Kristus Pemenang

(Dialihkan dari Christus Victor)

Kristus Pemenang (Christus Victor) adalah salah satu dari beberapa konsep penebusan Yesus dalam karya penyelamatan-Nya bagi umat manusia.[1] Teori ini dicetuskan oleh Gustaf Aulen, seorang teolog Swedia.[1] Teori ini populer lewat bukunya yang monumental berjudul Christus Victor pada tahun 1970.[1] Teori ini juga dikenal menjadi salah satu model pendamaian antara Allah dan manusia.[2] Selain itu, Kristus Pemenang ini juga digunakan sebagai salah satu konsep Kristologi.[3]

Kebangkitan Kristus oleh Noel Coypel, 1700, menggunakan gambar Yesus.
Ireneus, uskup Lugdunum di Galatia (sekarang Lyons, Prancis) yang memerangi ajaran-ajaran sesat.

Teori ini berlawanan dengan teori pengaruh moral (Moral Influence) yang disuarakan oleh Petrus Abelardus.[1] Kristus Pemenang (Christus Victor) merupakan teori yang memusatkan perhatian pada kemenangan Kristus dalam peperangan kosmis (cosmic battle) antara Allah dan setan.[2] Yesus sebagai Anak Allah pun mati di dalam peperangan kosmis itu.[2] Setan pun menjadi pemenang di dalam peperangan itu.[2] Namun, kemenangan setan itu palsu karena Yesus yang mati itu bangkit.[2] Kebangkitan Yesus itu pun menegaskan kemenangan Allah secara definitif.[1] Kebangkitan Yesus yang sekaligus menjadi tanda kemenangan Allah itu memberikan pengaruh kepada manusia.[1] Pengaruhnya manusia dibebaskan dari kuasa dosa karena cengkraman si jahat.[1]

Teori Kristus Pemenang ini juga sering disebut sebagai gambar tipuan (trick).[4] Kemanusiaan Yesus dijadikan sebagai umpan, yang kemudian ditangkap setan seperti seekor ikan yang rakus.[5] Setan tidak tahu bahwa di balik kemanusiaan Yesus ada keilahian-Nya.[1] Kedua hakikat tersebut tidak terpisahkan dan tidak bercampur.[6] Setan pun tertipu dan dikalahkan karena keilahian Yesus.[4] Akibat dari teori ini muncullah perdebatan yang hebat dalam memaknai salib Yesus.[1] Salib yang dipandang sebagai jalan keselamatan.[1] Istilah yang lebih dikenal adalah soteriologi salib.[1][4] Perdebatan itu tidak hanya terjadi masa lalu, kini perdebatan itu masih ada.[1][4] Yesus yang menjadi umpan untuk setan dimaknai beberapa teolog sebagai tindak kekerasan Allah.[1][4] Golongan Feminis menjadi golongan terdepan dalam menyatakan hal ini.[1][4] Golongan ini melihat soteriologi salib adalah bentuk kekerasan Allah dalam karya-Nya menyelamatkan umat manusia.[1][4] Model-model penebusan lain pun bermunculan untuk merespon model Kristus Pemenang ini.[1] Irenaeus merupakan salah seorang bapa gereja yang mendukung teori Kristus Pemenang ini.[1] Irenaeus memahami bahwa kemenangan Kristus atas kematian menegaskan kemanusiaan baru yang dipulihkan.[1]

Lihat pula

sunting

Referensi

sunting
  1. ^ a b c d e f g h i j k l m n o p q r Joas Adiprasetya.2010.Berdamai Dengan Salib: Membedah Ioanes Rakhmat dan Menyapa Umat.Jakarta.Grafika KreasIndo dan UPI STT Jakarta.27-32.
  2. ^ a b c d e Gustav Aulen diterj. A. G. Hebert SSM.1969.Christus Victor: An Historical Study of the Three Main Types of the Idea of Atonement.New York.Macmillan.
  3. ^ Erwin Fahlbusch,dkk.1999.The Encyclopedia of Christianity: Vol.1.USA. Eerdmans Bril Company.470.
  4. ^ a b c d e f g Anthony Meredith.1999.Gegory of Nyssa:The Early Church Fathers.London&New Yok:Routledge.79-82.
  5. ^ Rufinus.2009.Commentarius in Symbolum Apostolorum.16.di dalam buku Joas Adiprastya, Berdamai Dengan Salib.Jakarata. Grafika KreasIndo dan UPI STT Jakarta.29.
  6. ^ Definisi Khalsedon

Pranala luar

sunting
  1. http://www.search.com/reference/Penal_substitution#Justin_Martyr.2C_Eusebius_of_Caeserea.2C_Augustine[pranala nonaktif permanen]
  2. Penal Substitution vs. Christus Victor.
  3. The Catholic doctrine of the atonement