Genosida Romani atau Holokos Romani, yang dikenal sebagai Porajmos (Romani /pʰo.ɽaj.mos/) adalah upaya yang dilakukan Nazi Jerman untuk menyingkirkan kaum Romani di Eropa selama Perang Dunia II. Kaum Yahudi dan Romani menjadi sasaran pemusnahan oleh pemerintahan Hitler. Munculnya tindakan ini tidak terlepas dari rasisme oleh orang-orang Jerman terhadap kaum Yahudi dan Romani. Kekaisaran Jerman dan Republik Weimar melakukan intervensi anti-kaum Romani. Tahun 1899, Polisi keamanan Jerman membentuk sebuah organisasi yang bertujuan untuk mencatat dan mengawasi aktivitas kaum Romani.

Republik Weimar melarang kaum Romani masuk ke kolam renang umum, taman dan tempat-tempat rekreasi karena dianggap sebagai penjahat dan mata-mata. Pada tahun 1926, undang-undang untuk kaum Gipsi diberlakukan di Jerman dan mengakibatkan kaum ini dilarang memasuki wilayah Jerman. Atas perintah dari Kekaisaran Jerman dan Republik Weimar, kaum Romani ditetapkan pada wilayah-wilayah tertentu sehingga menjadi terfokus dan terisolasi.

Pada tahun 1927, undang-undang tersebut disahkan di Prusia dan mewajibkan kaum Romani membawa kartu identitas. Tercatat sekitar 8000 kaum Romani menjalani proses ini dengan mewajibkan sidik jari dan proses pemotretan. Sejak pemerintahan Reich Ketiga, orang-orang Jerman yang beranggapan bahwa mereka keturunan murni ras Arya dilarang menikah dengan kaum yang bukan berasal dari ras mereka. Pada pemerintahan inilah yang menjadi awal penganiayaan kaum Romani. Pada tahun 1936, mereka mulai diasingkan ke kamp pengasingan di pinggiran kota.

Pada akhir 1939 dan awal tahun 1940, Hans Frank, Gubernur Jenderal Jerman yang menduduki Polandia menolak untuk menerima sekitar 30.000 kaum Romani. Himmler menandatangani perintah sebagai awal deportasi massal ke Auschwitz. Jumlah korban penganiayaan oleh Jerman bervariasi dari satu negara ke negara lain. Sekitar 3000-6000 kaum Romani dideportasi ke Dachau, kamp pengasingan di Prancis. Einsatzgruppen, sebutan untuk regu yang melakukan pembunuhan dengan cara berkeliling, melanjutkan penganiayaan hingga ke negara Balkan dan Uni Soviet. Sebagai imbalannya, Einsatzgruppen mendapat kekebalan atas tuntutan kejahatan perang. Erich von dem Bach – Zelewski menyatakan bahwa tugas mereka hanya memusnahkan kaum Yahudi. Pada tanggal 16 Desember 1942, Himmler memerintahkan agar kaum Romani dipusatkan di Auschwitz-Birkenau. Setelah keputusan yang dibuat pada Konferensi Wannsee, pada tanggal 15 November 1943, Himmler memerintahkan bahwa kaum Romani ditempatkan pada posisi yang sama seperti kaum Yahudi di kamp pengasingan. Hitler juga dianggap terlibat dalam keputusan yang diambil oleh Himmler setelah mengadakan pertemuan enam hari sebelumnya. Pada bulan Mei 1944, kaum Romani memberikan perlawanan terhadap pasukan SS Jerman di kamp pengasingan. Beberapa bulan berikutnya, pasukan SS Jerman berhasil mematahkan serangan kaum Romani dan membunuh sekitar 20.000 kaum Romani di kamp pengasingan.

Referensi

sunting
Daftar pustaka
  • Bársony, János (2008). "Facts and Debates: The Roma Holocaust". In János Bársony and Ágnes Daróczi , eds., Pharrajimos: The Fate of the Roma During the Holocaust (pp. 1–12). New York, NY: International Debate Education Association. ISBN 978-1-932-71630-6. 
  • Hancock, Ian (1991). "In David Crowe and John Kolsti, eds., The Gypsies of Eastern Europe (pp. 11–30)". Armonk, NY: M. E. Sharpe. ISBN 978-0-873-32671-1.  Parameter |chapter= akan diabaikan (bantuan)
  • ——— (1997). "A Glossary of Romani Terms". American Journal of Comparative Law. 45 (2): 329–344. JSTOR 840853. 
  • Heuss, Herbert (1997). "German policies of Gypsy persecution (1870–1945)". In Karola Fings, Herbert Heuss and Frank Sparing, From "Race Science" to the Camps: The Gypsies during the Second World War, Vol. 1 (pp. 15–37). Hertfordshire: University of Hertfordshire Press. ISBN 978-0-900-45878-1. 
  • Jessee, Erin. "Nazi Atrocities: The Genocide of the Roma/Sinti." Lecture at Concordia University, Montreal, Quebec, February 3, 2010.
  • Matras, Yaron (2004). "A conflict of paradigms: review article" (PDF). Romani Studies. 14 (2): 193–219. doi:10.3828/rs.2004.7. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 2022-08-15. Diakses tanggal 2013-11-29. 
  • Sparing, Frank (1997). "The Gypsy Camps: The creation, character and meaning of an instrument for the persecution of Sinti and Romanies under National Socialism". In Karola Fings, Herbert Heuss and Frank Sparing, From "Race Science" to the Camps: The Gypsies during the Second World War, Vol. 1 (pp. 40–70). Hertfordshire: University of Hertfordshire Press. ISBN 978-0-900-45878-1. 
  • Wolfgang Wippermann. “Compensation withheld: The denial of reparations to the Sinti and Roma.” In The Gypsies during the Second World War: The Final Chapter, ed. Donald Kenrick, 171-177. Hertfordshire: University of Hertfordshire Press, 2006.

Bacaan tambahan

sunting

Pranala luar

sunting