Damar Kurung adalah sebuah lentera dengan bentuk khas yang berasal dari Kabupaten Gresik, Jawa Timur Indonesia yang berbeda dengan Lampion China. Tokoh seniman sekaligus Maestro Damar Kurung yang populer adalah Masmundari.

lentera damar kurung Gresik

Etimologi

sunting

Menurut Penelitian Jaseters,[1] Dari segi Bahasa Damar berarti Lampu yang mengeluarkan cahaya dari api kecil. sedangkan Kurung diartikan seperti tempat hewan tinggal yang lebih menuju ke Kandang atau sangkar burung buatan manusia dengan peletakan dengan cara di gantung. Arti keseluruhan Damar Kurung adalah Sebuah Lentera dengan bentuk kurung-an dengan cara di gantung.

 
Damar kurung yang belum dipasangi lampu.

Sejarah

sunting

Damar kurung sangat berbeda dengan lampion yang selalu diidentikan lampion warga Tiongkok oleh masyarakat dan berbagai seniman, Damar kurung justru lebih memiliki kekerabatan ke lentera Jepang yang biasa disebut Andon.

Dalam pengamatan Gresik iku Jaseters Damar Kurung[2] di Perkirakan telah ada sejak abad 15 setelah Bre Wengker sebagai duta Majapahit mengunjungi Jepang untuk memberikan hadiah dari raja Wikramawardhana sebagai tanda persahabatan antara Jawa Kerajaan Majapahit dengan Jepang kekaisaran Muromachi. Sehingga ketika kembali Ke majapahit, Bre Wengker membawa beberapa oleh-oleh dari Jepang seperti Andon atau Lentera khas Jepang dan metode pembuatan Kertas yang lebih halus, ringan dan tipis, di mana kala itu Majapahit telah memiliki tempat pembuat kertas tekstur agak kasar dan tebal di Wengker.

Lentera Andon kemudian dipasang pada Kerajaan Majapahit, dengan berjalannya waktu Majapahit membuat Lentera Andon dengan ciri khas tersendiri yang berbeda dengan Jepang. Kerangka lentera dibentuk seperti halnya hiasan candi-candi Majapahit, Kertas-kertas yang mengelilingi kerangka lentera diberi gambar berupa karakter wayang seperti halnya pada wayang beber oleh bre Wengker dengan sebutan Damar Keraton.

Ketika terbentuknya kedatuan Giri Kedaton, Sunan Giri menggunakan Damar keraton dengan sebutan Damar Kedaton sebagai media dakwahnya untuk menyampaikan kepada masyarakat Gresik supaya mudah dipahami, karena masyarakat Majapahit kala itu suka akan hal berbau seni. Sunan Giri menggambar berupa wayang kancil hasil ciptaannya kedalam kertas damar Kedaton.

Tradisi membuat damar kedaton turun menurun hingga pada sunan Prapen pewaris dinasti Giri Kedaton dengan gambar pada lentera yang khas berbeda dengan sunan giri, yaitu gambar khas Prapen hingga pada Giri Kedaton di runtuhkan Mataram melaui pasukan Posponegoro karena tidak mau tunduk terhadap Mataram sehingga wilayah Giri Kedaton beralih berada dibawah kadipaten Gresik/Tandes, maka lentera damar kedaton berubah sebutan menjadi Damar Kurung, yang diartikan bahwa kekuasan Giri Kedaton telah tiada dan dikurung atau dibawah kadipaten Gresik/tandes.

Pada masa ini, Damar Kurung dilestarikan oleh seniman wayang kulit sehingga gambar pada damar kurung didominasi gambar seperti wayang kulit, yang terkombinasi dengan bentuk gambar pada era Sunan Prapen, hingga pada keturunan dalang Gresik mbah Masmoendari menggambar pada lentera tidak lagi seperti gambar bentuk wayang, melainkan sesuai imajinasi yang terpengaruh bentuk style gambar ala barat yang dibawa kolonial Hindia Belanda.

Pada masa yang sama saat penaklukan Giri Kedaton oleh Poesponegoro, Panembahan Sidomukti Madura Barat yang menduduki Sidayu juga meneruskan tradisi Lentera ini di Sedayu dan Bangkalan, hanya saja tidak dilapisi kertas melainkan kaca bening yang disebut dengan Damar Keraton.

Kini tradisi warga muslim Gresik saat menyambut lailatul Qodar pada bulan ramadhan dalam kalender Hijriyah, yang menggantungkan lentera damar kurung di depan rumah.[3]

Awalnya, Selama beberapa dekade damar kurung di buat oleh kalangan keluarga Masmundari saja, hingga pada Festival Damar Kurung pada tahun 2012 banyak bermunculan jasa dan Outlet penyedia damar kurung.

Bentuk

sunting

Damar kurung memiliki karakteristik yang unik di antara lentera yang ada di belahan di dunia, seperti:

  1. Berbentuk kubus memiliki emat sisi
  2. memiliki hiasan pada atas berbentuk segitiga siku-siku kembar atau segitiga sama sisi kembar yang membentuk huruf "M" pada atas lentera.
  3. memiliki penyangga pada bawah lentera
  4. di lapisi kertas dengan gambar dua dimensi

Model Gambar Pada Damar kurung

sunting

Terdapat beberapan bentuk model style pada damar kurung dalam beberapa masa, seperti :

  1. Style Majapahitan disebut Damar Keraton, gambar yang digunakan adalah seperti Wayang Beber oleh Bre Wengker
  2. Style Pegiren disebut Damar Kedaton, gambar yang digunakan adalah seperti pada Wayang Kancil oleh Sunan Giri
  3. Style Prapenan disebut Damar Kedaton, gambar yang digunakan hasil karya sunan Prapen yang dapat terlihat pada babad Sunan Prapen
  4. Style Puspanegaran disebut Damar Kurung, gambar yang digunakan adalah seperti Wayang Kulit yang tekombinasi dengan style Prapenan. karya yang masih ada adalah karya Kyai Oentoeng yang merupakan paman Masmoendari
  5. Style Masmoendari, gambar yang digunakan adalah hasil karya Masmoendari yang kemudian menjadi ciri khas kota Gresik, dengan berbagai karakter terbaru yang belum pernah ada, seperti njonja moeloek. karyanya sebagian besar di koleksi oleh kolektor, kini style Masmoendari dilestarikan oleh adik Masmoendari dan cucunya Samadji
  6. Style Pak Inoeng, gambar yang digunakan seperti Masmoendari tetapi lebih simpel tetapi diramaikan dengan isian berupa garis zigzag, karya pak Inoeng banyak terpajang pada berbagai kantor instasi pemerintahan
  7. Style Cak Opang, gambar yang digunakan lebih ke karakter masa kini dan pewarnaan yang lebih banyak serta teknik gradiasi, Karya cak Opang menjadi jajaran oleh-oleh khas Gresik yang masih ada dan sebagian telah ada di Luar Negeri
  8. Style Cak Iwan, gambar yang digunakan seperti Pak Inoeng, hanya saja lebih terlihat berisi atau semok pada karakternya dengan sentuhan gaya kontemporer, Karya cak joko iwan menjadi jajaran oleh-oleh khas Gresik dan sebagai penghias di berbagai kafe dan rumah Makan di Gresik
  9. Style Tjak Anas, gambar yang digunakan lebih ke karakter masa kini hanya saja pada bagian wajah tidak digambar atau dibiarkan polos, Karya tjak anas justru sulit ditemui di kota Gresik sendiri melainkan banyak tersebar di luar Kota Gresik.

Perkembangan

sunting

Dewasa ini Damar kurung mengalami banyak perkembangan, seperti damar kurung yang terbuat dari mika akrilik, lukisan berfigura, lampu tidur, arsitektur bangunan hingga desain pada kaos. Hingga pada penggunaan damar kurung beralih fungsi yang awalnya merupakan tradisi menjadi penerang jalan raya nasional dan taman kota yang di buat oleh pemerintah Gresik.

Festival Damar Kurung

sunting

Untuk mengambalikan fungsi damar kurung yang sesungguhnya, Novan Effendy menciptakan Festival Damar Kurung[4] yang dimulai pada tahun 2012 dilaksanakan setiap bulan Hijriah kalender Islam yang bertujuan untuk mengingatkan masyarakat dan mengembalikan tradisi warga Gresik.

Dalam Festival yang selalu diadakan setiap tahun, dinyalakannya ribuan damar kurung khas Gresik dalam beberapa hari serta memberikan edukasi kepada generasi muda yang biasa di sebut Pesantren Damar Kurung.[5]

Lihat pula

sunting

Referensi

sunting