Hubungan Bhutan dengan Jepang

Hubungan Bhutan–Jepang merujuk kepada hubungan diplomatik antara Bhutan dan Jepang. Hubungan diplomatik tersebut didirikan pada 28 Maret 1986.[1]

Hubungan Bhutan–Jepang

Bhutan

Jepang

Misi diplomatik

sunting

Jepang memiliki sebuah kedutaan besar non-residen untuk Bhutan di New Delhi, India. Jepang berencana membuka sebuah kedutaan besar residen di Thimpu pada April 2014. Salah satu sebab membuka sebuah kedutaan residen di Bhutan adalah menangkis pengaruh Tiongkok di kawasan tersebut; namun, kendala biaya menghalangi rencana tersebut.[2][3]

Kunjungan Kenegaraan

sunting
 
Raja Bhutan (tengah), Ratu (kiri) dan Putra Mahkota Jepang di Istana Kekaisaran Tokyo pada 16 November 2011.

Penguasa Bhutan, Druk Gyalpo Jigme Khesar Namgyal Wangchuck dan istrinya Ratu Jetsun Pema mengadakan kunjungan kenegaraan ke Jepng pada 15-20 November 2011.[4]

Saat keluarga kekaisaran Jepang berkunjung ke Bhutan, mula-mula pada Maret 1987 oleh Putra Mahkota Naruhito, yang kedua pada Maret 1997 oleh Pangeran dan Putri Akishino, dan yang ketiga pada Juni 2017 oleh Putri Mako.[5][6]

Pemulihan bencana

sunting

Bhutan meraih bantuan dari Jepang terkait pemulihan bencananya terhadap banjir luapan danau glasial. Direktur Departemen Layanan Hydro-Met dalam Kementerian Urusan Ekonomi Bhutan, Karma Tsering, berkata bahwa Bhutan meraih bantuan dari Badan Kerja Sama Internasional Jepang dalam mengembangkan sistekm peringatan awal yang lebih murah dan lebih efisien untuk meminimalisir korban dan kerusakan dari banjir luapan danau glasial yang terjadi. Pemerintah Jepang juga datang untuk mempelajari keadaan geologi di Pegunungan Himalaya. Badan Jepang tersebut berencana untuk menyelesaikan proyeknya di Bhutan pada 2016.[7]

Pariwisata

sunting

Jepang memiliki pertumbuhan pasar bagi pariwisata Bhutan. Pada awal 2012, Phuntsho Gyeltshen, tokoh media fokal media resmi dari Dewan Pariwisata Bhutan menyatakan bahwa jumlah wisatawan Jepang yang berkunjung meningkat signifikan dan Jepang mendekati pasar pariwisata Bhutan nomor satu. Pihaknya juga menyatakan bahwa peningkatan wisatawan Jepang yang drastis ke Bhutan terjadi setelah Druk Gyalpo Jigme Khesar Namgyal Wangchuck dan Ratu Jetsun Pema mengunjungi negara Jepang.[8][9] Pada 2011, 7,000 orang Jepang mengunjungi Bhutan. Jepang merupakan pasar terbesar kedua bagi pariwisata Bhutan.[3]

Referensi

sunting
  1. ^ "25th Anniversary of Establishment of Diplomatic Relations between Japan and the Kingdom of Bhutan". MOFA. Diakses tanggal 2013-11-11. 
  2. ^ "Japan eying for its embassy in Bhutan". Bhutan News Service. 2012-06-03. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2015-09-23. Diakses tanggal 2013-11-11. 
  3. ^ a b "A fourth embassy in Thimphu". KuenselOnline. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2013-11-11. Diakses tanggal 2013-11-11. 
  4. ^ "State Visit of their Majesties the King and Queen of Bhutan to Japan: Outline of Visit Programme and Appraisal". MOFA. 2011-11-21. Diakses tanggal 2013-11-11. 
  5. ^ Japan's Princess Mako to visit Bhutan, South Asia News & Top Stories - The Straits Times - May 10, 2017
  6. ^ Princess Mako begins a nine-day official visit to Bhutan | The Japan Times - May 31, 2017
  7. ^ "Bhutan official praises Japanese aid in handling glacial outburst floods". Japan Times. 2013-08-02. Diakses tanggal 2013-11-11. 
  8. ^ "Bhutan royals' visit to Japan boosts interest in travel to their country " Japan Today: Japan News and Discussion". Japantoday.com. 2011-11-22. Diakses tanggal 2013-11-11. 
  9. ^ "'Bhutan Fever' in Japan | BBS". Bbs.bt. 2012-03-26. Diakses tanggal 2013-11-11.