Dry lot fattening merupakan sistem penggemukan sapi dengan pemberian ransum atau pakan yang mengutamakan biji-bijian seperti jagung, sorgum, atau kacang-kacangan. Di Amerika Serikat, penggemukan sapi dengan sistem dry lot fattening dilakukan pada daerah pusat produksi jagung yang dikenal dengan corn belt. Pemberian jagung yang telah digiling dan ditambah dengan pemberian hijauan berkualitas sedang pada penggemukan sapi sudah memberikan pertambahan bobot badan yang cukup lumayan. Namun, belakangan ini penggemukan sapi dengan sistem dry lot fattening bukan hanya memberikan satu jenis biji-bijian, tetapi sudah merupakan suatu bentuk yang diformulasi dari berbagai jenis bahan pakan konsentrat. Bahan-bahan yang digunakan dapat terdiri atas jagung giling, bungkil kelapa, dedak padi, polar, bungkil kelapa sawit, dan ampas tahu. Dengan penambahan mineral dan garam dapur, bahan-bahan tersebut diformulasi menjadi bentuk pakan jadi yang disebut konsentrat. Sapi dan ternak ruminansia lainnya membutuhkan serat kasar yang bersumber dari hijauan untuk memperlancar dan mengoptimalkan proses pencernaannya. Oleh karena itu, pemberian hijauan pada penggemukan sistem dry lot fattening sangat dibatasi oleh batas-batas tertentu yang tidak akan mengganggu proses pencernaan. Untuk itu, dibuat batasan minimal pemberian hijauan dalam komponen pakan atau ransum ternak ruminansia. Untuk penggemukan sapi atau ternak ruminansia lainnya, kebutuhan minimal hijauan berkisar 0,5—0,8% bahan kering dari bobot badan sapi yang digemukkan. Berikut contoh kasusnya.

Contoh: Seekor sapi yang akan digemukkan mempunyai bobot badan 200 kg dan akan diberi hijauan berupa rumput gajah di samping pemberian konsentrat sebagai pakan utamanya. Rumput gajah segar mengandung 21,0% bahan kering. Dengan demikian, kebutuhan minimal hijauan sapi yang akan digemukkan adalah 200 x 0,5/100 x 1 kg = 1,0 kg bahan kering atau 4,8 kg dalam bentuk segar. Namun, hijauan atau rumput yang diberikan selalu ada yang tidak dapat dimakan atau terbuang pada waktu sapi itu makan. Oleh karena itu, pemberian hijauan selalu diberi tambahan sebanyak 5% dari kebutuhannya. Dengan demikian, rumput gajah segar yang akan diberikan pada sapi yang akan digemukkan itu sebanyak 105/100 x 4,8 kg = 5,04 kg/hari. Apabila penggemukan sapi dilakukan dalam waktu yang relatif singkat, diperlukan pemberian konsentrat yang banyak dalam komponen ransumnya. Namun, perlu diketahui bahwa pemberian konsentrat yang lebih dari 60% dalam komponen ransumnya sudah tidak akan ekonomis lagi walaupun harganya murah. Oleh karena itu, walaupun penggemukan sapi dengan sistem dry lot fattening memerlukan pemberian konsentrat yang relatif banyak dalam komponen ransumnya, tetapi jumlah pemberian konsentratnya tidak boleh lebih dari 60% dalam komponen ransumnya.

Contoh: Seekor sapi yang akan digemukkan mempunyai bobot badan 200 kg dengan pertambahan bobot badan diharapkan 1,0 kg/hari. Sapi itu akan diberi konsentrat sebanyak 3,6 kg/hari dan hijauan segar berupa rumput lapangan sebanyak 15,6 kg/hari. Konsentrat yang diberikan itu mengandung 85,8% bahan kering. Lama penggemukan relatif singkat, yakni sekitar tiga bulan. Dilihat dari segi ekonomisnya, apakah pemberian konsentrat itu masih terlalu sedikit atau sudah terlalu banyak?

Perhitungan: Jumlah bahan kering konsentrat dan hijauan yang diberikan = 3,6/100 x 85,8 + 15,6/100 x 21,8 x 1 kg = 6,49 kg. Porsi konsentrat dalam komposisi ransum itu = (3,6/100 x 85,8)/6,49 x 100% = 47,6%. Dengan demikian, jumlah pemberian konsentrat itu masih cukup ekonomis dan tidak terlalu sedikit. Namun, apabila pertambahan bobot sapi tidak mencapai 1,0 kg/hari dan kemampuan konsumsinya masih dapat ditingkatkan, pemberian konsentrat masih dapat diperbanyak menjadi 4,2 kg/hari. Dalam hal ini, porsi konsentrat menjadi (4,2/100 x 85,8) 77,0 x 100% = 51,5% (masih di bawah 60%).

Sapi yang digemukkan dengan sistem dry lot fattening biasanya terus-menerus berada di dalam kandang dan tidak digembalakan ataupun dipekerjakan. Sapi bakalan yang digemukkan pada sistem dry lot fattening pada umumnya adalah sapi-sapi jantan yang telah berumur lebih dari satu tahun dengan lama penggemukan berkisar 4—6 bulan.