Daftar permintaan maaf yang dibuat oleh Paus Yohanes Paulus II

Paus Yohanes Paulus II membuat banyak permintaan maaf. Pada masa jabatan panjangnya sebagai Sri Paus, ia meminta maaf kepada Yahudi, Galileo, wanita, orang yang didakwa oleh Inkuisisi, Muslim yang dibunuh oleh pasukan Salib dan nyaris setiap orang yang menderita akibat Gereja Katolik sepanjang bertahun-tahun.[1] Bahkan sebelum ia menjadi Sri Paus, ia menjadi penyunting terkenal dan pendukung inisiatif-inisiatif seperti Surat Rekonsiliasi Uskup Polandia kepada Uskup Jerman dari 1965. Sebagai Sri Paus, ia resmi membuat permintaan-permintaan maaf publik untuk lebih dari 100 kesalahan, yang meliputi:[2][3][4][5][6]

  • Proses hukum terhadap ilmuwan dan filsuf Italia Galileo Galilei, ia sendiri adalah penganut Katolik yang taat, sekitar tahun 1633 (31 Oktober 1992).[7]
  • Keterlibatan Katolik dalam perdagangan budak Afrika (9 Agustus 1993).[3][4][5][6]
  • Peran Gereja dalam pembakaran-pembakaran di perapian dan perang-perang agama yang menyusul Reformasi Protestan (Mei 1995, di Republik Ceko).[3][4][5][6]
  • Ketidakadilan terhadap wanita, pelanggaran hak wanita dan fitnah terhadap kaum wanita sepanjang sejarah (29 Mei 1995, dalam sebuah "surat kepada wanita").[2][3][4][5][6]
  • Ketidakaktifan dan keheningan beberapa orang Katolik pada masa Holocaust (16 Maret 1998).[3][4][5][8][9]
  • Atas eksekusi Jan Hus pada 1415 (18 Desember 1999 di Praha). Saat Yohanes Paulus II mengunjungi Praha pada 1990an, ia meminta para pakar dalam materi tersebut "untuk mendefinisikan kejelasan yang lebih besar dari posisi yang dipegang oleh Jan Hus di kalangan para reformator Gereja, dan komitmen untuk pendidikan moral negara tersebut." Ini adalah langkah lain dalam membangun sebuah jembatan antara Katolik dan Protestan.[3][4][5][6]
  • Atas dosa-dosa umat Katolik sepanjang sejarah karena melanggar "hak kelompok etnis dan suku bangsa, dan [karena menunjukkan] kepentingan untuk tradisi agama dan budaya mereka". (12 Maret 2000, pada Misa Pengampunan publik).[3][4][5][6]
  • Atas aksi serangan pasukan Salib ke Konstantinopel pada 1204. Kepada Patriark Konstantinopel, ia berkata "beberapa kenangan secara khusus menyakitkan, dan beberapa peristiwa pada masa lampaui meninggalkan luka mendalam dalam pikiran dan hati orang-orang sampai saat ini. Aku memikirkan penjarahan parah terhadap kota kekaisaran Konstantinopel, yang telah lama menjadi pangkal Kekristenan di Timur. Adalah hal tragis bahwa para pembunuh, yang dihimpun untuk mengamankan akses bebas bagi umat Kristen ke Tanah Suci, bebalik melawan saudara-saudara mereka sendiri dalam kepercayaan. Fakta bahwa mereka adalah Kristen Latin memilukan umat Katolik dengan penyesalan mendalam. Bagaimana bisa kami gagal untuk melihat mysterium iniquitatis bekerja di dalam hati manusia?".[3][4][5][6]
Paus Yohanes Paulus II pada 12 Agustus 1993 di Denver (Colorado)

Pada 20 November 2001, dari sebuah laptop di Vatikan, Paus Yohanes Paulus II mengirim surat elektronik pertamanya yang memberikan permintaan maaf untuk [[kasus pelecehan seksual Katolik "Generasi yang terampas" dari anak-anak aborigin di Australia, dan kepada Tiongkok atas perilaku para misionaris Katolik pada zaman kolonial.[10]

Permintaan maaf itu lebih sulit dibanding berbohong, untuk sebuah maaf kebohongan telah dipenjarakan.

— Paus Yohanes Paulus II [11]

Pada Desember 1999, atas permintaan Joseph Kardinal Ratzinger, saat itu Prefek Kongregasi bagi Doktrin Kepercayaan yang kemudian menjadi Paus Benediktus XVI, Komisi Teologi Internasional memajukan kajiannya terhadap topik Kenangan dan Rekonsiliasi: Gereja dan Kesalahan-kesalahan Masa Lalu. Tujuan dokumen tersebut adalah "untuk tidak menguji kasus-kasus sejarah tertentu namun lebih kepada mengklarifikasi anggapan bahwa pertobatan menjadi dasar kesalahan masa lalu." Dokumen tersebut menguji pertobatan untuk kesalahan-kesalahan masa lalu dalam konteks sosiologi, eklesiologi dan teologi.[12]

Referensi sunting

Catatan
  1. ^ Stourton, Edward (2006). John Paul II: Man of History. London: © 2006 Hodder & Stoughton. hlm. 1. ISBN 0-340-90816-5. 
  2. ^ a b John Paul II (1995-05-29). "Letter of Pope John Paul II To Women". 
  3. ^ a b c d e f g h Caroll, Rory (2000-03-13). "Pope says sorry for sins of church". The Guardian. The Guardian. Diakses tanggal January 14, 2013. 
  4. ^ a b c d e f g h BBC News. "Pope issues apology". BBC. Diakses tanggal January 14, 2013. 
  5. ^ a b c d e f g h BBC News. "Pope apologises for Church sins". BBC News. Diakses tanggal January 14, 2013. 
  6. ^ a b c d e f g Robinson, B A (2000-03-07). "Apologies by Pope John Paul II". Ontario Consultants. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2012-11-14. Diakses tanggal January 14, 2013. 
  7. ^ Allocution of Pope John Paul II To the participants in the Plenary Session of the Pontifical Academy of Sciences http://bertie.ccsu.edu/naturesci/Cosmology/GalileoPope.html
  8. ^ A report on the We Remember: A Reflection on the Shoah in MIT's The Tech. http://tech.mit.edu/V118/N13/bvatican.13w.html Diarsipkan 2023-01-19 di Wayback Machine.
  9. ^ Commission for Religious Relations with the Jews: We Remember: A Reflection the Shoah. http://www.vatican.va/roman_curia/pontifical_councils/chrstuni/documents/rc_pc_chrstuni_doc_16031998_shoah_en.html
  10. ^ BBC News Europe (23 November 2001). "BBC News Europe - Pope Sends His First E-Mail - An Apology". BBC News. London: BBC. Diakses tanggal 30 January 2012. from a laptop in the Vatican's frescoed Clementine Hall the 81-year-old pontiff transmitted the message, his first 'virtual' apology. 
  11. ^ "BrainyQuote: Pope John Paul II Quotes". © 2007,2009 BrainyMedia.com. Diakses tanggal 2009-01-11. 
  12. ^ Memory and Reconciliation: The Church and the Faults of the Past. http://www.vatican.va/roman_curia/congregations/cfaith/cti_documents/rc_con_cfaith_doc_20000307_memory-reconc-itc_en.html