Charles Tambu (1907-1965) adalah wakil pemerintah Indonesia dalam diplomasi internasional meskipun ia bukan orang Indonesia asli. Ia terkenal sebagai salah satu wakil Indonesia pada sidang keamanan PBB yang diadakan pada tanggal 14 Agustus 1947 bersama Soemitro Djojohadikusumo, Sutan Sjahrir, H. Agus Salim, dan Soedjatmoko.[1]

Charles Tambu
Charles Tambu pada sidang Dewan Keamanan PBB di Danau Sukses 1947. (Charles Tambu di sebelah Sumitro Djojohadikusumo)
Lahir1907
Ceylon (sekarang Sri Lanka)
Meninggal1965
Kuala Lumpur, Malaysia
KebangsaanIndonesia
PekerjaanPolitikus, diplomat

Biografi sunting

Menurut berbagai literatur, Charles Tambu lahir pada tahun 1907 di Ceylon (sekarang Sri Lanka). Charles Tambu adalah keturunan Tamil. Kedatangan Charles Tambu pergi ke Hindia Belanda karena ikut ayah dan ibunya merantau untuk mencari kehidupan yang lebih baik.[2] Meski bukan orang Indonesia asli, ia telah membela nama Indonesia di berbagai forum internasional.

Dalam majalah Merdeka berjudul, "Charles Tambu: Turunan Asing Tapi Djiwanya Indonesia", (No. 43, th. II, 22 Oktober 1949) menyebutkan Charles Tambu, mantan imigran gelap dari Sri Lanka, yang dengan teguh dan ikhlas mempertahankan kedaulatan Indonesia di PBB pada tahun 1947.

Perjuangan Charles Tambu di PBB untuk mempertahankan pemerintahan Indonesia yang baru merdeka pada 17 Agustus 1945, berujung pada pemberian paspor Indonesia gratis dari Presiden Sukarno. Setelah pengakuan kedaulatan Indonesia oleh Belanda pada tahun 1949, Tambu diangkat oleh Presiden Sukarno menjadi Konjen RI di Manila hingga tahun 1953.[3]

Setelah menjabat sebagai Konsul Jenderal Indonesia untuk Manila, Charles Tambu kembali ke Indonesia dan diangkat sebagai pemimpin redaksi surat kabar berbahasa Inggris pertama di negara itu, 'Times of Indonesia'. Mantan rekan kerja Tambu, Mochtar Lubis berperan penting dalam mendirikan surat kabar ini pada tahun 1952 dan dia sendiri adalah pemimpin redaksi 'Indonesia Raya'. [4]

Namun, setelah peristiwa PRRI/Permesta, sebuah gerakan pemberontakan di Indonesia, kedua surat kabar tersebut dianggap tidak layak terbit. Setelah itu, hidup semakin menantang dan Charles Tambu menghilang dari catatan sejarah. Belakangan, dia diketahui pindah ke Kuala Lumpur, di mana dia tinggal sampai kematiannya pada tahun 1965.

Referensi sunting

  1. ^ Subroto, Lukman Hadi (2022-04-23). Ningsih, Widya Lestari, ed. "Delegasi Indonesia di Sidang Dewan Keamanan PBB Tahun 1947". KOMPAS.com. Diakses tanggal 2022-05-11. 
  2. ^ Muhammad, Erik (2022-11-22). "Profil Charles Tambu, Diplomat Indonesia di PBB Asal Srilanka". Harapan Rakyat. Diakses tanggal 2023-03-24. 
  3. ^ Suryadi (2016-08-16). "Hikayat Arcandra Tahar dan Charles Tambu". KOMPASIANA. Diakses tanggal 2022-05-11. 
  4. ^ Zahrotul, Agustina (2022-11-09). "Charles Tambu: A Tamil-descendent who became an Indonesian diplomat". Global Madras (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2023-03-24.