Denpasar Festival atau Denfest adalah festival seni budaya yang diselenggarakan sebagai ajang ragam ekpresi seni budaya, baik yang bernuansa tradisional, modern maupun evant-garde yang setidaknya memenuhi 6 aspek yang meliputi: display, menjual, menginspirasi, mentransformasi, menghibur dan mendidik.[1] Denpasar Festival (Denfest) pada awal mulanya bernama Gajah Mada Town Festival yang digelar pertama kali pada tahun 2008 karena berlokasi di Jalan Gajah Mada, Denpasar. Denpasar Festival diinisiatori oleh Anak Agung Gede Ngurah Puspayoga.

Denpasar Festival
Denfest
Tanggalsetiap bulan Desember
Dimulai10 Desember 2021
Berakhir23 Desember 2021
Frekuensisetiap tahun
LokasiJln. Gajah Mada, Kota Denpasar
Tahun aktif13 tahun
Acara pertama2008
Terakhir diadakan2021
Acara sebelumnya2021
Acara berikutnya-
PenyelenggaraPemerintahan Kota Denpasar
Situs webdenfest.kreativi.id

Tema dan Makna

sunting

Festival masih bernama Gajah Mada Town Festival dengan mengusung tema "Inspirational Memories". Festival berlokasi di Jalan Gajah Mada, Denpasar.[1]

Tema tahun ini adalah "Embracing Tommorow" atau Menyongsong Masa Depan Gemilang yang dimaknai sebagai keberanian dan ketegasan sikap dalam menyongsong masa depan yang bermuara dari pergerakan dinamis dan apresiasi yang komprehensif akan khazanah kemasyarakatan dan segenap potensi kebudayaan dan kreatifitas yang tumbuh dan berkembang di lingkup kota Denpasar. Pada tahun ini, nama Festival berubah menjadi Denpasar Festival.[1]

Tema tahun ini adalah "Buana Citra Kara" atau Ranah Bertabur Kreasi dan Prestasi yang dimaknai sebagai upaya merealisasikan keberanian dan ketegasan sikap semua komponen kota Denpasar. Hal ini bermuara dari pergerakan dinamis dan apresiasi yang komperehensif akan khazanah nilai-nilai luhur kemasyarakatan serta ekpresi dan apresiasi dari segenap potensi kebudayaan dan kreativitas yang tumbuh kembang di Kota Denpasar.[1]

Tema tahun ini adalah "Baris: Refleksi Semangat Heroisme Kota" yang dimaknai sebagai pembentukan karakter kota dan manusia yang jujur, cerdas, tangguh dan peduli. Apabila dikejawantahan lebih mendalam lekat dengan semangat heroisme ikon Baris, sebagai city branding Kota Denpasar.[1]

Tari Baris sebagai salah satu tarian ritual di Bali bersumber dari kata babarisan, yang berarti barisan atau formasi. Baris pun merepresentasi nilai kepeloporan dan keluhuran yang menjadi inspirasi bagi penciptaan dan pengkajian berbagai ragam kreativitas yang ditampilkan.[1]

Tema tahun ini adalah “Kreta Angga Wihita” berarti Kotaku Rumahku yang mengandung makna kota ini adalah milik semua masyarakat. Masyarakat dari manapun etnis maupun latar belakangnya wajib menjaga dan memeliharanya layaknya menjaga rumah sendiri.[1]

Tema tahun ini adalah "Creative In Motion". Denfest kali ini menonjolkan karakteristik masyarakat denpasar yang kuat, khususnya keragaman potensi kreativitas masyarakat, kemampuan beradaptasi dengan perubahan jaman dengan mengkombinasikan nilai-nilai lokal, nasional dan universal, potensi seni budaya yang khas dan beragam serta pembangunan ekonomi berkelanjutan.[1]

Tema tahun ini adalah "Dharma Cipta Mahabudaya". Pelaksanaan Denfest lebih mengedepankan dan menonjolkan dari sisi ART, MART dan SMART. Juga diisi dengan refleksi Seabad Gong Kebyar yang dipusatkan di Lapangan Puputan Badung I Gusti Ngurah Made Agung.

Dalam peringatan Se-Abad Gong Kebyar ini ditampilkan kreativitas Gong Kebyar dan penampilan karya cipta tabuh gong kebyar yang pertama kali diciptakan oleh tokoh seniman karawitan di Kota Denpasar. Sekaligus mengisahkan perkembangan dan perjalanan Kebyar di atas panggung dunia, sekaligus mengurai kontribusi Denpasar dalam spektrum kreatifitas kebyar kebudayaan Bali.[1]

Tema tahun ini adalah "Demi Denpasar" yang mengandung makna era yang penuh sumbangsih untuk kepentingan Denpasar. Serta peran timbal balik antara pemerintah dan masyarakat yang berkelanjutan demi kecemerlangan dan kesejahteraan Denpasar yang multidimensi.

Hal ini tidak terbatas pada indeks pendapatan domestik bruto per kapita, namun juga termasuk indek kebahagiaan yang berkelanjutan. Untuk itu dorongan meningkatkan pelibatan dan peran timbal balik antara pemerintah dan masyarakat luas terus dilaksanakan dalam menampilkan pilar-pilar kreatif Denpasar.[1]

Tema tahun ini adalah "Padmaksara" yang mengandung arti delapan langkah menuju pembangunan Kota Denpasar yang lebih berkualitas, yaitu menuju Kota Cerdas, menuju Kota Kompeten; penegakan supremasi hukum dalam tata kelola pemerintahan, menuju Heritage City; peningkatan kesejahteraan, pembangunan partisipasi masyarakat sebagai Agen Perubahan, pengembangan Ekonomi Kreatif ditonjolkan sebagai strategi baru pembangunan kota Denpasar.[1]

Tema tahun ini adalah "Rawat Pustaka, Cipta Inovasi" dengan subtema "Tresnaning Jagat Rahayu" yang bermakna bentuk kasih, kebersamaan dan kepedulian antar sesame berakar pada Tat Twam Asi yang saling hormat dan saling bantu dalam kehidupan bermasyarakat sehari-hari sebagai sesama makhluk hidup.[1]

Tema tahun ini adalah "Urban Playground". Sentuhan nuansa edukasi serta pemahaman tentang permainan tradisional yang muaranya adalah memberikan kebahagiaan bagi masyarakat. Pertunjukan ‘Den Pasar manglila Cita’ sendiri mengandung makna Denpasar riang gembira dalam sajiannya juga turut ditampilkan beragam permainan anak-anak yang menggembirakan. Seperti halnya layang-layang, ogoh-ogoh, deduplak, tajog, mecag-cag, megoak-goakan, barong kedingkling, serta masih banyak permainan lainya.[1]

Tema tahun ini adalah "Jentera Kebahagiaan" yang mencerminkan mandala kebahagiaan yang bersumber dari pertalian dan perikatan yang kuat dan saling memperkaya antara pribadi kerabat, keluarga dan komunitas dalam skala yang luas. Denfest diharapkan mampu merajut semua potensi Kota Denpasar yang mewujudkan kebahagiaan di segala lini.[1]

Adapun stand yang wajib ada adalah stand kuliner heritage dan stand industri kreatif kerajinan. 100 buah stand kuliner heritage dan 126 buah stand industri kreatif kerajinan. Selebihnya diisi dengan 1 buah stand los untuk Bank Indonesia (BI), 1 stand los untuk Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) Denpasar, 26 stand untuk Wirausaha Muda Denpasar (WMD), dan 20 stand flora.[1][2]

Pada tahun ini, untuk pertama kalinya festival diadakan secara daring dan berlangsung selama tiga bulan dari Oktober sampai dengan Desember 2020.[3] Beragam kegiatan dalam Denfest tahun ini dengan 189 mata acara bersama 407 komunitas kreatif, antara lain: Food Festival, Craft, Fashion dan Exhibition, Virtual Fashion Show, Film Mebarung, Kompetisi Kreatif Piala Walikota, Visualisasi Puisi, Drama Satu Babak, Lomba Esai Foto Denfest 2020, Lomba Sketsa Denfest 2020, Lomba Ogoh-ogoh Virtual, Mendongeng, Late Art Competition, Music Battle, Workshop Fotografi, Workshop Keramik dan Workshop F & B.[4]

Tahun ini, festival bertema "Arsa Wijaya" (diartikan "Kemenangan Harapan") diadakan secara daring dan luring dari tanggal 10 sampai 23 Desember 2021 dengan melibatkan 926 seniman, 215 musisi, 71 pelaku UMKM dan 20 komunitas film.[5]

Referensi

sunting
  1. ^ a b c d e f g h i j k l m n o "WIKI BALI: Merunut Sejarah Denpasar Festival dan Mengupas Makna dari Tahun ke Tahun". Tribun Bali. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2019-12-28. Diakses tanggal 2020-12-02. 
  2. ^ "Denpasar Festival ke-12 Hadirkan Ragam Kesenian dan Kuliner Khas Bali". kumparan. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-07-20. Diakses tanggal 2020-12-02. 
  3. ^ "Denpasar Festival ke-13 Tahun 2020 Dibuka Virtual selama 3 Bulan - Semua Halaman - Sonora.id". www.sonora.id. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2020-11-07. Diakses tanggal 2020-12-02. 
  4. ^ Chairunnisa, Ninis (2020-10-03). "Denpasar Festival 2020 Digelar Secara Virtual, Ini Ragam Kegiatannya". Tempo (dalam bahasa Inggris). Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-09-22. Diakses tanggal 2020-12-02. 
  5. ^ "Denfest Tahun Ini Akan Digelar 10-23 Desember 2021, Ini Acaranya". suara.com. 2021-12-08. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-06-29. Diakses tanggal 2022-04-02. 

Pranala luar

sunting