Beto'ok atau dalam dialek Bermani Ilir (Kepahiang) disebut betohok, merupakan salah satu tradisi menanam padi khas masyarakat Rejang. Istilah ini didapat melalui pemakaian to'ok atau tohok, yaitu sebuah alat berupa kayu dengan panjang ± 2 meter. Menanam padi dengan to'ok biasanya dilakukan secara bergotong royong dan tradisi ini dilangsungkan secara turun temurun. Padi yang ditanam dengan to'ok meliputi baik padi lahan basah atau padi sawah, maupun padi lahan kering atau padi darat.

Konon tradisi ini berasal dari masyarakat Rejang Sawah yang mendiami daerah dataran rendah di Renah Pesisir, di wilayah Kabupaten Bengkulu Tengah dan Bengkulu Utara yang sekarang. Pada masa tersebut Rejang Sawah telah mendirikan sebuah kerajaan yang bernama Sungai Serut, yang dipimpin oleh Raja Racu. Dikarenakan bukan cuma mengenai penanaman padi, melainkan ritual kolektif, dalam proses beto'ok biasanya diadakan jamuan makan bersama dengan menyembelih ayam atau kambing, serta cendol disediakan sebagai hidangan penutup.[1]

Referensi

sunting
  1. ^ Anatona (ed) 2013, hlm. 155.

Daftar pustaka

sunting
  • Warisan Budaya Tak Benda di Provinsi Bengkulu. Padang: Balai Pelestarian Nilai Budaya Padang. 2013. hlm. 155.