Bendung Curug adalah sebuah bendung yang terletak di Curug, Klari, Karawang. Bendung ini dibangun guna memanfaatkan derasnya aliran Sungai Citarum untuk mengairi lahan pertanian seluas sekitar 240.000 hektar. Bendung ini menggunakan pompa untuk menaikkan tinggi muka air, agar air dapat mencapai lahan pertanian yang jaraknya jauh.[1]

Peta

Sejarah sunting

Pada saat Bendungan Jatiluhur sedang dirancang, sempat terjadi perbedaan pendapat antara Ir. Sedijatmo dari PLN dan Ir. Agus Prawiranata dari Direktorat Jenderal Pengairan mengenai tinggi muka air di hilir Bendungan Jatilihur. PLN ingin agar muka air dibuat tidak terlalu tinggi, supaya kepala hidraulik PLTA Jatiluhur dapat dimaksimalkan, sementara Ditjen Pengairan ingin agar muka air dibuat tinggi, supaya air dapat mencapai lahan pertanian yang jaraknya jauh. Sekretaris Jenderal Kementerian Pekerjaan Umum, Ir. Martinus Putuhena, kemudian memutuskan bahwa air akan dipompa naik di hilir Bendungan Jatilihur, agar keinginan dari PLN dan Ditjen Pengairan sama-sama dapat diwujudkan.[1]

Untuk Saluran Irigasi Tarum Barat, tinggi muka air dinaikkan dari 26,5 meter menjadi 28 meter dengan menggunakan pompa hidraulik yang dikembangkan oleh Ir. Sedijatmo dari rancangan W. J. van Blommestein dalam tesisnya di TH Bandung pada tahun 1939. Pompa tersebut kemudian diproduksi oleh sebuah konsorsium perusahaan asal Jerman yang dipimpin oleh Ferrostaal. Sementara itu, untuk Saluran Irigasi Tarum Timur, tinggi muka air dinaikkan dengan menggunakan pompa listrik, karena debit airnya tidak cukup untuk menggerakkan pompa hidraulik. Pada tahun 1984, biaya operasional dan pemeliharaan pompa hidraulik hanya sebesar Rp 0,07 per meter kubik air, sementara untuk pompa listrik mencapai Rp 0,52 per meter kubik air.[1]

Referensi sunting

  1. ^ a b c Sinaro, Radhi (2007). Menyimak Bendungan di Indonesia (1910-2006) (dalam bahasa Indonesia). Tangerang Selatan: Bentara Adhi Cipta. ISBN 978-979-3945-23-1.