Inhalasi adalah proses menghirup oksigen melalui hidung dan masuk ke paru-paru, kemudian disalurkan ke seluruh bagian tubuh agar sel-sel dan organ tubuh dapat berfungsi dengan optimal. Proses ini merupakan bagian dari sklus pernapasan yang menjadi salah satu faktor utama untuk menunjang kelangsungan hidup.[1]

Proses Pernapasan

sunting

Proses pernapasan dimulai saat menghirup udara lewat hidung. Selanjutnya, udara akan turun ke laring dan masuk ke dalam trakea atau batang tenggorokan, hingga akhirnya ke paru-paru. Proses pernapasan paling besar dibantu oleh otot berbentuk kubah besar yang terletak di bawah paru-paru dan memisahkan rongga dada dan rongga perut. Otot ini disebut diafragma.

Saat menarik napas, diafragma akan berkontraksi ke bawah untuk membuat ruang kosong di dalam rongga dada, sehingga paru-paru bisa menarik udara yang dihirup. Proses inilah yang disebut inhalasi. Saat menghembuskan napas, diafragma mengendur kembali ke atas dan mendorong paru-paru untuk mengempis dan mengeluarkan udara yang berisi karbon dioksida.

Salah satu teknik bernapas yang benar adalah dengan mengendurkan otot lambung, kemudian menghirup udara secara perlahan dari hidung, serta memasukan udara tersebut sampai bagian bawah lambung terisi udara. setelah itu berhenti sejenak sebelum mengeluarkan napas melalui mulut. Apabila merasakan adanya udara dalam lambung, berarti terjadi relaksasi otot diafragma. hal ini menunjukkan bahwa paru-paru telah berkembang penuh.[2]

Penyakit yang Memengaruhi

sunting

Sistem pernapasan terdiri dari banyak organ. Jika salah satu organ atau bagian dari sistem pernapasan bermasalah, secara otomatis proses inhalasi pun akan terganggu. Berikut ini adalah beberapa penyakit yang mengganggu proses inhalasi:

1. Rhinitis dalah kondisi Ketika terjadi reaksi yang menyebabkan hidung tersumbat, pilek, bersin, dan gatal-gatal. Hal ini biasanya disebabkan oleh peradangan yang berhubungan dengan gejala pada mata, hidung, dan tengggorokan.[3]

2. Asma adalah gangguan sistem pernapasan, yaitu peradangan dan penyempitan pada saluran napas.[4]

3. Bronkitis adalah peradangan yang terjadi pada saluran bronkus, yang diawali dengan batuk, terkadang diikuti lender atau dahak sebagai dampak dari peradangan, dengan gejala demam, nyeri pada dada, dan kesadaran menurun.[5]

4. Pneumonia atau radang paru-paru adalah kondisi inflamasi pada paru—utamanya memengaruhi kantung-kantung udara mikroskopik yang dikenal sebagai alveolus. Kondisi ini biasanya disebabkan oleh infeksi virus atau bakteri dan lebih jarang mikroorganisme lainnya.

Macam-macam terapi

sunting

Macam-macam terapi inhalasi

1. Metered dose inhaler (MDI), yaitu jenis inhaler yang terdiri dari tabung, matering value, penggerak (actuator) dan corong mulut (mouth piece). Formulasi obat ini berupa larutan atau suspense dalam propelan yang saat digunakan akan membentuk partikel aerosol yang memiliki ukuran aerodinamik.

2. Dry powder inhaler adalah alat yang mengantarkan obat ke paru-paru dalam bentuk bubuk kering. DPI umumnya digunakan untuk mengobati penyakit pernapasan seperti asma, bronkitis, emfisema, dan PPOK meskipun DPI (seperti Insulin inhalasi) juga telah digunakan dalam pengobatan diabetes melitus.

3. Nebulizer adalah alat untuk mengubah obat dalam bentuk cairan menjadi uap yang dihirup. Pengobatan ini biasanya digunakan oleh penderita gangguan pernapasan, seperti asma dan penyakit paru obstruktif kronis (PPOK), saat mengalami sesak napas.[6]

4. Inhalasi sederhana yaitu memberikan obat dengan cara dihirup dalam bentuk uap kedalam saluran pernafasan yang dilakukan dengan bahan dan cara yang sederhana serta dapat dilakukan dalam lingkungan keluarga. Terapi ini lebih efektif ketimbang obat oral/minum seperti tablet atau sirup. obat oral akan melalui berbagai organ dulu seperti ke lambung, ginjal, atau jantung sebelum sampai ke sasarannya, yakni paru-paru. Sehingga ketika sampai paru-paru, obatnya relatif tinggal sedikit.

Keuntungan Pengobatan dengan Rute Inhalasi

sunting
  1. Efek langsung ke target pengobatan di saluran pernafasan
  2. Lebih efektif untuk dapat mencapai konsentrasi tinggi di jalan napas
  3. Efek sistemik minimal atau dihindarkan (tidak ada nyeri akibat injeksi)
  4. Beberapa obat hanya dapat diberikan melalui inhalasi, karena tidak terabsorpsi pada pemberian oral (antikolinergik dan kromolin)
  5. Waktu kerja bronkodilator lebih cepat bila diberikan inhalasi daripada oral
  6. Relatif kecil, ringan, dan mudah dibawa dalam tas, saku, atau koper
  7. Relatif mudah digunakan dengan petunjuk yang benar

Referensi

sunting
  1. ^ "Kenali Apa Itu Inhalasi pada Proses Pernapasan". Alodokter. 2020-05-03. Diakses tanggal 2024-05-23. 
  2. ^ Kholiqi, Achmad; Widyani, Retno; Sukmayani, Nuniek Setia; Taufik (2024-03-07). "Pentingnya Olah Raga Pernafasan Mahatma Dalam Menjaga Kesehatan dan Kebugaran Tubuh". Jurnal Abdisci. 1 (5): 160–165. doi:10.62885/abdisci.v1i5.208. ISSN 3047-2431. 
  3. ^ Halodoc. "Rhinitis - Gejala, Penyebab, dan Pengobatan". halodoc. Diakses tanggal 2024-05-23. 
  4. ^ "Rumah sakit dengan pelayanan berkualitas - Siloam Hospitals". www.siloamhospitals.com. Diakses tanggal 2024-05-23. 
  5. ^ Halodoc. "Apa itu Bronkitis? Gejala, Penyebab & Pengobatan". halodoc. Diakses tanggal 2024-05-23. 
  6. ^ "Nebulizer, Inilah Fungsi dan Cara Pakainya". Alodokter. 2019-07-08. Diakses tanggal 2024-05-23.