Djoenaedi Joesoef

Pengusaha Indonesia

Djoenaedi Joesoef adalah pendiri/founder dari PT Konimex Solo, penerima anugerah Entrepreneur of The Year 2003 dari lembaga Ernst & Young, yang kemudian mewakili Indonesia dalam Ernst & Young World Entrepreneur of the Year 2004 di Monaco.[2]

Djoenaedi Joesoef
Lahir6 Juni 1933 (umur 90)
Solo, Jawa Tengah
Nama lainDjoe Djio Liang
Warga negaraIndonesia
PekerjaanPengusaha
Pendiri & Pemilik Konimex
Kekayaan bersihUS$360 juta (2019)[1]
Suami/istriJuniati Joesoef (Sie Jauw Nio)
Anak4

Latar belakang sunting

Djoenaedi Joesoef terlahir pada tanggal 6 Juni 1933 dengan nama Djoe Djioe Liang di Jalan Ketandan, Solo. Ia merupakan putra ke-4 dari 7 bersaudara dari pasangan Djoe Hong Sian dan Tjin Bong Tjauw, pemilik toko obat tradisional Cina Eng Thay Hoo yang pada masa itu dikenal sebagai Sinshe Gundul, karena selain membuka toko obat juga mengobati.

Semasa muda ia terbiasa membantu orang tuanya di toko obat dengan penuh disiplin dan kerja keras, dan menjadi tempat belajar untuk mendapatkan pengalaman berharga. Pada tahun 1953 bertunangan dengan Sie Jauw Nio, dan menikah pada tahun 1956, dan dikaruniai 4 orang anak.

Kegiatan bisnis sunting

Pada tanggal 8 Juni 1967, Djoenaedi Joesoef mendirikan PT Konimex Pharmaceutical Laboratories. Bidang usaha Konimex waktu itu adalah perdagangan obat-obatan, bahan kimia, alat laboratorium dan alat kedokteran. Dalam perkembangannya PT Konimex memulai produksi obat-obatan sendiri. Salah satu terobosan PT Konimex adalah pada tahun 1972 memproduksi produk farmasi over the counter (OTC) dengan kemasan praktis 4 tablet.

Produk-produk farmasi PT Konimex yang cukup dikenal hingga saat ini adalah Paramex, Konidin, Inza dan Inzana. Menyikapi pertumbuhan industri farmasi, Djoenaedi Joesoef terus berekspansi dengan menambah lini produksi, diantaranya sirup (Anakonidin, Termorex, Siladex), salep (Fungiderm), tetes mata (Braito) serta vitamin dan food supplement (Protecal effervescent, Renovit, Konilife dan Ever-E) serta produk berbahan alami (Konicare, Herbadrink).Pertumbuhan bisnis PT Konimex ditandai dengan pindahnya lokasi perusahaan di desa Sanggrahan kecamatan Grogol kabupaten Sukoharjo pada tahun 1979. Tahun berikutnya, berbekal pengalaman di industri farmasi, Djoenaedi Joesoef membawa Konimex memproduksi permen (candy), dengan produk-produk yang saat ini cukup dikenal, diantaranya Hexos, Nano-Nano dan Frozz. Selain itu PT Konimex juga mendirikan PT Sobisco pada tahun 1994 yang memproduksi biskuit. Produk yang cukup dikenal adalah Snip Snap, Chocomania dan Tini Wini Biti.[2]

Kunci Sukses sunting

Kunci sukses bisnis Djoenaedi Joesoef dalam mengembangkan bisnisnya di PT Konimex adalah berpegang pada falsafah 3MU, yaitu Mutu (memproduksi barang yang berkualitas tinggi), Mudah (terdistribusi dengan baik sehingga mudah ditemukan oleh konsumen) serta Murah (harga yang terjangkau).

Selain itu nilai-nilai yang selalu ditekankan oleh Djoenaedi Joesoef dalam berbisnis adalah pertama: kerja keras dan belajar seumur hidup; kedua, apapun yang dilakukan tujuan akhirnya adalah hidup tenteram dan bahagia, sehingga dengan kebahagiaan, manusia dapat membahagiakan orang lain, yang merupakan cermin dari kredo “damai dalam rumah tangga, berkembang dalam segala usaha” serta ketiga, hubungan yang baik dan dengan relasi bisnis dan pemasok yang harus dipandang sebagai mitra yang turut membesarkan bisnis.[2]

Kegiatan Sosial sunting

Selain kegiatan bisnisnya di PT Konimex Djoenaedi Joesoef aktif dalam kegiatan sosial, diantaranya aktif di Yayasan Panti Kosala (pengelola Rumah Sakit Dr. Oen), menjadi salah satu pendiri IBII (Institut Bisnis dan Informatika Indonesia) yang sekarang menjadi Kwik Kian Gie School of Business pada tahun 1987 serta berkontribusi pada beberapa perguruan tinggi di Solo

Penghargaan sunting

Entrepreneur Of The Year 2003 dari lembaga Ernst & Young

Referensi sunting

  1. ^ "Djoenaedi Joesoef". finansialku. 
  2. ^ a b c Arswendo Atmowiloto, fotobiografi Djoenaedi Joesoef: Senyum, Sederhana, Sukses, Gramedia Pustaka Utama, 2005.

Pranala luar sunting