Carry Trades adalah aksi mengambil keuntungan dari perbedaan tingkat suku bunga antar negara. Dalam aktivitas Carry Trade, seorang investor atau pelaku pasar akan meminjam sejumlah uang di negara bersuku bunga kecil, lalu meminjamkannya ke negara yang bersuku bunga tinggi. Sebagai contoh, investor meminjam 1,000 yen dari sebuah bank di Jepang yang memiliki suku bunga rendah, dan ditukarkan kedalam mata uang dollar Amerika untuk selanjutnya dibelikan obligasi pada jumlah yang setara, dengan asumsi obligasi itu akan memberikan yield lebih tinggi dari biaya bunga di Jepang.

Carry trade terbukti menguntungkan. Carry trade membuat mata uang negara berbunga rendah atau negara asal semakin terdepresiasi sebagai akibat dari meningkatnya aksi jual mata uang domestic terhadap mata uang asing milik negara target, serta oleh perginya modal keluar dari negara domestic ke negara dengan yield bunga lebih tinggi.

Hal tersebut memungkinkan investor carry trade mendapatkan keuntungan melalui dua peluang, yaitu

  • Pertama, melalui tingkat suku bunga harian yang lebih tinggi di negara target,
  • Kedua melalui depresiasi mata uang negara asal, yang membuat investor mendapatkan sejumlah uang dalam mata uang negara asal yang lebih besar, daripada jumlah awal pinjaman mereka.

Jepang adalah negara yang langganan menjadi negara sumber carry trades. Namun hingga kini negara itu belum tertarik untuk menaikkan tingkat suku bunga. Hal ini secara tidak langsung mengindikasikan, bahwa fenomena carry trades tidak selalu merugikan negara sumber, apalagi jika negara sumber adalah eksportir. Depresiasi mata uang dapat memicu tingkat ekspor, dan ekspor yang meningkat akan membuat mata uang domestik menguat dengan sendirinya.

Pranala luar sunting