Fathul Bari

buku karya Ibnu Hajar Al-Asqalani
(Dialihkan dari Fath al-Bari)

Fathul Bari (bahasa Arab: فتح الباري, har. 'Pemberian Sang Pencipta'), atau lengkapnya berjudul "Fath Al-Bari bi Syarh Shahih Al-Bukhari" adalah Kitab yang sangat penting kedudukannya pada kalangan ahlussunnah[1][2][3] yang dikarang oleh Al-Hafiz Ibnu Hajar Al-Asqalani. Kitab ini sangat masyhur dan telah dijadikan rujukan oleh kaum Muslimin baik di kalangan santri maupun muslim awam, karena merupakan Kitab Penjelasan (Syarh) dari kitab Shahih Bukhari. Penyusun kitab ini membutuhkan waktu hingga 25 tahun untuk menyelesaikannya, ia mulai mengerjakannya sejak tahun 817 H ketika itu ia berumur 44 tahun dan diselesaikannya pada bulan Rajab 842 H.[4] Mukadimah kitab ini berjudul Hadyus Sari, mencakup 10 pasal yang digunakan sebagai landasan untuk memahami isi kitab Fathul Bari.[5]

Fathul Bari
PengarangIbnu Hajar Al-Asqalani
Judul asliFath Al-Bari bisyarhi Shahih Al-Bukhari
NegaraMesir
BahasaBahasa Arab (utama) dan berbagai bahasa.
SubjekHadis, Aqidah, Fiqih
GenreSyarah
PenerbitBerbagai penerbit
Tanggal terbit
circa 773-852 H / 1372-1449 M
Didahului olehShahih Al-Bukhari 
Diikuti oleh"At-Tanbih 'ala al-Mukhalafat al-Aqidah fi Fath al-Bari" oleh Ibnu Baz dan Ali bin Abdul Aziz bin Ali Asy-Syibil 

Kedudukannya

sunting
 
17 jilid Kitab Fathul Bari beserta 2 jilid kitab mukadimahnya, Hadyus Sari. Cetakan Dar Taybah li Nasyr wat Tawzi'

Mengikuti Kitab Shahih Bukhari, Kitab Fathul Bari ini memiliki kedudukan yang tinggi. Di antara hal-hal yang menyebabkannya adalah sebagai berikut:

Penulisnya adalah dua orang ulama yang pakar di bidangnya

sunting

Kitab ini mempertemukan dua ulama terbaik di bidang hadis yang keilmuan keduanya telah diakui kompetensinya di kalangan umat Islam. Yaitu Imam al-Bukhari, yang digelari dengan Amirul Mukminin dalam bidang hadis; dan Imam Ibnu Hajar al-‘Asqalani, yang digelari al-Hafizh. Gelar al-hafizh bagi seorang ahli hadis hanya disematkan kepada yang mampu menghafal 100.000 hadis, baik Sanad maupun matannya. Karya besar dia selain Fathul Bari adalah Bulughul Maram min Adillatil Ahkaam,

Menggabungkan dua kitab monumental

sunting

Kitab hadis ini dianggap monumental juga karena kitab ini menggabungkan dua karya terbaik dalam bidang hadis. Kitab Asal (Matan) kitab ini, yaitu Shahih Al-Bukhari, telah diterima oleh semua kalangan umat Islam. Mereka menyebut Shahih Bukhari sebagai kitab yang paling sahih setelah Al-Qur'an dan diposisikan teratas daripada kitab-kitab hadis lain. Maka kitab syarhnya sangat diperlukan untuk dapat memahami makna-makna yang terkandung di dalam Sahih Bukhari secara benar dan mendalam dan syarah terbaik untuk kitab Shahihul Bukhari, adalah kitab Fathul Bari ini.

Metode penyusunan

sunting

Fathul Baari merupakan kitab paling paripurna dalam syarah hadis sehingga segala hal berkaitan dengan syarah hadis hampir semuanya didapatkan di sini. Sehingga para ulama memujinya:“Laa hijrata ba’dal Fathi" (Tidak perlu ber-hijrah ke kitab Hadis lain selama ada Fathul Bari").[6] Pembahasan masalah yang ditinjau dari ilmu bahasa; definisi masing-masing istilah secara lughawi (etimologi) dan syar’i (terminologi), perbandingan redaksi riwayat-riwayat, penjelasan kaidah ushul fiqih, pengungkapan keterangan ilmu hadis: sanad dan matannya, hingga pelajaran penting dan hikmah hadis.

Mukadimmah Kitab Fathul Bari diberi judul Hadyus Sari yang mencakup 10 pasal.

Lihat Pula

sunting
  • Umdatul Qari Syarah Shahihul Bukhari, yang ditulis oleh al-Badrul ‘Aini

Pranala luar

sunting

Rujukan

sunting
  1. ^ nawawisubandi (2008-03-04). "38 – Fathul Bari (Syarah Kitab Sahih al-Bukhari)". Ilmusunnah.com (dalam bahasa Inggris). Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-03-22. Diakses tanggal 2023-05-18. 
  2. ^ "Fathul Bari - Paket 1 Jilid 1-7". pustakaimamsyafii.com (dalam bahasa Inggris). Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-05-18. Diakses tanggal 2023-05-18. 
  3. ^ Mahan, Onel (2013-04-29). "Seputar Pendidikan Dasar: Terjemah Kitab Fathul Bari". Seputar Pendidikan Dasar. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-03-19. Diakses tanggal 2023-05-18. 
  4. ^ Asy-Syibil dan Ibnu Baz (1422H). At-Tanbih 'ala al-Mukhalafat al-Aqidah fi Fath al-Bari. Riyadh:Dar al-Wathan.
  5. ^ "Hujjatul Islam: Ibnu Hajar Al-Asqalani, Penulis Kitab Fath Al-Bari (3)". Republika Online. 2012-04-17. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-01-28. Diakses tanggal 2023-02-23. 
  6. ^ Fahras al-Faharis, vol. 1, hal. 322-3, agak dipersingkat. 'Tidak ada migrasi setelah al-Fath' adalah referensi ke sebuah hadis terkenal.