Dislalia merupakan masalah artikulasi yang disebabkan kondisi tidak sempurna pada organ-organ artikulasi.[1][2][3] Contoh kondisi yang dimaksudkan adalah pembentukan saraf yang tidak sempurna pada lidah.[1][4]

Etimologi

sunting
 
Daerah artikulasi (pasif & aktif):
1. Bibir luar, 2. Bibir dalam, 3. Gigi, 4. Rongga-gigi, 5. Pascarongga-gigi, 6. Pralangit-langit, 7. Langit-langit, 8. Langit-langit belakang, 9. Tekak, 10. Hulu kerongkongan, 11. Celah suara, 12. Katup napas, 13. Akar lidah, 14. Lidah belakang, 15. Punggung lidah, 16. Lidah depan, 17. Ujung lidah, 18. Bawah ujung lidah.

Istilah dislalia berasal dari bahasa Yunani dys yang berati ‘sakit’ atau ‘buruk’ dan laliá yang berarti ‘berbicara’.[4]

Dislalia dapat dibagi menurut beberapa kriteria, di antaranya kuantitas, frekuensi, dan keragaman.[3]

Kuantitas

sunting

Berdasarkan kuantitas, dislalia dibagi menjadi dislalia terisolasi, dislalia parsial, dislalia kelipatan, dan dislalia universal.[3] Dislalia terisolasi ditandai dengan kecacatan dalam mengeja satu suara, sedangkan dislalia parsial ditandai dengan kecacatan dalam mengeja suara tertentu.[3] Dislalia kelipatan ditandai dengan kecacatan dalam mengeja beberapa suara dan dislalia universal ditandai dengan kecacatan dalam mengeja semua suara.[3]

Frekuensi

sunting

Berdasarkan frekuensi, dislalia terbagi menjadi dislalia konstan dan dislalia tidak konstan.[3] Dalam dislalia konstan, masalah artikulasi selalu ada saat berbicara, sedangkan dalam dislalia tidak konstan tidak selalu ada masalah artikulasi saat berbicara.[3]

Keragaman

sunting

Berdasarkan keragaman, dislalia dibagi menjadi dislalia konsisten dan dislalia tidak konsisten.[3] Dislalia konsisten ditandai dengan kesalahan artikulasi yang selalu sama saat berbicara, sedangkan dislalia tidak konsisten ditandai dengan kesalahan artikulasi yang berubah-ubah dalam setiap pembicaraan.[3]

Referensi

sunting
  1. ^ a b "dyslalia". Merriam Webster. Diakses tanggal 2014-06-17. 
  2. ^ Wong, Donna L.; Hockenberry-Eaton; Marilyn; Wilson, David; Winkelstein; Marilyn L.; Schwartz, Patricia . 2002 . Buku Ajar Keperawatan Pediatrik Wong, Ed. 6, Vol. 1 . Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC . ISBN 978-979-448-781-5
  3. ^ a b c d e f g h i Probst, Rudolf; Grevers, Gerhard; Iro, Heinrich . 2006 . Basic Otorhinolarybgology: A Step-by-Step Learning Guide. Stuttgart: Georg Thieme Verlag . ISBN 3-13-132441-4
  4. ^ a b "dyslalia". Dictionary.com. Diakses tanggal 2014-06-17.