Ciu Bekonang adalah sebuah minuman keras tradisional yang berasal dari desa Bekonang, Mojolaban, Sukoharjo, Jawa Tengah. Minuman tersebut dibuat dengan cara menyuling sisa-sisa cairan etanol yang dicampur dengan tetesan tebu. Proses penyulingan ini dilakukan berulang kali, dicampur beberapa bahan lainnya sebelum diendapkan selama tujuh hari. Kadar alkohol dalam ciu Bekonang berkisar dari 20% sampai 90% tergantung berapa kali proses distilasi dilakukan.[1]

Sejarah sunting

Menurut sejarahnya, ciu sudah ada sejak abad ke-17. Pada masa kolonial Belanda, minuman ini sudah dikenal sebagai miras tradisional. Sejak 1966, jumlah pengrajin ciu selalu bertambah sejalan dengan meningkatnya jumlah perajin etanol sampai 200 persen. Kemunculan ciu Bekonang berkaitan dengan berdirinya pabrik gula Tasikmadu di Karanganyar yang kala itu merupakan aset penting Pura Mangkunegaran.[2]

Kontroversi sunting

Meski ciu Bekonang memiliki sejarah panjang dan cukup populer di kalangan penikmat minuman beralkohol, Pemda Sukoharjo melarang produksi miras ciu lewat Perda No. 7/2012. Adanya peraturan ini tak langsung membuat perajin ciu Bekonang menutup usahanya begitu saja. Kini kebanyakan warga Bekonang memproduksi ciu dengan skala rumahan. Jika ada orang asing berkunjung ke desa Bekonang untuk membeli ciu, mereka tidak bisa menemukan ciu dengan mudah karena memang tidak dijual secara terang-terangan . Pengunjung sebaiknya ditemani pemandu lokal agar bisa mengakses produk ciu atau untuk melihat proses distilasi.[3]

Referensi sunting

  1. ^ Meidinata, Nugroho (2021-03-01WIB14:12:11+00:00). "Apa Beda Ciu Bekonang Sukoharjo dan Banyumas?". Solopos.com. Diakses tanggal 2022-04-23. 
  2. ^ https://www.merdeka.com/peristiwa/ciu-cemceman-anak-tikus-dari-sukoharjo-yang-melegenda.html
  3. ^ "Dua Wajah Bekonang: Menelusuri Tanah Kelahiran Ciu Legendaris". www.vice.com. Diakses tanggal 2022-04-23.