Hiu karpet berbintik

Hiu
Hiu karpet berbintik
Klasifikasi ilmiah
Kerajaan:
Filum:
Kelas:
Superordo:
Ordo:
Famili:
Genus:
Spesies:
H. freycineti

Hiu karpet berbintik adalah hewan endemik Indonesia. Nama ilmiah hewan ini adalah Hemiscyllium freycineti.[1] Hiu karpet berbintik termasuk dalam suku Hemiscylliidae dengan genus Hemiscyllium.[2] Hiu karpet berbintik termasuk hewan bertulang belakang.[1] Jenis hiu ini juga masuk ke dalam jenis Hiu Bambu.[1] Hiu karpet berbintik dipercaya ditemukan di Papua tepatnya di perairan Kepulauan Raja Ampat.[1] Hiu karpet berbintik mulai dikenal luar pada tahun 2003.[2]

Ciri-ciri sunting

Hiu karpet berbintik memiliki warna kulit dengan pola seperti macan tutul.[2] Pola tersebut benbentuk heksagonal, berwarna coklat berbintik.[2] Pola ini tersebar merata diseluruh permukaan hiu karpet berbintik bagian atas.[2] Bagian moncong hiu karpet berbintik terdapat bintik-bintik kecil dan berwarna gelap menutupi moncongnya.[2]

Hiu karpet berbintik bentuknya mirip dengan hiu lainnya. Bagian badannya terdiri dari ekor, dua sirip samping, dua sirip dibagian pungggung, dua mata yang terletak kepala bagian atas, dan tentu moncong mulut.[2] Hiu jenis ini memiliki tubuh panjang.[3] Bagian monconnya relatif pendek apabila dibandingkan dengan hiu lainnya.[3] Mulut hewan bertulang punggung ini berada di depan mata.[3] Hewan ini juga memiliki spirakel yang terletak di bawah mata.[3] Sirip yang dimiliki hiu karpet berbintik berbentuk tebal dan berbentuk segitiga dengan tumpul dibagian ujung.[3]

Ukuran panjang maksimal hiu karpet berbintik adalah 46 cm baik untuk kelamin jantan maupun betina[3] Hiu karpet berbintik biasanya berenang dalam kedalaman 0-12m di bawah permukaan laut.[4] Makanna hiu karpet berbintik adalah hewan kecil jenis invertebrata.[5]

Habitat sunting

Habitat hiu karpet berbintik adalah pada perairan dangkal dengan terumbu karang, pasir dan rumput laut.[4] Beberapa daerah distribusi hewan ini adalah Papua, Wigeo, dan Papua New Guinea.[4]

Status perlindungan sunting

Hiu karpet berbintik termauk hewan yang hampir punah, oleh karena itu termasuk hewan yang dilindungi.[2] Semakin berkurangnya jumlah hiu karpet berbintik karena banyak terumbu karang sebagai habitatnya rusak.[2] Kerusakan terumbu karang sebagian besar terjadi karena penangkapan ikan menggunakan dinamit.[2] Keindahan warna hiu jenis ini juga memancing orang untuk menjadikan penghias aquarium.[2] Meningkatnya permintaan akan hiu karpet berbintik serta harganya yang mahal akan menjadikan penangkapan besar-besaran terhadap hiu karpet berbintik.[2] Hal tersebut tentu akan berdampak semakin berkurangnya jumlah hiu karpet berbintik di habitat aslinya.[2]

Rujukan sunting

  1. ^ a b c d "Hemiscyllium freycineti". Fish Base. Diakses tanggal 7 Mei 2014. 
  2. ^ a b c d e f g h i j k l m "Hemiscyllium freycineti". IUCN Red List. Diakses tanggal 7 Mei 2014. 
  3. ^ a b c d e f "First Observation of Mating in the Bamboo Shark Hemiscyllium freycineti (Chondrichthyes: Hemiscylliidae)" (PDF). Sinica. Diakses tanggal 7 Mei 2014. 
  4. ^ a b c "Indonesian speckled carpetshark (Hemiscyllium freycineti)". Marine Species. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2014-05-07. Diakses tanggal 7 Mei 2014. 
  5. ^ "Freycinet's Epaulette shark". Shark Foundation. Diakses tanggal 7 Mei 2014.