Empat sehat lima sempurna

Empat Sehat Lima Sempurna adalah kampanye yang dilakukan pemerintah Indonesia sejak tahun 1955 untuk membuat masyarakat memahami pola makan yang benar.[1] Dalam konsep 4 sehat 5 sempurna, makanan dibagi atas empat sumber nutrisi penting ("empat sehat"), yaitu makanan pokok, lauk pauk, sayur-mayur, buah-buahan, dan disempurnakan dengan susu bila mampu, menjadi "lima sempurna".[2] Konsep ini menekankan pentingnya empat golongan makanan berupa sumber kalori untuk tenaga, protein untuk pembangun, sayur dan buah sumber vitamin dan mineral untuk pemeliharaan.[1]

Kritik

sunting

Empat sehat lima sempurna tetap dianggap pedoman gizi yang bagus, tetapi Jusuf Kalla telah mengajukan revisi atas hal ini, sebab dianggap telah menimbulkan salah kaprah di masyarakat. Susu sebagai penyempurna dianggap tidak wajib dikonsumsi. Juga perlu mempertimbangkan faktor manusia masa kini yang semakin kurang melakukan aktivitas dan sekaligus semakin banyaknya konsumsi lemak dalam makanan cepat saji atau junkfood sehingga membutuhkan asupan penyeimbang berupa serat dari sayuran. Selain itu 4 sehat 5 sempurna dianggap tidak perlu dikonsumsi sekaligus dalam satu waktu makan, tetapi sebaliknya harus bergantian.[3]

Selain itu, pedoman WHO yang telah dikeluarkan lebih menitik beratkan piramida makanan, yang menempatkan serealia di dasar piramida yang paling besar, di atasnya buah-buahan dan sayur-sayuran, semakin ke atas adalah protein nabati berupa tahu. tempe, kacang-kacangan, lebih sedikit dibutuhkan di bagian puncak adalah protein hewani, hingga yang paling sedikit dibutuhkan adalah makanan manis dan gorengan di bagian paling atas. Jadi 60-80 persen kalori datang dari karbohidrat, 30 persen dari protein, dan sisanya dari lemak.[4]

Pedoman Gizi Seimbang sebagai pengganti Empat Sehat Lima Sempurna

sunting

Kini konsep 4 sehat 5 sempurna dirasakan tidak cocok lagi karena masyarakat Indonesia menghadapi masalah kegemukan dan obesitas, sehingga mulai dipikirkan konsep baru yaitu Pedoman Gizi Seimbang, yaitu masyarakat harus memperhatikan sendiri kebutuhan gizinya berdasarkan aktivitas dan kebutuhan nutrisi harian, yang akan berbeda untuk setiap orang.[2] Yang harus diperhatikan dari Pedoman Gizi Seimbang ini adalah:

  • Variasi makanan
  • Pentingnya pola hidup bersih
  • Pentingnya pola hidup aktif dan olahraga
  • Memantau berat badan ideal

Jika dikelompokkan, sumber makanan dalam Pedoman Gizi Seimbang terbagi tiga, yaitu:

  • Sumber energi/tenaga: Padi-padian, umbi-umbian, tepung-tepungan, sagu, jagung, dan lain-lain.
  • Sumber zat pengatur: Sayur dan buah-buahan
  • Sumber zat pembangun: Ikan, ayam, telur, daging, susu, kacang-kacangan dan hasil olahannya seperti tempe, tahu, oncom, susu kedelai.[1]

Dan untuk bisa mengatur keseimbangan gizi yang didapat dari makanan, perlu diperhatikan 13 prinsip dasar, yaitu:

  1. Makanlah aneka ragam makanan
  2. Makanlah makanan untuk memenuhi kecukupan energi
  3. Makanlah makanan sumber karbohidrat, setengah dari kebutuhan energi
  4. Batasi konsumsi lemak dan minyak sampai seperempat dari kebutuhan energi
  5. Gunakan garam beryodium
  6. Makanlah makanan sumber zat besi
  7. Berikan ASI saja kepada bayi sampai umur enam bulan
  8. Biasakan sarapan pagi
  9. Minumlah air bersih, aman yang cukup jumlahnya
  10. Lakukan kegiatan fisik dan olahraga secara teratur
  11. Hindari minum minuman beralkohol
  12. Makanlah makanan yang aman bagi kesehatan
  13. Baca label pada makanan yang dikemas.

Referensi

sunting
  1. ^ a b c Konsep Gizi Seimbang Pengganti 4 Sehat Lima Sempurna. diakses dari situs berita Kompas pada 2 Januari 2014
  2. ^ a b 4 Sehat 5 Sempurna Tinggal Sejarah Diganti dengan PGS. Diakses dari situs Berita Detik pada 2 Januari 2014
  3. ^ Dukung Revisi Ahli Gizi Nilai 4 Sehat 5 Sempurna Salah Japrah. Diakses dari situs Berita Detik pada 2 Januari 2014
  4. ^ Makan Tidak Menjamin Kesehatan[pranala nonaktif permanen]. Diakses dari situs Berita Tempo pada 2 Januari 2014