Benteng Duurstede

bangunan kuil di Indonesia

Benteng Duurstede adalah suatu benteng Belanda abad ke-17 yang berlokasi di Saparua, Maluku, Indonesia.[1][2] Benteng ini awalnya melindungi Desa Saparoea. Panduan navigasi dari tahun 1878 menyatakan: "terdapat pelabuhan yang bagus di dekat benteng ini di musim angin barat sekitar 12 fathom."[3]

Benteng Duurstede
Fort Duurstede
Benteng Duurstede
Pintu masuk
Peta
Informasi umum
JenisBenteng
LokasiIndonesia Saparua, Maluku Tengah, Indonesia
PemilikBalai Pelestarian Nilai Budaya Ambon
Cagar budaya Indonesia
Benteng Duurstede
PeringkatNasional
KategoriBangunan
No. RegnasCB.101
Lokasi
keberadaan
Kabupaten Maluku Tengah, Maluku
No. SK
  • SK Menteri No.013/M/1999
  • SK Menteri No.246/M/2015
Tanggal SK
  • 12 Januari 1999
  • 21 Desember 2015
Pemilik Indonesia
PengelolaBalai Pelestarian Cagar Budaya Ternate
Koordinat3°59′52″S 127°52′21″E / 3.9976723°S 127.872577°E / -3.9976723; 127.872577
Benteng Duurstede di Maluku
Benteng Duurstede
Lokasi Benteng Duurstede di Saparua, Maluku Tengah, Maluku
Nama sebagaimana tercantum dalam
Sistem Registrasi Nasional Cagar Budaya
Benteng Duurstede difoto dari atas

Benteng ini terbuka untuk umum dan telah banyak dipulihkan.[1]

Sejarah

sunting
 
Peta Belanda dari Benteng Duurstede, sekitar tahun 1700.

Benteng Duurstede dibangun pertama kali oleh Portugis pada tahun 1676, kemudian direbut, dimanfaatkan dan dibangun kembali oleh Gubernur Ambon Mr. Nicolaas Schaghen pada tahun 1691. Benteng Duurstede berfungsi sebagai bangunan pertahanan serta pusat pemerintahan Perusahaan Hindia Timur Belanda (Vereenigde Oostindische Compagnie; VOC) selama menguasai wilayah Saparua. Pada 16 Mei 1817 benteng ini diserbu oleh rakyat Saparua di bawah pimpinan Kapitan Pattimura, seluruh penghuni benteng tewas kecuali putra residen yang bernama Juan Van Den Berg. Jatuhnya benteng Duurstede di tangan rakyat Maluku mengakibatkan kedudukan VOC di Ambon dan Batavia goncang. Oleh karena itu, VOC memusatkan perhatiannya untuk merebut kembali benteng. Segala usaha telah dilakukan VOC di antaranya adalah mengirim bantuan tentara dan persenjataan perang, namun demikian setiap penyerangan tersebut selalu gagal. Situasi ini mendorong VOC bertindak lebih agresif, Komisaris van Middelkoop terpaksa meminta bantuan kepada Raja Ternate dan Tidore.

Pada bulan November 1817, VOC mengirimkan armada yang berjumlah 1500 orang atas sumbangan dari Raja Ternate dan Tidore tentunya. Penyerbuan ini dipimpin oleh Komisaris Jendral A. A Buyskers. Strategi yang dilakukan oleh Buyskers adalah menguasai pulau-pulau di sekitar Saparua, dan selanjutnya menguasai daerah kekuasaan Pattimura. Strategi tersebut ternyata cukup berhasil, Pattimura beserta pasukannya terdesak ke hutan sagu dan pegunungan, hingga akhirnya Kapitan Pattimura beserta tiga orang panglima berhasil ditangkap. Mereka dijatuhi hukuman mati yang dilaksanakan di Benteng Nieuw Victoria.

Galeri

sunting

Lihat pula

sunting

Referensi

sunting
  1. ^ a b "Saparua: The Centre of the Lease Islands". East-Indonesia.info. 2014. Diakses tanggal 3 Juli 2014. 
  2. ^ Anonyme. CONNAISSANCE DES TEMPS ou DES MOUVEMENTS CÉLESTES, A L'USAGE DES ASTRONOMES ET DES NAVIGATEURS, POUR L'AN 1891 (dalam bahasa French). Paris: LE BUREAU DES LONGITUDES. Diakses tanggal 3 Juli 2014. Saparoua, fort Duurstede 3.34.37 S. 126.18.40 8.25.14,7 Bur. hydr. hollandais. 
  3. ^ Findlay, Alexander George (1878). A directory for the navigation of the Indian Archipelago, China, and Japan ... London: Richard Holmes Laurie. hlm. 828. Diakses tanggal 3 Juli 2014. 

Pranala luar

sunting