Flusitosin
Flusitosin, juga dikenal sebagai 5-fluorocytosine, adalah obat antijamur. Ini secara khusus digunakan, bersama dengan amfoterisin B, untuk infeksi Candida yang serius dan kriptokokosis. Ini dapat digunakan dengan sendirinya atau dengan antijamur lain untuk kromomikosis.
Nama sistematis (IUPAC) | |
---|---|
4-amino-5-fluoro-1,2-dihydropyrimidin-2-one | |
Data klinis | |
Nama dagang | Ancobon, Ancotil, Cytoflu, lainnya |
AHFS/Drugs.com | monograph |
MedlinePlus | a601132 |
Kat. kehamilan | B3(AU) C(US) |
Status hukum | POM (UK) ℞-only (US) |
Rute | oleh mulut, intravena |
Data farmakokinetik | |
Bioavailabilitas | 75 hingga 90% (oleh mulut) |
Ikatan protein | 2.9 hingga 4% |
Metabolisme | minimal, di saluran GI |
Waktu paruh | 2.4 hingga 4.8 jam |
Ekskresi | ginjal (90%) |
Pengenal | |
Nomor CAS | 2022-85-7 |
Kode ATC | D01AE21 J02AX01 |
PubChem | CID 3366 |
DrugBank | DB01099 |
ChemSpider | 3249 |
UNII | D83282DT06 |
KEGG | D00323 |
ChEBI | CHEBI:5100 |
ChEMBL | CHEMBL1463 |
Data kimia | |
Rumus | C4H4FN3O |
SMILES | eMolecules & PubChem |
| |
Data fisik | |
Titik lebur | 295–297 °C (563–567 °F) (dec.) |
Mekanisme kerja
suntingDi dalam tubuh, flusitosin akan diubah menjadi 5-Fluorourasil (5-FU), lalu menjadi 5-Fluoroudeoksiuridin monofosfat (FdUMP) dan Fluorourindin trifosfat (FUTP). Masing-masing metabolit tersebut menghambat pembentukan DNA dan RNA. Perubahan metabolit induk menjadi metabolit aktif ini terjadi di dalam sel fungi[1].
Efek samping
suntingFlora normal usus dapat mengubah flusitosin menjadi senyawa antineoplastik toksik. Anemia, leukopenia, dan trombositopenia dapat terjadi akibat toksisitas lainnya pada sumsum tulang[1]
Referensi
sunting- ^ a b Kurnianta, Putu Dian Marani; Sari, Suci Wulan; Yanti, Silfera Indra; Alfianna, Wiwin; Solihah, Ridayatus; Dari, Ni Putu Desy Ratna Wulan; Okzelia, Sari Defi; Suzana, Dona; Fatwami, Esti Febri (2023-07-17). PENGANTAR FARMAKOLOGI : Konsep dan Teori. PT. Sonpedia Publishing Indonesia. ISBN 978-623-09-4615-8.