Distorsi harmonisa

perubahan bentuk asli (atau karakteristik lain) dari sesuatu

Distorsi harmonisa atau erotan harmonisa[1] adalah distorsi pada gelombang arus listrik atau tegangan listrik yang menimbulkan gangguan listrik ke sistem distribusi tenaga listrik. Gejala yang tampak dari distorsi harmonisa adalah adanya gelombang-gelombang harmonisa yang mempunyai frekuensi dengan nilai kelipatan bulat dari frekuensi normal. Sifat gelombang harmonisa adalah mengikut pada gelombang murni dan menghasilkan gelombang yang tidak berbentuk gelombang sinus sempurna.[2] Distorsi harmonisa disebabkan oleh tiga faktor yaitu jenis beban listrik, sistem tenaga listrik dan generator listrik.[3]

Jenis sunting

Distorsi harmonisa individual sunting

Distorsi harmonisa individual merupakan perbandingan antara nilai rata-rata kuadrat dari harmonisa individual dengan nilai rata-rata kuadrat dari frekuensi murni. Penjumlahan antara distorsi harmonisa individual dengan nilai nilai rata-rata kuadrat dari frekuensi murni menghasilkan jumlah keseluruhan dari distorsi harmonisa.[4]

Penyebab sunting

Beban listrik sunting

Beban listrik menjadi penyebab utama timbulnya distorsi harmonisa. Jenis beban listrik yang paling mempengaruhi timbulnya harmonisa adalah beban non-linier khususnya penyearah yang terbuat dari bahan semikonduktor. Penyearah ini digunakan pada elektronika daya sehingga menghasilkan harmonisa ketika proses penyakelaran berlangsung. Komponen elektronik yang menghasilkan harmonisa arus listrik salah satunya adalah transistor dwikutub gerbang-terisolasi yang digunakan untuk modulasi lebar pulsa. Distorsi harmonisa terbentuk ketika transistor dwikutub gerbang-terisolasi terpengaruh secara kelistrikan dengan kapasitor, transformator dan motor listrik. Hubungan ini menghasilkan rugi panas yang berlebihan pada pemutus daya dan terkuncinya sistem kendali tanpa pengendalian. Pada sistem komunikasi, hubungan ini menghasilkan interferensi induksi. Sementara pada alat ukur listrik, distorsi harmonisa menghasilkan kesalahan pengukuran.[3]

Referensi sunting

Catatan kaki sunting

  1. ^ "Arti kata erotan". Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kemendikbud. KBBI Daring. Diakses tanggal 12 Februari 2023. 
  2. ^ Subiyanto, dkk. 2020, hlm. 28-29.
  3. ^ a b Subiyanto, dkk. 2020, hlm. 30.
  4. ^ Subiyanto, dkk. 2020, hlm. 29.

Daftar pustaka sunting

  • Subiyanto (2020). Simulasi Model Hibrida Sistem Tenaga Surya dan Bayu Terhubung Grid Menggunakan PSIM Berbasis Kontrol Cerdas. Sleman: Deepublish. ISBN 978-623-02-1137-9.