Permainan Ingkau (Engkrang) adalah sejenis permainan tradional yang dilaksanakan dengan berjalan di atas 2 potong bambu yang dibuat sedemikian rupa. Permainan Ingkau (Engkrang) ini berasal dari daerah Bengkulu, biasanya dimainkan di halaman rumah atau lapangan terbuka, dilaksanakan pada siang hari akan tetapi akan lebih baik dilakukan di malam hari. Permainan ini biasanya dilakukan oleh kaum laki-laki yang berusia antara 8 tahun - 20 tahun, dilakukan secara perorangan ataupun beregu. Tujuan dari permainan ini untuk memupuk rasa keberanian anak dan melatih keseimbangan badan.[1]

Dalam membuat alat untuk permainan Ingkau (Engkrang) ini harus dipersiapkan 2 potong bambu, yang ukurannya sama sebesar pergelangan tangan. Panjang bambu diperkirakan 4 sampai 8 ruas untuk satu orang. Selanjutnya bambu pertama di atas ruas pertama dilubangi, diberi papan sepanjang tapak kaki untuk tempat berpijak, begitu juga untuk bambu kedua. Cara bermain Ingkau (Engkrang) pegang ujung bambu bagian atas dengan kedua tangan, angkat kaki kanan letakkan di atas papan, selanjutnya kaki kiri dan baru melangkah ke arah yang sudah ditentukan.

Jika diperlombakan atau pemain yang baik, siapa yang lebih dulu sampai di finish dan tidak pernah jatuh, dialah yang dianggap sebagai pemenangnya. Permainan Ingkau bila dilaksanakan pada malam hari, para pemainnya dilengkapi dengan kuting niugh (mayang kelapa yang sudah mati). Cara memakainya, mayang ini diselipkan di antara selah jari, di kuping atau digigit, dan ujungnya diberi api. Adapun tujuan dari mayang yang ujungnya diberi api hanya untuk menakut-nakuti layaknya seperti hantu.

Referensi sunting

  1. ^ Siregar, Tiarma Rita (1998). Permainan Tradisional Indonesia. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. hlm. 122. 

Lihat juga sunting