Dataran tinggi Tibet

dataran tinggi di Asia Tengah

Dataran tinggi Tibet, atau dikenal sebagai Dataran tinggi Qinghai-Tibet (Qingzang) adalah dataran tinggi yang luas di Asia Timur yang meliputi sebagian besar Daerah Otonomi Tibet dan Provinsi Qinghai di Republik Rakyat Tiongkok, serta Provinsi Ladakh di Kashmir. Dataran tinggi ini luasnya 2,5 juta kilometer persegi (1.000 kali 2.500 kilometer), dengan ketinggian rata-rata 4.500 di atas permukaan laut. Sebagai dataran tinggi terbesar yang letaknya tertinggi di dunia, kawasan dataran tinggi Tibet mendapat julukan sebagai "atap dunia". Sebagai perbandingan, luas dataran tinggi ini kira-kira sama besarnya dengan 4 kali luas negara bagian Texas atau Prancis.[1]

Di sebelah selatan, dataran tinggi Tibet berbatasan dengan Pegunungan Himalaya dan sebelah utara dengan Gurun Taklamakan.

Dataran tinggi Tibet dikelilingi barisan pegunungan yang sangat tinggi.[2] Di bagian barat laut terdapat Pegunungan Kunlun yang memisahkan dataran tinggi Tibet dengan Cekungan Tarim, sedangkan di bagian timur laut terdapat Pegunungan Qilian yang memisahkannya dengan Gurun Gobi. Di bagian selatan terdapat Sungai Yarlung Tsangpo yang mengalir di kaki Pegunungan Himalaya dan Dataran Gangga yang luas. Sementara itu, di bagian timur dan tenggara dataran tinggi Tibet terdapat lembah berhutan-hutan dan daerah perbukitan yang merupakan hulu bagi Sungai Salween, Sungai Mekong, dan Sungai Panjang di selatan Provinsi Sichuan. Di sebelah barat, dataran tinggi Tibet berbatasan dengan barisan Pegunungan Karakoram di utara Kashmir.

Kondisi geografis

sunting

Dataran tinggi ini merupakan stepa gersang yang berada di ketinggian, diselang-selingi dengan barisan pegunungan dan danau air payau yang luas. Curah hujan tahunan berkisar antara 100 mm hingga 300 mm, dan sebagian besar turun dalam bentuk hujan batu es. Walaupun embun beku terjadi enam bulan dalam setahun, tepian stepa bagian selatan dan timur terdapat padang rumput yang cukup memberi kehidupan bagi penggembala ternak yang hidup sebagai pengembara. Semakin ke utara dan barat laut, dataran tinggi Tibet menjadi semakin terjal, serta semakin dingin dan kering. Dataran tinggi ini berakhir di wilayah terpencil Hoh Xil yang berada di ketinggian rata-rata lebih dari 5.000 meter, dengan suhu tahunan rata-rata -4 °C, namun dapat turun hingga -40 °C di musim dingin. Keadaan lingkungannya yang sangat tidak ramah bagi manusia menjadikan Hoh Xil sebagai wilayah dengan penduduk paling sedikit di Asia. Sekaligus Hoh Xil menempati urutan ketiga dalam daftar wilayah yang berpenduduk paling sedikit di dunia setelah Antartika dan utara Greenland. Di bagian timur dataran tinggi ditutupi tanah beku abadi sebagai bukti bahwa dataran tinggi sudah ada sejak zaman es.[3]

Geologi

sunting
 
Dataran tinggi Tibet

Dataran tinggi Tibet terbentuk dari benturan antara lempeng kerak India-Australia dan lempeng tektonik Eurasia menjelang awal zaman Kenozoikum (kira-kira 55 juta tahun yang lalu).[4] Proses pengangkatan tektonik Daratan tinggi Tibet diperkirakan berdampak besar dalam perubahan iklim, dan dianggap memengaruhi muson (angin musim) di Asia. Angin yang membawa udara hangat yang lembap dari selatan sepanjang musim monsun India (Juni-Oktober) menjadikan hujan banyak turun di India utara. Sementara itu, dataran tinggi Tibet menjadi sangat kering karena Pegunungan Himalaya membentuk daerah bayang-bayang hujan. Angin berhembus di dataran tinggi Tibet sambil menjatuhkan sedikit uap air yang tersisa. Akibatnya, udara yang bergerak semakin ke utara menjadi semakin kering sehingga terjadi padang pasir seperti Gurun Taklamakan dan Gurun Gobi.[5]

Beberapa dari sungai terpanjang di dunia berasal dari dataran tinggi Tibet. Sejumlah 25% dari jumlah erosi tanah dunia terbawa aliran sungai-sungai tersebut. Termasuk di antaranya Sungai Panjang, Sungai Kuning, Sungai Indus, Sungai Satluj, Sungai Yarlung (di India disebut Sungai Brahmaputra), Sungai Mekong, Sungai Irrawaddy dan Sungai Salween.

Danau air payau di dataran tinggi Tibet di antaranya adalah Danau Qinghai, Namtso, Dagze Co, Danau Yamdrok, Danau Puma Yumco, dan Danau Paiku.

Catatan kaki

sunting
  1. ^ "Natural World: Deserts". National Geographicc. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2006-01-12. Diakses tanggal 23 Juli. 
  2. ^ "A Unique Geographical Unit". Diakses tanggal 5 Agustus. 
  3. ^ "Widespread Glaciers and Frozen Soil". Diakses tanggal 6 Agustus. 
  4. ^ "The New Largest Canyon in the World --The Great Canyon of Yarlung Tsangpo River (Tibet)". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2008-02-28. Diakses tanggal 29 Agustus. 
  5. ^ "Leaf morphology and the timing of the rise of the Tibetan Plateau". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2003-07-21. Diakses tanggal 23 Juli. 

Referensi

sunting

Pranala luar

sunting