Invasi Inggris ke Skotlandia

artikel daftar Wikimedia

Invasi Inggris ke Skotlandia pada 1296 adalah invasi militer yang dipimpin oleh Edward I dari Inggris. Invasi ini merupakan reaksi Inggris atas perjanjian antara Skotlandia dan Prancis, pengucapan ulang janji kesetiaan oleh John, Raja Skotlandia, serta serbuan Skotlandia ke Inggris Utara.

Tentara Skotlandia kalah telak pada pertempuran di Dunbar. Edward I mampu menundukkan Skotlandia dan memaksa John, Raja Skotlandia menyerah sebelum kembali ke Inggris. Edward I turut serta membawa bangsawan Skotlandia sebagai tahanan perang.

Latar Belakang sunting

Perebutan Takhta Skotlandia sunting

Setelah kematian Raja Alexander III dari Skotlandia pada 1286, takhta diwariskan kepada keturunan tunggal Alexander III yang bernama Margaret. Margaret saat itu berusia 3 tahun dan merupakan cucu dari Alexander III. Ratu Margaret mangkat pada 1290. Para Wali Skotlandia yang khawatir akan kemungkinan terjadinya perang saudara meminta Raja Edward I dari Inggris untuk menentukan proses penerusan takhta. John Balliol, sebagaimana terdaraskan dalam silsilah keluarga, diangkat menjadi Raja Skotlandia oleh Edward I pada 17 November 1292 dan dikoronasi pada 30 November 1292 di Scone, bertepatan pada perayaan St. Andrew. Meski demikian, Edward I secara terpaksa mendapatkan stigma sebagai Tuan Paramount dari Skotlandia.

Perjanjian Paris sunting

Pada 1295, Raja John dari Skotlandia dan 12 anggota konsili merasa bahwa Edward I dari Inggris berintensi untuk menguasai Skotlandia. Hal tersebut terjadi karena Edward I kerap menginterupsi urusan kenegaraan di Skotlandia. Pada sebuah kasus yang sedang diatasi oleh Macduff, anak dari Malcolm, Earl of Fife, Edward meminta Raja John untuk datang ke parlemen Inggris, memberikan pernyataan terhadap kasus tersebut. Raja John menolak, ia mengirimkan Henry, Kepala Biara Arbroath. Edward I juga meminta Skotlandia untuk menyiapkan pasukan militer untuk membantu perang Inggris terhadap Prancis. Sebagai balasan, Skotlandia justru menjalin relasi dengan Philippe IV dari Prancis, dengan pengiriman perwakilan pada Oktober 1295, menghasilkan Perjanjian Paris pada Februari 1296.

Pendahuluan sunting

Perjanjian Paris segera diketahui oleh Edward I. Edward I segera memerintahkan angkatan perang Inggris untuk menyusun pasukan di Newcastle pada Maret 1296. Edward I juga meminta beberapa daerah perbatasan Skotlandia seperti Roxburgh, Jedburgh, dan Berwick, agar diserahkan kepada Inggris.

Tentara Skotlandia dipimpin oleh John Comyn, Earl of Buchan, menyerang balik Inggris pada 1296 dan menyernang Carlisle. Gubernur Kastil Carlisle, Robert de Brus, Earl of Carrick bersiaga selama 4 hari. Tentara Skotlandia sempat membakar kota Tindale, Corbridge, juga melakukan kekejaman selama penyerbuan Northumberland pada 8 April.

Invasi sunting

Tentara Inggris menyebrangi Sungai Tweed pada 28 Maret 1296, dan menduduki sebuah biara di Coldstream. Tentara Inggris selanjutnya bergerak menuju kota Berwick, satu kota penting dalam perdagangan di Skotlandia. Tentara Skotlandia mempertahankan kota Berwick di bawah pimpiman William the Hardy, Tuan dari Douglas, sementara pasukan Inggris dimpimpin oleh Robert de Clifford, Baron de Clifford pertama. Inggris berhasil menduduki kota. Setelahnya, pasukan Inggris menduduki Kastil Berwick, tempat Douglas menyerah asalkan dibiarkan tetap hidup.

Edward I dan pasukan Inggris tetap berada di Berwick selama sebulan. Pada 5 April, Edward I menerima pesan dari kerajaan Skotlandia. Pesan tersebut adalah bahwa kerajaan Skotlandia kembali menaruh hormatnya pada Edward I. Edward I tetap berusaha memerangi Skotlandia. Langkah Edward I selanjutnya adalah menduduki Kastil Dunbar milik Patrick, Earl of March yang terletak hanya beberapa mil dari Berwick. Kastil tersebut sedang diduduki oleh Skotlandia. Edward I mengirimkan kepala letnannya, John de Warenne, Earl keenam dari Surrey dengan pasukan yang besar untuk mengepung benteng. Pasukan penjaga kastil Dunbar meminta bantuan pada pasukan Skotlandia di Haddington.