Emiliano Zapata

Revolusioner orang Meksiko

Emiliano Zapata Salazar (8 Februari 1879 – 10 April 1919) merupakan salah seorang pemimpin dalam Revolusi Meksiko melawan diktator Porfirio Díaz yang terjadi pada tahun 1910.

Emiliano Zapata
(1879 - 1919)

Emiliano Zapata dianggap sebagai seorang pahlawan nasional Meksiko. Kota, jalan, maupun perumahan di Meksiko sering dinamai "Emiliano Zapata" dan potret tokoh ini juga pernah beberapa kali dicantumkan di uang peso Meksiko.

Latar belakang

sunting

Zapata dilahirkan di negara bagian Morelos di selatan Meksiko sebagai keturunan campuran Indian-Spanyol. Dia aktif membela hak-hak penduduk Indian di Morelos yang mendapat perlakuan kurang adil dari para tuan tanah dalam sistem hacienda. Selama bertahun-tahun dia berjuang mendukung hak-hak penduduk tersebut, pertama dengan menggunakan perjanjian kuno Indian untuk menyelesaikan sengketa agraria, hingga mendesak gubernur negara bagian untuk bertindak. Akhirnya, karena merasa pemerintah bertindak terlalu lambat dan lebih memihak para tuan tanah, Zapata mulai membentuk angkatan bersenjata yang mengambil alih tanah-tanah sengketa.

Revolusi Meksiko

sunting

Pada tahun 1910 revolusi terjadi. Francisco I. Madero, pemimpin oposisi peserta pemilu, dipenjara oleh Porfirio Díaz, presiden berkuasa. Selanjutnya Madero melarikan diri ke Texas, Amerika Serikat, dan di sana ia menyerukan ajakan perlawanan terhadap Díaz kepada rakyat Meksiko. Beberapa pasukan gerilya di Meksiko melakukan perlawanan terhadap pemerintahan Díaz. Zapata sendiri memimpin tentaranya di Morelos (Ejército Libertador del Sur – Tentara Pembebasan Selatan) yang bersemboyan "Reforma, Liberta Justica y ley" .

Díaz akhirnya dikalahkan dan Madero menjadi presiden pada 6 November 1911. Dalam pemerintahan baru Madero, aturan baru agraria diberlakukan, tetapi Zapata kurang puas terhadap kebijakan Madero dalam pertanahan tersebut. Ia mendeklarasikan penolakan atas kepemimpinan Madero dan mendukung Pascual Orozco, pemimpin pemberontakan yang menjadi jenderal Madero. Zapata juga menegaskan bahwa revolusi yang berlangsung merupakan revolusi agraris dan sistem hacienda tidak boleh menguasai tanah lagi, melainkan tanah harus dimiliki oleh kota dan warga negara. Hal-hal tersebut dituangkan dalam dokumen yang disebut Plan de Ayala. Akhirnya, setelah Madero menunjuk gubernur yang lebih mendukung tuan tanah dan dinilai Zapata tidak dapat membenahi masalah pertanahan, Zapata menggerakkan tentaranya kembali.

Pada 18 Februari 1913, Madero digulingkan oleh Victoriano Huerta, yang lalu memberikan amnesti kepada Díaz dan menekan gerakan rakyat untuk pembebasan tanah. Hal ini mengakibatkan bertambahnya pendukung Zapata, dan di utara muncul pula gerakan Villistas yang dipimpin Pancho Villa.

Oposisi terhadap Huerta yang dipimpin Venustiano Carranza akhirnya berhasil. Carranza menjadikan dirinya sendiri kepala negara pada tanggal 15 Juli 1914, mengundang reaksi penolakan dari pihak Zapata di selatan maupun Villistas di utara. Gerilya kaum Villistas lalu diberantas, dan rezim Carranza menawarkan hadiah bagi yang dapat membunuh Zapata.

Kematian

sunting

Pada 9 April 1919, Kolonel Jesús Guajardo mengundang Zapata untuk bertemu dan menyatakan bermaksud untuk bergabung dengan kaum revolusioner. Zapata memenuhi undangan tersebut, tetapi ternyata Guajardo dan pengikutnya menjebak Zapata dan Zapata terbunuh pada 10 April.

Pranala luar

sunting