Bunuh diri demi kehormatan

Bunuh diri demi kehormatan adalah proses dimana seseorang melakukan bunuh diri untuk menghindari rasa malu dari tindakan tidak bermoral atau tidak terhormat, seperti melakukan hubungan seksual di luar nikah, terlibat dalam skandal, atau menderita kekalahan dalam peperangan. Tindakan ini berbeda dari bunuh diri biasa karena subjek secara aktif memutuskan untuk bunuh diri secara pribadi atau publik demi memulihkan atau melindungi kehormatan. Beberapa bunuh diri demi kehormatan adalah masalah pilihan pribadi dan tidak memiliki konteks budaya apa pun. Misalnya, bunuh diri demi kehormatan yang dilakukan oleh tokoh-tokoh militer ketika menghadapi kekalahan, seperti Adolf Hitler, Mark Antony, Władysław Raginis, Yoshitsugu Saito, Jozef Gabčík, dan Hans Langsdorff.

Jepang memiliki sejarah panjang bunuh diri dalam budayanya. Seppuku adalah jenis ritual bunuh diri yang dilakukan oleh para samurai untuk menghindari rasa malu ditahan sebagai tahanan. Selama Perang Dunia II, serangan banzai dan serangan kamikaze adalah serangan bunuh diri yang digunakan selama Perang Pasifik. Bunuh diri di Jepang juga sering digunakan untuk menebus kesalahan dan kekecewaan diri.[1]

Lihat juga

sunting

Referensi

sunting