Haankhef merupakan ayahanda dari raja-raja Mesir Kuno, Neferhotep I, Sihathor, dan Sobekhotep IV, yang berturut-turut memerintah Mesir pada paruh kedua abad ke-18 SM, sebagai raja-raja Dinasti ke-13.

Segel scarabnya "Penyegel kerajaan, ayahanda dewa Haankhef" dan "anggota elite, putri raja Kema".[1]

Pengesahan sunting

Haankhef dikenal dari sejumlah monumen yang semuanya terhubung dengan putra-putra kerajaannya. Di monumennya Haankhef menyandang gelar "Penyegel Kerajaan" dan "Ayahanda Dewa". Kedua gelar diberikan kepadanya setelah putra-putranya menjadi raja dan oleh karena itu tidak diketahui posisi apa yang dipegangnya sebelum kejadian ini. "Ayahanda Dewa" adalah gelar yang sering diberikan kepada orang tua non-kerajaan seorang raja dan ayahanda Haankhef, Nehy, memang dikenal sebagai "petugas resimen kota" di Thebes. Demikian pula ibunda Haankhef, Senebtysy hanya memegang gelar umum "Nyonya Rumah". Ini menunjukkan bahwa Haankhef termasuk keluarga pejabat militer tingkat menengah.[2] Peran apa yang dimainkan latar belakang ini dalam aksesi Neferhotep I ke takhta tidak diketahui. Haankhef adalah satu dari hanya dua ayahanda dari seorang firaun yang disebutkan di kanon Turin, sebuah daftar raja yang disunting pada awal era Ramses. Alasan untuk hak istimewa yang langka ini tidak pasti, mungkin terkait dengan dua putra kerajaannya yang kemudian dianggap sebagai raja terbesar Dinasti ke-13 dalam periode yang tidak berguncang di Mesir.

Keluarga sunting

Istri Haankhef dikenal telah dinamai Kemi berkat beberapa sumber, khususnya batu prasasti buatan Neferhotep I di Pulau Sehel, Konosso dan Philae. Dalam prasasti ini, Kemi sering dinamakan bersama dengan Haankhef meski ada juga sejumlah segel scaraboid yang menamainya dan putranya tanpa menyebutkan Haankhef. Sebuah prasasti Neferhotep I dari Abydos menunjukkan bahwa ia telah tiada pada tahun kedua putra sulungnya. Cucu Haankhef oleh Neferhotep I juga bernama Haankhef, mungkin untuk menghormatinya.

Sumber sunting

  1. ^ Flinders Petrie, Scarabs and cylinders with names (1917), available copyright-free here, pl. XVIII
  2. ^ K.S.B. Ryholt, The Political Situation in Egypt during the Second Intermediate Period, c.1800–1550 BC, Carsten Niebuhr Institute Publications, vol. 20. Copenhagen: Museum Tusculanum Press, 1997, p. 225