Danau Taudaha
Danau Taudaha adalah sebuah danau kecil di Distrik Kathmandu di Provinsi Bagmati, Nepal. Nama Taudaha berasal dari kata Ta (ular) dan Daha (danau) dalam bahasa Newar.[1]
Danau Taudaha | |
---|---|
Letak | Distrik Kathmandu, Kirtipur |
Koordinat | 27°38′55″N 85°16′55″E / 27.6487°N 85.2820°E |
Jenis danau | Air tawar |
Aliran masuk utama | Umumnya merupakan badan air alami tetapi terdapat saluran masuk dari irigasi sisa air ladang di dekatnya |
Aliran keluar utama | Meluap melalui dua pancuran saat musim hujan |
Terletak di negara | Nepal |
Luas permukaan | 463 hektare (1.140 ekar) |
Kedalaman maksimal | 65 m (213 ft) |
Permukiman | Kirtipur |
Geografi
suntingDanau ini terletak di sisi selatan Lembah Kathmandu pada ketinggian sekitar 1400m. Kedalamannya sekitar 6,5 m. Ada beberapa sawah di sekitar danau. Suhu di lembah berkisar antara 10 dan 26 °C.[2]
Fauna
suntingSetidaknya satu spesies ular ditemukan di danau ini, yakni bandotan tutul semi akuatik.[3] Fauna danau ini antara lain meliputi kowak-malam abu, cangak abu, pucung bakau, pecuk-padi besar, apung zaitun, umukia merah, angsa kepala bergaris, kambangan biasa (terancam punah), itik ekor-peniti, kambangan hitam dan itik paruh-sendok utara.[2]
Mitologi
suntingDanau tersebut diyakini merupakan sisa genangan dari danau besar yang pernah ada di tempat kota Kathmandu sekarang berada. Menurut mitologi, tokoh mitos Buddha, Manjusri, memotong bukit di selatan lembah, membiarkan air danau mengalir, sehingga menciptakan lahan yang seharusnya ditempati oleh manusia. Cerita rakyat menyatakan bahwa "potongan" di bukit ini adalah Ngarai Chobar, sebuah lorong sempit tempat keluarnya Sungai Bagmati dari Lembah Kathmandu. Setelah air danau kuno terkuras, beberapa danau dan genangan kecil tercipta di balik perbukitan. Taudaha diyakini sebagai salah satu genangan tersebut.
Ketika danau dikeringkan, tak terhitung banyaknya naga, makhluk mitologi setengah manusia dan setengah ular, kehilangan tempat tinggal. Hal ini membuat Raja Naga Karkotak murka. Untuk meredakan amarahnya, penduduk setempat yang tinggal di dekat Taudaha membangun sebuah istana bawah air, bertahtakan batu-batu berharga dan kekayaan yang tak terbayangkan. Raja Ular merasa senang dan memerintah rakyat ularnya di kerajaan bawah air mereka. Raja pun berjanji akan melindungi manusia yang tinggal di sekitar danau, dengan syarat ketenangan perairannya tidak boleh terganggu. Oleh karena itu, hingga saat ini penduduk setempat tidak berenang atau memancing di danau tersebut.[1]
Referensi
sunting- ^ a b Candiani, Gianantonio. "The lake of snakes". ECS Nepal. Diarsipkan dari versi asli tanggal 3 April 2013. Diakses tanggal 18 February 2013.
- ^ a b Pinkey, Shah (2016). A checklist of birds of Taudaha Lake of Kathmandu, Nepal.
- ^ Devkota, Kamal, Ayush Maharjan & Hinrich Kaiser. "You can't always get what you want: attempted predation and prey handling of fish by the Checkered Keelback, Fowlea piscator (Schneider, 1799) in Nepal (Serpentes: Natricidae)". Herpetology Notes.