Eiger (perusahaan)

perusahaan asal Indonesia

Eiger atau PT Eigerindo Multi Produk Industri adalah perusahaan dan merek asli Indonesia, yang memproduksi pakaian dan peralatan rekreasi alam. Perusahaan ini memproduksi produk untuk kegiatan mendaki gunung, berkemah, dan panjat tebing seperti tas dan jaket.[1][2] Perusahaan ini dirikan oleh Ronny Lukito pada tahun 1990-an.[3][4] Toko Eiger pertama dibuka pada tahun 1994 di Cihampelas, Bandung.[5]

Eiger
Didirikan1989
PendiriRonny Lukito
Kantor pusat
Karyawan
3000 (2015)[1]
Situs webwww.eigeradventure.com
Facebook: eigeradventure Modifica els identificadors a Wikidata

Nama Eiger berasal dari nama gunung di pegunungan Alpen, Swiss.[3]

Sejarah

sunting

Eiger didirikan oleh Ronny Lukito, yang memulai usahanya dengan mengembangkan toko tas milik ayahnya yang berlokasi di sebuah rumah kecil di Gang Thamrin, Bandung. Ronny, lulusan Sekolah Teknik Mesin (STM), awalnya memproduksi tas dengan merek Butterfly, yang diambil dari nama mesin jahit yang digunakannya saat itu. Untuk mengembangkan usahanya, Ronny membeli dua mesin jahit, peralatan, dan bahan baku pembuatan tas dengan modal kurang dari Rp1 juta.

Pada tahun 1979, Ronny mengubah nama produknya menjadi Exxon. Namun, nama ini digugat oleh perusahaan Exxon Oil dari Amerika Serikat. Akibatnya, Ronny mengganti nama produknya menjadi Export, yang merupakan singkatan dari Exxon Sport.

Pada tahun 1989, Ronny mencetuskan nama Eiger dengan tujuan memenuhi kebutuhan para pencinta alam. Nama ini ternyata membawa keberuntungan, sehingga usahanya berkembang pesat. Dari usaha rumahan, Ronny berhasil membeli tanah seluas 6.000 meter persegi di kawasan Kopo, Bandung, untuk dijadikan pabrik Eiger. Perusahaan ini terus berkembang dan membuka gerai fisik seperti EST Store di Jalan Sumatra dan Outlive Store di Jalan Setiabudi, Bandung.

Pada suatu periode, Ronny mencoba berinvestasi di bidang properti dengan mengambil pinjaman dari bank. Namun, investasi ini mengalami kegagalan akibat krisis moneter tahun 1998. Akibatnya, aset pabrik Eiger sempat disita, dan Ronny harus melunasi utang bank sebesar Rp4,5 miliar. Pada tahun 2003, Ronny berhasil melewati masa sulit tersebut tanpa kehilangan aset.

Saat ini, Eiger telah menghasilkan beberapa merek berkualitas, seperti Export, Bodypack, dan Outlive. Perusahaan ini juga telah memiliki lebih dari 250 gerai fisik yang tersebar di seluruh Indonesia. [6]

Referensi

sunting
  1. ^ a b Alimuddin, Budi (10 Sep 2015). "Berebut Rezeki dari Ransel". detikcom. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2016-06-03. 
  2. ^ Asdhiana, I Made (15 Juli 2011). "Eiger Mulai Merambah Jerman". Kompas.com. Kompas. 
  3. ^ a b Prahadi, Yeffrie Yundiarto (15 Februari 2016). "Dari Bandung, Eiger Menembus Pasar Dunia". SWA. 
  4. ^ Prahadi, Yeffrie Yundiarto (15 Februari 2016). "Ini Resep Eiger Kuasai Pasar". SWA. 
  5. ^ Didin Basir (26 Juli 2010). "Pelaksanaan Marketing Communication Untuk Penjualan Produk-Produk PT. Eigerindo Multiproduk Industri Soreang". Universitas Komputer Indonesia. [pranala nonaktif permanen]
  6. ^ Putri, Raden. (3 Mei 2023). "Sejarah Eiger, Brand Lokal yang Produknya Berlabel 'Made in China'". Tempo.co | Diakses pada 20 Maret 2025