Elektrokinetika

Ilmu fisika


Elektrokinetika merupakan kajian ilmu fisika yang mempelajari mengenai gerakan partikel yang bermuatan. Muatan pada partikel timbul akibat ionisasi dalam pelarut polar. Partikel-partikel yang telah bermuatan bergerak sesuai lingkungannya atau sesuai medium di sekitarnya.[1] Elektrokinetika diamati pertama kali pada tahun 1809 oleh Reuss, dibuatkan teori oleh Helmholtz pada tahun 1879 dan diterapkan pada tahun 1935 oleh Casagrande.[2] Empat fenomena yang teramati pada elektrokinetika yaitu elektroforesis, elektromigrasi, aliran potensial, dan elektroosmosis.[3] Elektrokintika dimanfaatkan untuk membersihkan tanah dari logam berat.[4]

Sejarah sunting

Pada tahun 1809, Reuss mengamati peristiwa pengaliran air tanah sebagai akibat adanya arus listrik searah di sekitarnya. Ia menggunakan pipa kapiler dan membran. Pada tahun 1879, peristiwa ini kemudian dijelaskan secara teori oleh Helmholtz melalui konsep lapisan elektrik ganda. Penerapan praktis baru dilakukan pada tahun 1935 oleh Casagrande untuk perbaikan sifat-sifat teknis pada tanah. Dari penerapan ini kemudian berkembang teori elektrokinetik. Penerapannya kemudian diketahui hanya pada tanah lempung yang mengandung mineral dengan kondisi jenuh air.[2]

Fenomena sunting

Elektrokinetika terbagi menjadi empat fenomena yaitu elektroforesis, elektromigrasi, aliran potensial, dan elektroosmosis. Fenomena ini merupakan akibat dari keberadaan beda potensial listrik di antara aliran listrik dan aliran fluida yang bekerja bersamaan. Elektroforesis merupakan peristiwa penarikan elektroda negatif ke elektroda positif secara elektrostatik akibat adanya aliran listrik. Setelahnya terjadi elektromigrasi, yaitu pergerakan ion-ion yang bermuatan ke elektroda dengan muatan yang berlawanan. Aliran potensial yang timbul kemudian menimbulkan proses pengaliran listrik dari elektroda positif ke elektroda negatif yang disebut elektroosmosis.[3] Potensial elektrokinetik berasal dari elektrolit dalam aliran air tanah dan fluida lainnya akibat patahan atau pengeroposan.[5]

Pemanfaatan sunting

Pembersihan tanah dari logam berat sunting

Pengangkatan logam-logam berat yang mencemari tanah dan merusak lingkungan dapat dilakukan dengan teknik remediasi elektrokinetik. Arus searah dilewatkan pada tanah yang tercemar oleh logam, sehingga logam berpindah ke elektroda. Elektroda dimasukkan ke dalam tanah sehingga hidroksil pada katode bergerak ke tanah dan meningkatkan pH di sekitar katoda. Logam akan berkumpul pada pH yang tinggi sehingga akan berkumpul di tanah sekitar katode. Penerapan elektrokinetik telah digunakan pada kadmium, kromium, timbal, seng, raksa, asam asetat dan fenol.[4]

Referensi sunting

  1. ^ Melcher, J R; Taylor, G I (1969). "Electrohydrodynamics: A Review of the Role of Interfacial Shear Stresses". Annu. Rev. Fluid Mech. Annual Reviews. 1 (1): 111. doi:10.1146/annurev.fl.01.010169.000551. Diakses tanggal 22 Januari 2016. 
  2. ^ a b Permadi, W., Pradipta, B.K., Hardiyati, S., dan Pardoyo, B. (2016). "Stabilisasi Tanah Lempung Ekspansif Godongpurwodadi KM 50 Menggunakan Proses Elektrokinetik dengan Stabilisator Accu Zuur dan Kapur". Jurnal Karya Teknik Sipil. 5 (2): 139. 
  3. ^ a b Atmaja, Y.R., Surjandari, N.S., dan As’ad, S. (Desember 2013). "Pengaruh Penggunaan Elektroosmosis terhadap Parameter Kuat Geser Tanah Lempung". Matriks Teknik Sipil. 1 (4): 31. ISSN 2723-4223. 
  4. ^ a b Purwanta, Wahyu (2005). "Penyisihan Timbal (Pb) dari Tanah Terkontaminasi dengan Proses Elektromigrasi". Jurnal Teknik Lingkungan. 6 (3): 424. ISSN 2548-6101. 
  5. ^ Meldra, Delia (Mei 2018). "Rancangan Area Serapan Air pada Pemodelan Potensial Listrik Topografi Landai". Jurnal Rekayasa Sistem Industri. 3 (2): 143. ISSN 2621-1262.