-lanka-nor-sumatera.html
* http://www.ucnews.id/news/203-3429939291817369/misteri-suku-banjar-yang-bermigrasi-dan-jadi-nenek-moyang-orang-madagaskar.html
* {{id}} [https://books.google.co.id/books?id=_I5MDAAAQBAJ&pg=PA140&lpg=PA140&dq=penobatan+raja+banjar&source=bl&ots=mFZGXttUiE&sig=K_7NQn41vnuPVHB6aHwYJmdQsy8&hl=id&sa=X&redir_esc=y#v=onepage&q=penobatan%20raja%20banjar&f=false Ketertindasan Perempuan Dalam Tradisi (Banjar) Kawin Anom oleh Dr. Rosramadhana Nasution]
Baris 962 ⟶ 947:
* {{id}} [http://www.adicita.com/artikel/detail/id/361/Urang-Banjar:-Asal-Usul-dan-Identitasnya Urang Banjar: Asal-Usul dan Identitasnya ]
* {{id}} [http://www.pta-banjarmasin.go.id/index.php?content=mod_artikel&id=10 Hukum Kewarisan Adat Banjar ]
* {{id}} [http://melayuonline.com/ind
* {{id}} http://www.docstoc.com/docs/85664291/Tradisi-Batatmba-Masyarakat-Banjar
* {{id}} [http://osdir.com/ml/culture.region.indonesia.ppi-india/2005-02/msg00171.html Urang Banjar dan Etnisitas di Kalimantan Selatan]
* {{id}} http://jurnaltoddoppuli.wordpress.com/page/2/
* {{id}} [http://luar-negeri.kompasiana.com/2012/11/15/diaspora-urang-banjar-di-malaysia-503373.html Diaspora urang Banjar di Malasysia ]
* {{en}} [http://www.ethnologue.com/14/show_language.asp?code=BJN Bahasa Banjar di ethnologue.com]
* {{YouTube|yK83GiKi78w}} SPOTLITE Trans 7 - Jejak Islam di Kusamba Bali