Gitaan
Klasifikasi ilmiah
Kerajaan:
Klad: Tracheophyta
Klad: Angiospermae
Klad: Eudikotil
Klad: Asterid
Ordo:
Famili:
Subfamili:
Tribus:
Genus:
Spesies:
W. coriacea
Nama binomial
Willughbeia coriacea
Sinonim

Willughbeia vrieseana (Pierre) K. Schum.
Willughbeia nodosa (Pierre) K. Schum.
Willughbeia minutiflora (Pierre) K. Schum.
Willughbeia firma platyphylla Boerl.
Willughbeia firma obtusifolia Boerl.
Willughbeia firma oblongifolia Bl.
Willughbeia firma macrophylla Boerl.
Willughbeia firma Bl.
Willughbeia burbidgei Dyer
Willughbeia macrocarpa Korth. ex Bl.
Willughbeia vriesianus Pierre
Willughbeia nodosus Pierre
Willughbeia minutiflorus Pierre
Willughbeia firmus (Bl.) Kuntze
Willughbeia coriaceus (Wall.) Kuntze

Gitaan merupakan buah yang digolongkan dalam satu keluarga besar tanaman Apocynaceae atau kamboja-kambojaan. Sedangkan nama ilmiahnya adalah Willughbeia coriacea[1] (Sinonim: Willughbeia firma) Buah gitaan bewarna jingga, rasa dagingnya manis dan sedikit asam. Buahnya seukuran genggaman tangan orang dewasa. Kulitnya tebal dengan permukaan halus ditumbuhi semacam bulu-bulu. Daging kulitnya bewarna putih. Saat buah muda, di bagian daging kulitnya seperti spons agak padat dengan permukaan bewarna hijau muda agak kekuningan. Dibawah kulitnya terdapat bagian buah yang berjumlah 5–8 biji. Di dalam daging terdapat biji yang mempunyai kandungan lembaga berkeping dua.

Pohon buah gitaan memiliki kulit batang bewarna cokelat tua dan banyak mengandung getah bewarna putih. Daunnya tumbuh pada batang dan cabangnya. Bentuk daunnya lonjong memanjang dengan tulang daun menyirip. Permukaan daun ditumbuhi bulu-bulu halus, tidak mengilat, dan bewarna hijau muda. Panjang daun berkisar 11–20 sentimeter dengan lebar 6–12 sentimeter

Gitaan berbunga antara bulan Juli–Oktober. Sedangkan musim buah berkisar pada bulan November–Februari. Tanaman ini hidup dan tumbuh dengan cara menjalar di antara pepohonan hutan. Lokasi pertumbuhannya mulai dataran rendah hingga tempat dengan ketinggian 700 meter dari permukaan laut.

Saat ini buah gitaan masih dianggap mempunyai nilai ekonomis rendah dibandingkan dengan buah-buah yang lain. Oleh karena itu, dari tahun ke tahun, jumlah populasi ini kian menurun. Di alam bebas, umumnya perkembangbiakan tanaman ini melalui biji dan persebarannya melalui hewan hutan sehingga menyebar ke tempat lain.

Di daerah Kutai, Kalimantan Timur, tanaman ini dikenal dengan sebutan jitan. Penduduk Dayak Kenyah menyebutnya dengan nama supit. Buah gitaan yang sudah masak banyak mengandung vitamin C. Oleh Urang Bukit di Pegunungan Meratus, Kalimantan Selatan, getah buah gitaan yang bewarna putih dan agak encer dibuat sebagai obat tradisional. Kegunaan lainnya sebagai kayu bakar.[2]

Referensi

sunting
  1. ^ Wall., 1832 In: Pl. Asiat. Rar. 3: 45
  2. ^ Rohliansyah, Pahmi (2007). Mengenal Buah-Buahan Kalimantan. Yogyakarta: ADICITA KARYA NUSA. hlm. 19–23. ISBN ISBN 979-9246-71-7 Periksa nilai: invalid character |isbn= (bantuan).