Carmen de Hastingae Proelio

Carmen de Hastingae Proelio (Tembang Palagan Hastings) adalah nama ciptaan abad ke-20 untuk Carmen Widonis (Tembang Guido), riwayat tertua dalam bahasa Latin tentang serbuan bangsa Norman ke Inggris yang berlangsung dari bulan September sampai bulan Desember 1066, yang dinisbatkan kepada Guido, Uskup Amiens. Guido adalah bangsawan asal Ponthieu yang menjadi uskup dan administrator dengan latar belakang lingkungan biara. Ia dekat dengan kalangan istana Prancis, dan kemudian hari menjadi kapelan Matilda dari Flandria, permaisuri William Penakluk. Guido adalah paman dari Guido I, Bupati Ponthieu, tokoh yang tampil menonjol pada Tapestri Bayeux sebagai anak buah Adipati William yang menangkap Harold Godwinson, yang kelak menjadi Raja Harold II di Inggris pada tahun 1064.

Sejarah dan latar belakang

sunting

Carmen ini sudah umum diterima sebagai riwayat tertulis paling tua yang sintas tentang peristiwa penaklukan bangsa Norman. Isi pokoknya adalah Pertempuran Hastings dan kesudahannya, kendati juga memuat keterangan tentang navigasi, tata laksana perkotaan, peritiwa pengepungan kota London, dan budaya gerejawi. Riwayat ini dikarang dalam bentuk puisi, terdiri atas 835 larik heksameter dan syair elegi dua kerat, yang terlestarikan hanya di dalam dua salinan abad ke-12 dari Biara Santo Ekarius-Matias di Trier, yaitu Bibliothèque royale de Belgique MS 10615-729, folio 227v-230v, dan Bibliothèque royale de Belgique MS 9799-809 (naskah yang kedua hanya berisi 66 larik terakhir).[1]

Carmen ini diduga kuat dianggit tidak lama sesudah William Penakluk dinobatkan menjadi Raja Inggris pada hari Natal tahun 1066, kemungkinan besar pada tahun 1067, seawal-awalnya pada hari raya Paskah tahun 1067, untuk dipertunjukkan di dalam pesta-pesta kerajaan di Normandia, tempat Raja William bermastautin. Motivasi yang melatarbelakangi pembuatan dan pertunjukan puisi ini masih terbuka untuk diperdebatkan. Mungkin saja Permaisuri Matilda memerintahkan pembuatan carmen ini sebagai materi hiburan sekaligus untuk mengenang keberhasilan suaminya menaklukkan Inggris, karena para permaisuri biasanya memerintahkan para rohaniwan untuk menulis sastra sejarah, dan Uskup Guido adalah orang yang terkenal di lingkungan istana ayah Matilda, Bupati Flandria. Di istana Bupati Flandria pula Uskup Guido menjadi saksi lahirnya sebuah piagam pada tahun 1056 bersama Bupati (kelak menjadi Raja) Harold, Bupati Guido, dan Bupati Eustace. Teori yang demikian muncul lantaran karya sastra ini mengagung-agungkan para sekutu dari Prancis, Boulogne, Ponthieu, Bretanye, Maine, dan kerajaan bangsa Norman yang baru berdiri di Apulia, Kalabria dan Sisilia. Semua sekutu tersebut sudah barang tentu menghadiri perayaan Paskah supaya kebagian rampasan perang.

  • Carmen Widonis - The First History of the Norman Conquest, ditranskripsi, diterjemahkan, dan diulas oleh Kathleen Tyson, Granularity Press 2018.
  • Carmen de Triumpho Normannico - The Song of the Norman Conquest, ditranskripsi dari citra-citra digital naskah dan diterjemahkan oleh Kathleen Tyson, Granularity Press 2014.
  • The Carmen de Hastingae Proelio of Guy Bishop of Amiens, disunting oleh Catherine Morton dan Hope Muntz, Oxford, Clarendon Press 1972.
  • The Carmen de Hastingae Proelio of Guy Bishop of Amiens, disunting dan diterjemahkan oleh Frank Barlow, Clarendon Press 1999.

Rujukan

sunting
  1. ^ R. H. C. Davis, "The Carmen de Hastingae Proelio," The English Historical Review 93 (1978): 241-261 (253).

Sumber

sunting
  • Davis, R. H. C. 1978. 'The Carmen de Hastingae Proelio'. The English Historical Review Jld. 93, No. 367, hlmn. 241–261 (JSTOR).
  • van Houts, Elisabeth. 1989. "Latin Poetry and the Anglo-Norman Court 1066-1135: The Carmen de Hastingae Proelio," Journal of Medieval History 15, hlmn. 39–62.
  • O'Donnell, Thomas. 2017. "The Carmen de Hastingae Proelio and the Poetics of 1067," Anglo-Norman Studies 39, hlmn. 151–162.

Pranala luar

sunting