Fatwa tentang Pluralisme, Liberalisme, dan Sekularisme Agama

Pada Juli 2005, Majelis Ulama Indonesia (MUI), sebuah badan rohaniwan Islam semi-resmi di Indonesia,[1] mengeluarkan sebuah fatwa menentang pluralisme agama, liberalisme, dan sekularisme.[2][3] Pengeluaran fatwa tersebut mengundang kontroversi berkelanjutan dan perhatian masyarakat. Fatwa tersebut ditujukan kepada tren reformais Islam yang telah menjadi populer di kalangan masyarakat Indonesia luas sepanjang 25 tahun belakangan.[4] Tren semacam itu menyerukan pembacaan yang lebih substansif terhadap al-Qur'an dan Hadist, alih-alih kesepakatan literalis yang dipegang oleh sebagian besar ulama. MUI menganggap gagasan tersebut tak sejalan dengan ajaran Islam dan mengeluarkan fatwa tersebut untuk mempromosikan bacaan lebih literal dari kitab-kitab suci Islam. Fatwa tersebut sangat dikritik oleh para intelektual Muslim progresif.

Fatwa Majelis Ulama Indonesia no.7/Kongres Nasional VII/MUI/11/2005 tentang Pluralisme, Liberalisme, dan Sekularisme Agama
Dibuat19-22 Jumada al-Thani 1426 Hijriyah (26-29 Juli 2005 Masehi)
PemohonMajelis Ulama Indonesia
PenandatanganMa'ruf Amin
Hasanuddin
SubjekDeklarasi pemikiran Islam reformis yang berbasis pada pluralisme, liberalisme dan sekularisme sebagai haram

Catatan sunting

Referensi sunting

Catatan kaki sunting

  1. ^ Nur Ichwan 2013, p. 60.
  2. ^ Nur Ichwan 2013, p. 61.
  3. ^ Sirry 2013.
  4. ^ Gillespie 2007, p. 206.

Daftar pustaka sunting

  • Barton, G. (1997). Indonesia's Nurcholish Madjid and Abdurrahman Wahid as intellectual Ulama: The meeting of Islamic traditionalism and modernism in neo‐modernist thought. Studia Islamika. 4(1), pp.29-81.
  • Gillespie, P. (2007). Current issues in Indonesian Islam: Analysing the 2005 council of Indonesian Ulama Fatwa no.7 opposing pluralism, liberalism and secularism. Journal of Islamic Studies. 18(2), pp.202–240.
  • Majelis Ulama Indonesia. (2005). Pluralisme, Liberalisme, Dan Sekularisme Agama. Himpunan Fatwa Majelis Ulama Indonesia.
  • Nur Ichwan, M. (2013). Towards a Puritanical Moderate Islam: The Majelis Ulama Indonesia and the Politics of Religious Orthodoxy. In Martin Van Bruinessen ed. Contemporary Developments in Indonesian Islam Explaining the 'Conservative Turn'. Singapore: ISEAS Publishing.
  • Sirry, M. (2013). Fatwas and their controversy: The case of the Council of Indonesian Ulama (MUI). Journal of Southeast Asian Studies. 44(1), pp 100–117.
  • Van Bruinessen, M. (2013). Introduction: Contemporary Developments in Indonesian Islam and the “Conservative Turn” of the Early Twenty-first Century. In Martin Van Bruinessen ed. Contemporary Developments in Indonesian Islam Explaining the 'Conservative Turn'. Singapore: ISEAS Publishing.

Pranala luar sunting