Hyanggyo (terjemahan: Sekolah Desa) adalah sistem sekolah negeri yang dibuka oleh pemerintah Dinasti Goryeo dan Dinasti Joseon di daerah-daerah di seluruh Korea.[1][2][3]

Sejarah sunting

 
Daeseongjeon atau kuil tempat altar Konfusius

Hyanggyo merupakan sekolah negeri yang dibangun sejak periode Dinasti Goryeo (918–1392) dan berlanjut ke periode Dinasti Joseon (1392–1910). Tujuannya adalah untuk mendidik anak-anak dari provinsi-provinsi dengan ajaran Konfusianisme.[1] Arsitektur hyanggyo terbagi atas ruang kelas dan juga altar.[3] Sebanyak 340 bangunan hyanggyo yang tersebar di Korea pada masa Joseon didirikan mengikuti Akademi Nasional Seonggyungwan di Seoul.[3]

Bangunan kuil merupakan salah bagian dari sekolah yang menyimpan papan nama tokoh Konfusianis yang paling dihormati dalam Konfusianisme Korea.[3] Yang paling utama adalah papan nama Konfusius serta keempat muridnya. Agak jarang ada hyanggyo yang menyimpan papan nama “16 orang suci Tionghoa”, tetapi sebanyak “18 orang suci Korea” selalu ada di tiap-tiap hyanggyo.[3] Sebanyak 18 orang suci terdiri dari 2 orang tokoh Silla, 2 tokoh Koryo dan 14 tokoh Joseon.[3] Pada hyanggyo yang masih aktif, pada musim semi dan musim gugur selalu dilakukan ritual penghormatan cara Konfusianisme.[1]

Arsitektur sunting

Hyanggyo merupakan salah bentuk arsitektur Konfusianis Korea.[3] Secara detail, pada umumnya arsitektur sekolah ini terdiri atas bangunan religius dan bangunan sekolah.[1] Bangunan religius terbagi lagi menjadi empat buah gedung, yakni kuil utama (daeseongjeon), aula barat (seomu) dan aula timur (dongmu) tempat dilakukannya upacara-upacara, serta gerbang dalam yang dinamakan naesammun. Bangunan sekolah tempat belajar terdiri atas empat gedung yaitu myeongryundang, dongjae, seojae dan gerbang masuk dari luar (oesammun).[1] Myeongryundang adalah kelas utama, sedangkan dua bangunan lain merupakan asrama tempat tinggal siswa. Fasilitas lainnya termasuk kantor administrasi (gyojiksa) serta paviliun bertingkat dua di depan kelas utama.[1]

Hyanggyo utama sunting

Jeonju Hyanggyo sunting

 
Jeonju Hyanggyo

Jeonju Hyanggyo terletak di Jeonju, Provinsi Jeolla.[2] Menurut sejarah, sekolah ini merupakan salah satu yang tertua karena telah didirikan semenjak periode Goryeo.[2] Awalnya Jeonju Hyanggyo berdiri dekat Gyeonggijeon, kuil yang menyimpan potret Raja Taejo pendiri Joseon. Setelah Invasi Jepang tahun 1592 dan 1597, bangunannya dipindahkan ke lokasi yang sekarang oleh gubernur Jang Man. Jeonju Hyanggyo adalah salah satu sekolah terbesar, dilengkapi dengan 99 kamar. Kuil tempat altar menghadap depan, sementara ruang belajar berada di belakang. Aktivitas belajar di tempat ini dihentikan setelah peristiwa Reformasi Gabo pada tahun 1894. Kini bangunannya dijadikan sebagai situs bersejarah No. 379.[2]

Gangneung Hyanggyo sunting

Gangneung Hyanggyo terletak di Gangneung, kota di pesisir timur Korea.[3] Hyanggyo ini dibangun pada periode Goryeo tahun 1313, merupakan salah satu yang tertua dan terbesar.[3] Bangunan utamanya terdiri dari kuil di bagian belakang dan sekolah di bagian depan. Pada tahun 1411, hyanggyo ini terbakar lalu dibangun kembali.[3] Saat kejatuhan Dinasti Joseon, pada tahun 1909, hyanggyo ini dijadikan sekolah kurikulum modern. Pada masa pendudukan Jepang, sekolah itu ditutup dan dijadikan sebagai pusat pelatihan petani ulat sutra. Namun, bangunan ini selamat dari kehancuran dan sekarang telah diperbaiki.

Gyeongju Hyanggyo sunting

Gyeongju Hyanggo yang berada di Gyeongju, Provinsi Gyeongsang. Dilihat dari arsitekturnya yang berbeda dengan bangunan sekolah pada umumnya, hyanggyo ini kemungkinan dibangun atas dasar sekolah yang usianya lebih tua dari periode Silla.[4] Gyeongju merupakan ibu kota kerajaan kuno Silla yang berakhir pada tahun 935.

Referensi sunting