Imran bin Hushain (Arab: عمران بن حصين) adalah salah seorang Sahabat Nabi Muhammad,[1] qadi, serta periwayat hadits. Nama lengkapnya ialah Imran bin Hushain bin Ubaid bin Khalaf al-Khuza'i.[1] Ia dan ayahnya, Hushain bin Ubaid, masuk Islam pada tahun terjadinya Perang Khaibar (629 M).[1] Umar bin Khaththab saat menjadi khalifah menunjuk Imran bin Hushain sebagai qadi dan pengajar agama bagi penduduk Bashrah,[2] dan sejak saat itu ia menetap di sana.

Di Bashrah, Imran bin Hushain mengajarkan agama dan meriwayatkan hadits pada banyak ulama Tabi'in, termasuk di antaranya Ibnu Sirin.[3] Pada masa terjadinya perselisihan kekuasaan antara Ali bin Abi Thalib dan Muawiyah bin Abi Sufyan, Imran bin Hushain bersikap tidak memihak dan menganjurkan masyarakat agar juga bersikap demikian.[2][4]

Imran bin Hushain wafat di Bashrah (sekarang di Irak) pada tahun 52 H / 673 M.[1]

Lihat pula sunting

Referensi sunting

  1. ^ a b c d Al-Fawzan, Salih (2005). Concise Commentary on Book of Tawheed. Al-Maiman Publishing House. hlm. 69. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2024-01-04. Diakses tanggal 2017-07-20. 
  2. ^ a b Syurfah, Ariany. Kisah Inspiratif Untuk Anak Muslim. Cerdas Interaktif. hlm. 122. ISBN 9797884090, 9789797884093. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2024-01-04. Diakses tanggal 2017-07-20. 
  3. ^ Khallikan, Ibnu (1843). Kitab Wafayat Ala'yan. Ibn Khallikan's Biographical Dictionary. 2. Translated by Bn Mac-Gluckin de Slane. Paris: Benjamin Duprat. hlm. 586. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2024-01-04. Diakses tanggal 2017-07-20. 
  4. ^ As-Sallabi, Ali Muhammad. Biography of Ali Ibn Abi Talib. II. Darussalam Publishers. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2024-01-04. Diakses tanggal 2017-07-20.