E-PR adalah inisiatif humas/PR yang menggunakan media internet sebagai sarana publisitasnya atau disebut cyber PR.

Asal usul Pengertian E-PR sunting

Pengertian E-PR sendiri berasal dari kata:

  • E adalah electronic sama halnya dengan E sebelum kata mail atau commerce yang mengacu pada media elektronik internet.
  • P adalah Public tidak pada publik tetapi pada konsumen juga tidak mengacu pada satu jenis pasar konsumen namun berbagai pasar atau public audience.
  • R adalah Relations merupakan hubungan yang harus dipupuk antara pasar dan bisnis.

Pengertian E-PR secara singkat dapat diartikan sebagai Kegiatan kehumasan yang dilakukan di dunia Internet. Seluruh kegiatan kehumasan dapat dilakukan di dalam internet dari mulai melakukan kegiatan publikasi sampai melakukan customer relations management[1] E-PR adalah penerapan dari perangkat ICT (Information and Communication Technologies) untuk keperluan PR. Dunia yang ditenggarai oleh Internet, di mana setiap aktivitas secara langsung atau tidak langsung ditenggarai oleh Internet, karena itu setiap bentuk aktivitas PR semakin membutuhkan satu atau lebih unsur ICT.

Hal ini berarti bahwa setiap praktisi PR perlu memiliki perangkat ICT dan terampil dalam menggunakannya, dan tentu dalam hal ini tanpa ICT kegiatan PR mereka tidak akan efektif. Pada prinsipnya untuk menggunakan perangkat tersebut tidak diperlukan suatu keahlian atau learning curve yang tinggi.

E-PR adalah satu-satunya cara untuk membangun citra/reputasi di dunia yang tidak kasat yaitu dunia maya mengingat internet telah menghadirkan dunia maya di samping dunia nyata, demikian seperti yang dikatakan oleh David Phillips, penulis dari buku terkenal yang berjudul Online Public Relations, sewaktu mendefinisikan E-PR ke dalam beberapa pengertian.[2]

Sejarah E-PR sunting

Kemunculan E-PR tidak bisa dipisahkan dari perkembangan kehumasan itu sendiri. Mulai dari munculnya humas pertama kali yang dicetuskan oleh Bapak Komunikasi Ive Ledbetter, yang mampu menanggulangi krisis industri batu bara di Amerika hingga konsep PR atau humas modern menyebar dengan cepat ke seluruh Amerika dan akhirnya seluruh dunia, termasuk Indonesia.

Perkembangan PR dalam Teknologi Dunia Baru sunting

Seiring berjalannya waktu perkembangan di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi (Iptek) juga semakin canggih. Tak jarang dari kemajuan Iptek yang ada, sering kali menawarkan solusi dengan memberi kemudahan akan setiap kesulitan yang dihadapi dalam melakukan aktivitas pekerjaan termasuk PR.

Salah satunya media komputer yang dilengkapi dengan internet. Sayangnya, tingkat kesadaran masyarakat terhadap manfaat teknologi seperti internet sampai saat ini masih minim. Hal ini terbukti dari cukup banyaknya perusahaan yang memiliki informasi dan ditaruh di dalam situs webnya, namun terkubur dalam kuburan informasi supercepat di dunia maya Karena kurang atau tidak ada yang mengunjunginya. Untuk itu, sungguh sayang sekali apabila kemudahan dari fasilitas ini hanya dilewatkan begitu saja. Media internet semula tidak dirancang untuk kepentingan komersial, namun sebagai alat komunikasi untuk menyebarluaskan informasi. Inilah kunci keberhasilan suatu bisnis di internet jika mengingat tujuan semula media internet diciptakan. Dengan kemampuan menyesuaikan tujuan media internet seperti semula, pada dasarnya kita bisa memanfaatkan sebagai media PR dan bisnis. Untuk mencapai hal itu, tentunya dibutuhkan kemampuan untuk berkomunikasi sehingga kepercayaan massa dapat tercipta dan melibatkan hubungan yang saling memberikan manfaat dengan target public.[3] Kehadiran teknologi komputer dan teknologi komunikasi khususnya selalu mengiringi perkembangan sejarah PR. Hingga muncul teknologi Web 2.0, dengan segala kelebihannya, menjadikan tugas dan fungsi humas menjadi lebih efektif dan meluas. terutama sekali ditunjang oleh berbagai perangkat seperti email, kartu nama elektonik, autoresponder, dan juga direct mail dan masih banyak lagi seperti blog, media sosial, dll.

Sejumlah perangkat tersebut di atas merupakan sarana yang efektif untuk membangun dan meruntuhkan reputasi. Email sebagai alat komunikasi untuk membangun komunitas online, menjual produk, dan menyediakan pelayanan konsumen yang baik. Melalui media sosial, humas bisa langsung mendapatkan respon atau umpan balik dari komunikasi yang dilakukan atau disampaikan kepada publiknya, sehingga terjalin komunikasi dua arah yang lebih signifikan.

Perkembangan di Indonesia sunting

Humas di Indonesia dimulai dengan dibentuknya divisi Hubungan Pemerintah dan Masyarakat (HUPMA) di Pertamina, pada tahun 1950. Pada saat itu divisi kehumasan ini berfungsi untuk menghubungkan klien, relasi, masyarakat, perusahaan swasta, perusahaan negara, maupun perusahaan asing.

Empat tahun kemudian masyarakat Indonesia dikenalkan dengan divisi baru di lembaga kepolisian yang diberi nama divisi HUMAS. Divisi ini yang akan melakukan kontak intensif dengan masyarakat sekaligus sebagai penyambung lidah bagi kelembagaan ini. Dan kemudian dua institusi awal ini lah yang kemudian menginspirasi institusi-institusi lain agar membentuk divisi yang sama. Pada tahun 1970 humas sudah memiliki tempat di banyak jajaran kelembagaan di Indonesia.[4]

Lembaga pemerintahan Indonesia lainnya pun tidak ketinggalan ingin mencoba manfaat adanya humas. Maka pada tahun 1962, masa presidium kabinet Perdana Menteri Indonesia ke sepuluh Djoeanda Kartawijaya, setiap instansi diinstruksikan agar membentuk divisi humas.[5]

Pada tahun 1967 berdiri Koordinas antar Humas Departemen/Lembaga Negara (Bakor) yang dipimpin oleh pimpinan setiap departemen. Bakor dalam perjalanannya diubah nama menjadi jadi Bako-Humas (badan koordnasi kehumasan pemerintah). Tujuannya pun diupgrade lebih kompleks sebagai badan yang berfungsi koordinasi, integrasi, dan sinkronisasi penerangan dan kehumasan.

Tahun 1972 hingga 1993 disebut sebagai periode kehumasan dalam lembaga swasta umum. Dikatakan demikian karena rentang tahun ini swasta mulai giat untuk membentuk dan menggunakan jasa public relations. Buktinya pada tanggal 15 Desember 1972 didirikan Perhimpunan Hubungan Masyarakat Indonesia (Perhumas) sebagai rumah para profesional HUMAS di instansi swasta maupun pemerintah.

Di akhir tahun 1993 diadakan konvensi nasional humas di Bandung. Konvensi ini sangat bersejarah dan memberikan konstribusi terhadap dunia public relations di Indonesia karena berhasil melahirkan Kode Etik Kehumasan Indonesia(KEKI).

E-PR di Masa Depan sunting

Fenomena Public Relations di Dunia Internet ini menunjukan bahwa 5 sampai 10 tahun yang akan datang teknologi informasi akan menguasai sebagian besar pola kehidupan masyarakat, badan usaha maupun pemerintah.

Marketing E-Public Relations sunting

Strategi marketing PR online menjadi hal yang sangat penting untuk dikuasai. Hal ini berhubungan dengan banyaknya perusahaan yang sudah menggunakan Pentingnya mengetahui strategi marketing PR online adalah bagaimana cara website perusahaan kita tetap berada di posisi teratas pada mesin pencari.

E-Public Relations Sebagai Sebuah Kampanye PR sunting

Kegiatan PR bisa lebih fleksibel dari yang dilakukan di dunia nyata, ketika program kehumasan konvensional mengeluarkan biaya hampir ratusan juta dalam sebuah perusahan besar, jika program tersebut dilakukan melalui Internet akan jauh lebih murah. Di antara kegiatan yang bisa dilakukan dalam hal ini adalah:

  • Publikasi

Kegiatan publikasi yang di lakukan PR dalam internet dapat dilakukan dengan jalan mengikuti mailing list-mailing list yang sesuai dengan target market perusahaan kita. Banyaklah menuliskan tulisan berupa artikel, press release mengenai perusahaan anda dalam milis tersebut. Dengan begitu seluruh anggota milis akan kena terpaan publikasi yang telah PR lakukan. Selain mengikuti mailing list yang sesuai dengan target market perusahaan, PR juga harus secara berkesinambungan memproduksi e-newsletter kepada member website perusahaan anda. Tetapi, jangan sekali-kali melakukan spamming terhadap pengguna internet, karena dengan melakukan spamming maka kredibilitas perusahaan anda akan hancur. Karena spamming adalah kegiatan berkonotasi negatif bagi pengguna internet, spamming bisa dikatakan sebagai kegiatan yang memaksakan kehendak dalam memberikan informasi. Jalan yang paling aman adalah mengirimkan newsletter pada anggota website anda yang secara sukarela mendaftarkan alamat emailnya untuk dikirimkan informasi tentang perusahaan anda.

  • Menciptakan Berita (Media Relations)

Untuk menjaga hubungan baik dengan wartawan dapat dilakukan melalui email, jika seorang PR mempunyai database alamat email seorang wartawan akan lebih sangat mudah dalam mengirimkan siaran pres. Jika perusahaan anda mempunyai siaran pres yang butuh disampaikan dengan segera, anda tinggal sekali “click” maka siaran pres anda akan langsung sampai di meja wartawan. Untuk tetap menjaga hubungan baik, anda bisa menyapa wartawan tersebut lewat email menanyakan kabar wartawan tersebut dan kegiatan-kegiatan yang sedang dilakukan. Malah jika anda sudah sangat akrab dengan wartawan tersebut anda dapat melakukan wawancara / konferensi dengan menggunakan Instant Messenger.[6]

Bentuk–bentuk Pesan Yang digunakan sunting

  1. E-mail&IM(InstantMessenger)
  2. Advertising in Cyberspace Message
  3. Interactive News Release Message

Analisis E-PR[7] sunting

PR dimasa depan mampu langsung menjangkau audiens mereka tanpa harus diintervensi oleh para penyunting naskah maupun para reporter yang bertindak sebagai penjaga pintu dan yang melakukan sensor terbitnya suatu informasi. Membangun hubungan yang bersifat one to one secara cepat dan interaktif. Lebih fleksibel & ekonomis dari PR yang dilakukan di dunia nyata. Walaupun Indonesia masih dalam tahap awal perkembangan pasar internet, namun peningkatan jumlah pelanggan internet yang ada saat ini menunjukan bahwa peluang pasar internet di Indonesia cukup besar karena persentasi jumlah pelanggan internet menunjukan kenaikan angka yang sangat tinggi.

Perkembangan tersebut juga telah menumbuhkan peningkatan jumlah perusahaan penyedia jasa layanan internet / ISP (Internet Service Provider). Hal ini menunjukan bahwa peluang pasar yang dilahirkan dari internet cukup besar. Dari semua kondisi yang terjadi, yang utama bagi user internet Indonesia adalah akses yang murah dan cepat, sehingga mereka bisa menikmati perkembangan teknologi informasi, terutama user internet di tingkat masyarakat daerah. Semua itu akan terwujud jika pengambil kebijkan di bidang ini bisa memiliki pandangan yang seimbang, baik dari segi user internet (masyarakat), maupun dari segi perusahaan penyedia jasa layanan internet dan teknologi informasi. Kiranya dengan kegiatan PR di dunia Internet ini menggugah para praktisi PR untuk menggunakan internet untuk praktik kehumasan.

Bagian-Bagian dari Fungsi PR sunting

  • Hubungan Internal, adalah bagian khusus PR yang membangun dan mempertahankan hubungan yang baik dan saling bermanfaat antara manajer dan karyawan tempat organisasi mengantungkan kesuksesannya.
  • Publisitas, adalah sumber-sumber informasi yang disediakan oleh PR dan digunakan oleh media karena informasi itu memiliki nilai berita. Metode penempatan pesan di media ini adalah pesan di media ini adalah metode yang tak bisa dikontrol (uncontrolled) sebab sumber informasi tidak memberi bayaran kepada media untuk pemuatan informasi tersebut.
  • Advertising, informasi yang digunakan oleh PR untuk menjangkau audien yang lebih luas, bukan untuk konsumen yang menjadi sasaran marketing, di mana informasi yang ditempatkan di media oleh sponsor tertentu yang jelas identitasnya yang membayar ruang dan waktu penempatan informasi tersebut. Ini adalah metode terkontrol dalam menempatkan pesan di media.
  • Press Agentry,adalah penciptaan berita dan peristiwa yang bernilai berita untuk menarik media massa dan mendapatkan perhatian publik. Banyak praktisi PR kadang-kadang menggunakan taktik press agentry untuk menarik perhatian media kepada kliennya, organisasinya, atau tujuannya. Tetapi PR lebih dari sekadar press agentry.
  • Public Affairs adalah bagaian khusus dari PR yang membangun dan mempertahankan hubungan pemerintah dan komunitas lokal dalam rangka memengaruhi kebijakan publik.
  • Lobbying adalah bagian khusus dari PR yang berfungsi untuk menjalin dan memelihara hubungan dengan pemerintah terutama dengan tujuan memengaruhi penyusunan undang-undang dan regulasi.
  • Manajemen Isu adalah proses proaktif dalam mengantisipasi, mengindentifikasi, mengevaluasi, dan merespon isu-isu kebijakan publik yang memengaruhi hubungan organisasi dengan publik mereka. Secara administratif atau secara konseptual, manajemen isu adalah bagian fungsi PR, akan tetapi, jika dilihat sebagai komunikasi persuasif, ia menjadi taktik untuk memengaruhi kebijakan publik, bukan sebagai bagian dari perencanaan strategi organisasi.
  • Hubungan Investor adalah bagian dari PR dalam perusahaan korporat yang membangun dan menjaga hubungan yang bermanfaat dan saling menguntungkan dengan shareholder dan pihak lain di dalam komunikasi keuangan dalam rangka memaksimalkan nilai pasar
  • Pengembangan adalah bagian khusus dari PR dalam organisasi nirlaba yang bertugas membangun dan memelihara hubungan dengan donor dan anggota dengan tujuan mendapatkan dana dan dukungan sukarela.

Rujukan sunting

Pranala luar sunting

  1. http://jafis.net/umum/sejarah-perkembangan-public-relations-di-indonesia.html[pranala nonaktif permanen]
  2. http://yusdieby.blogspot.com/2008/08/efektivitas-e-pr.html