Gedong Tinggi Palmerah

Gedong Tinggi Palmerah adalah sebuah bangunan peninggalan kolonial Belanda yang terletak di Jalan Palmerah Barat, Palmerah, Jakarta Barat. Bangunan dengan gaya campuran Belanda-Indonesia ini sekarang digunakan sebagai Kantor Polisi Sektor Metro Palmerah.[1]

Kapolsek Palmerah yang memakai bangunan Gedong Tinggi Palmerah (2019).

Sejarah

sunting

Sejarah Gedong Tinggi tak terlepas dari sejarah Kota Batavia yang pada saat itu dianggap tidak sehat. Pada abad ke-18, Banyak penduduk dari Batavia yang membangun sebuah villa di luar bagian tembok kota dengan harapan mereka dapat hidup bebas dari penyakit Malaria yang pada saat itu sedang melanda sekitar Kota Batavia.[2] Andries Hartsinck, seorang pejabat tinggi VOC di Kota Batavia membangun sebuah landhuis di dekat kali Grogol pada tahun 1790-an.[2] Hunian ini dibangun atas 2 lantai. lantai kedua dibangun dengan gaya Eropa yang lazim tertutup, sedangkan lantai dasar merupakan serambi luas dan terbuka di sepanjang sisi depannya dengan serangkaian pilar. Karena atap bagian atas tidak menjorok ke luar, maka ditambahkan seng gelombang di bawah atap. Hal itu dikarenakan agar dapat menahan sinar matahari.[3] Landhuis ini didesain memiliki beberapa karakteristik untuk menyesuaikan dengan iklim tropis.[2] Pada saat landhuis ini dibangun, daerah Palmerah masih berupa hutan karena berada jauh di pinggir Kota Batavia. Di bagian depan landhuis kemudian dijadikan kebun yang luas. Namun seluruh wilayah kebun ini sekarang ditempati oleh pemukiman padat penduduk yang kumuh.[2] Keberadaan Gedong Tinggi Palmerah ini menjadi tonggak sejarah dimulainya pemukiman di daerah Palmerah yang kemudian diikuti dengan didirikannya Stasiun Palmerah pada akhir abad ke-19.

Keadaan terkini

sunting

Bangunan ini dilindungi oleh Undang-undang Monumen STRL 1931 no. 238 dan di bawah pengawasan pemerintah DKI Jakarta.[4] Namun sayangnya Bangunan ini kurang terawat. Ditambah lagi lokasi bangunan ini berada di tengah pemukiman kumuh yang mengancam keasrian bangunan ini. Gedong Tinggi Palmerah menjadi salah satu landhuis yang keberadaannya terselamatkan di tengah ganasnya pembangunan Ibu Kota. Bangunan serupa seperti Landhuis Pondok Gede dibongkar pada tahun 1990-an untuk dijadikan mall. Landhuis Cengkareng dibongkar pada tahun 1980 untuk keperluan bisnis properti. Landhuis Djipang yang masih satu wilayah dengan Gedong Tinggi Palmerah, dibongkar pada tahun 1996. Landhuis Tanjung Timur yang hangus terbakar pada tahun 1985 itu kini hanya menyisakan puing-puingnya saja. Landhuis Cililitan walaupun kondis bangunannya masih kokoh berdiri, tetapi keberadaannya sangat terancam dengan pemukiman kumuh yang berada di sekelilingnya.[3]

Referensi

sunting
  1. ^ Sektor Metro Palmerah: The Gedong Tinggi of Palmerah Diarsipkan 2023-07-29 di Wayback Machine..
  2. ^ a b c d Hikayat Rumah Pedesaan Petinggi VOC di Palmerah Diarsipkan 2016-11-30 di Wayback Machine..
  3. ^ a b A. Heuken SJ. Tempat-tempat Bersejarah di Jakarta. Cipta Loka Caraka, 2015. ISBN 974-602-70395-7-5
  4. ^ Gedong Tinggi di Palmerah Barat Diarsipkan 2021-05-07 di Wayback Machine..