Hubungan Persemakmuran Bangsa-Bangsa dengan Uni Eropa

Hubungan Persemakmuran Bangsa-Bangsa dengan Uni Eropa adalah hubungan antara kedua lembaga supranasional. Kedua lembaga supranasional ini memiliki komitmen tinggi terhadap anggota- anggotanya. Baik Uni Eropa maupun Persemakmuran Bangsa- Bangsa selalu berperan aktif dalam menginisiasi hubungan dan menjalin kerjasama dengan negara maupun organisasi internasional lainnya.Saat ini baik Uni Eropa maupun Persemakmuran Bangsa-Bangsa sedang gencar mengupayakan terwujudnya perjanjian perdagangan bebas dengan negara- negara serta organisasi mitranya.[1][2]

Persemakmuran Bangsa-Bangsa dan Uni Eropa sebenarnya tidak memiliki keterkaitan secara langsung.Hubungan di antara kedua lembaga supranasional itu terwujud melalui hubungan antar anggota dari kedua lembaga supranasional ini. Contohnya kehadiran Inggris yang merupakan anggota Persemakmuran Bangsa-Bangsa di keanggotaan Uni Eropa, yang berperanan menjadi penghubung di antara Uni Eropa dengan Persemakmuran Bangsa-Bangsa. Uni Eropa dan Persemakmuran Bangsa-Bangsa menjadi dua lembaga supranasional yang dibicarakan secara bersamaan dan bahkan tidak jarang juga keduanya menjadi objek yang diperbandingkan satu sama lain.[3][4][5]terutama pasca pencabutan keanggotaan Britania Raya dari Uni Eropa.[6][7]]

Inggris di antara Persemakmuran Bangsa-Bangsa dan Uni Eropa sunting

Kelima puluh tiga negara anggota Persemakmuran Bangsa-Bangsa merupakan negara yang independen dan berdaulat. Negara- negara tersebut bergabung dengan Persemakmuran Bangsa-Bangsa secara sukarela. Negara- negara yang menjadi anggota Persemakmuran Bangsa-Bangsa adalah negara yang pada awalnya didirikan oleh Inggris ataupun negara yang sebelumnya pernah berada di bawah kekuasaan Inggris.[8] Karena latar belakang persamaan nasib dan sejarah, ikatan antar anggota- anggota Persemakmuran Bangsa-Bangsa sangatlah kuat sehingga tidak terpisahkan. Adapun mengenai keanggotaan Inggris di Uni Eropa baru dimulai pada tahun 1973.[9] Saat itu Uni Eropa masih bernama Masyarakat Ekonomi Eropa.Setelah resmi bergabung dengan Uni Eropa, Inggris memastikan diri menjadi satu- satunya negara anggota Persemakmuran Bangsa-Bangsa yang juga sekaligus anggota Uni Eropa saat itu. Pada tahun 2004, negara Siprus dan Malta bergabung menjadi anggota Uni Eropa.[10][11] Karena Siprus dan Malta merupakan dua negara yang merupakan anggota Persemakmuran Bangsa-Bangsa juga bergabung ke Uni Eropa maka Inggris tidak lagi menjadi satu- satunya negara anggota Persemakmuran Bangsa-Bangsa yang memiliki keanggotaan di Uni Eropa.

Pengaruh Keanggotaan Inggris di Uni Eropa bagi Persemakmuran Bangsa-Bangsa sunting

Inggris yang merupakan anggota Persemakmuran Bangsa-Bangsa sekaligus anggota Uni Eropa seolah- olah bertindak sebagai duta Persemakmuran Bangsa-Bangsa di Uni Eropa. Karenanya keanggotaan Inggris di Uni Eropa secara tidak langsung memberi keuntungan tersendiri bagi negara- negara anggota Persemakmuran Bangsa-Bangsa. Keanggotan Inggris di Uni Eropa membukakan gerbang bagi negara- negara yang tergabung di Persemakmuran Bangsa-Bangsa untuk menjalin hubungan baik dan kerja sama dengan Uni Eropa. Keanggotan Inggris di Uni Eropa membuat suara dari negara- negara yang tergabung di Persemakmuran Bangsa-Bangsa dapat terwakilkan di Uni Eropa meskipun negara- negara tersebut bukan merupakan anggota Uni Eropa. [12]

Di bidang perdagangan, pengaruh keanggotaan Inggris di Uni Eropa bagi negara- negara anggota Persemakmuran Bangsa-Bangsa sangatlah jelas terlihat. Buktinya tahun 2016, hampir 80% negara- negara anggota Persemakmuran Bangsa-Bangsa sedang dalam proses negosiasi dengan Uni Eropa perihal kontrak perdagangan. Keuntungan dari kontrak dagang ini sangatlah signifikan baik bagi negara- negara anggota Persemakmuran Bangsa-Bangsa maupun untuk Inggris sendiri. Keanggotaan Inggris di Uni Eropa membuat Inggris menjadi garda terdepan perihal penguatan hubungan antara negara- negara yang tergabung di Persemakmuran Bangsa-Bangsa dengan Uni Eropa. Inggris terlibat dalam upaya dimulainya negosiasi mengenai perjanjian penyelenggaraan perdagangan bebas di antara Uni Eropa dengan Australia dan Selandia Baru.Keanggotaan Inggris di Uni Eropa, juga membuat Inggris dapat mendorong Uni Eropa untuk mewujudkan perjanjian perdagangan bebas dengan India.Jelaslah, Keanggotaan Inggris di Uni Eropa membuat Inggris dapat menunjukkan konsistensinya dalam memperjuangkan akses ke pasar Uni Eropa bagi negara- negara berkembang baik yang merupakan anggota Persemakmuran Bangsa-Bangsa ataupun yang bukan anggota Persemakmuran Bangsa-Bangsa.[13]

Pengaruh Referendum keanggotaan Britania Raya di Uni Eropa 2016 sunting

Terlepas dari adanya pengaruh- pengaruh positif yang didapat oleh Inggris dan negara-negara anggota Persemakmuran Bangsa-Bangsa karena keanggotaan Inggris di Uni Eropa, pada kenyataannya masih ada pihak- pihak yang beranggapan bahwa keanggotaan Inggris di Uni Eropa hanya membatasi ruang gerak Inggris terutama dalam hal interaksi dagang dengan negara-negara lain termasuk di dalamnya dengan sesama anggota Persemakmuran Bangsa-Bangsa. Pihak- pihak ini menilai Uni Eropa terlalu mengekang Inggris, dengan banyaknya peraturan- Peraturan yang harus dipenuhi.[14][15] Hal inilah yang melatarbelakangi mencuatnya istilah Brexit. Istilah Brexit merupakan gabungan dari Britania dan exit. Maksud dari istilah ini adalah seruan agar Britania Raya keluar dari Uni Eropa. Perdebatan di internal Britania Raya maupun di internal Persemakmuran Bangsa-Bangsa mengenai Brexit tetunya tidak terelakkan. Pihak- pihak yang telah merasakan manfaat keanggotaan Inggris di Uni Eropa tentulah kontra terhadap seruan Brexit Sementara pihak- pihak yang merasa Inggris dibatasi ruang geraknya dan terlalu dibatasai oleh Uni Eropa dengan rentetan peraturan yang dibuat Uni Eropa menjadi pihak yang pro terhadap seruan Brexit. Perdebatan ini berujung dengan diadakannya Referendum Keanggotaan Britania Raya di Uni Eropa yang hasilnya sebanyak 51,9 % pemilih menyatakan mendukung Inggris keluar dari Uni Eropa dan 48,1% pemilih menyatakan mengharapkan Inggris tetap menjadi anggota Uni Eropa.[16]

Referensi sunting

  1. ^ Worstall, Time (2018-04-19). "Why Does The Queen Have To Persuade The Commonwealth Into Free Trade?". Continental Telegraph (dalam bahasa Inggris). Continental Telegraph. Diakses tanggal 2018-04-14. 
  2. ^ Blenkinsop, Philip (2018-04-22). "EU and Mexico agree new free trade pact". REUTES (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2018-06-14. 
  3. ^ Peterson, Dave (2016). "European Union vs Commonwealth". Australian Unwrapped (dalam bahasa Inggris). Diarsipkan dari versi asli tanggal 2018-05-10. Diakses tanggal 2018-06-14. 
  4. ^ "European Union or Commonwealth? It's a false choice" (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2018-06-14. 
  5. ^ "The EU or the Commonwealth? Britain can have both" (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2018-06-14. 
  6. ^ "Brexit Facts: The Commonwealth Of Nations Versus The European Union" (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2018-06-14. 
  7. ^ "Twisting numbers and telling stories: Brexit and the Commonwealth" (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2018-06-14. 
  8. ^ Smith, Jasmin P (2018). "European Union vs Commonwealth". Worldatlas Unwrapped (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2018-06-14. 
  9. ^ "A timeline of Britain's EU membership in Guardian reportingh" (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2018-06-14. 
  10. ^ Anonymous (2016-07-05). "Cyprus - European Union - European Commission". European Union (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2018-06-16. 
  11. ^ Anonymous (2016-06-16). "Malta - European Union - European Commission". European Union (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2018-06-16. 
  12. ^ Swire MP, The RT Hon Hugo (May 25, 2016). The EU and the Commonwealth - The UK's place in both (Speech). Chatham House. Diakses tanggal June 15, 2018. 
  13. ^ Swire MP, The RT Hon Hugo (May 25, 2016). The EU and the Commonwealth - The UK's place in both (Speech). Chatham House. Diakses tanggal June 15, 2018. 
  14. ^ "What is Brexit, when does Britain leave the European Union and what happens afterwards?". The Sun (dalam bahasa Inggris). 2018-03-29. Diakses tanggal 2018-06-17. 
  15. ^ Hunt, Alex; Wheeler, Brian (2018-06-11). "Brexit: All you need to know". BBC News (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2018-06-17. 
  16. ^ "It's official: Britain has voted to Leave the EU". The Independent (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2018-06-17. 

Daftar Pustaka sunting

  1. Immanuel, Petrikor; N, Wahyudi (2016). Sejarah Uni Eropa: Membedah Masa Lalu dan Masa Kini. Solo: Azka Pressindo. ISBN 978-602-352-017-6.