Bekejai atau Kejai adalah tata cara pelaksanaan perkawinan dari suku Rejang. Pelaksanaan upacara ini masih dapat ditemui di daerah berpenduduk Rejang seperti Kabupaten Bengkulu Utara, Rejang Lebong, Lebong, dan Kepahiang, Provinsi Bengkulu. Upacara ini masih dilakukan dengan tujuan untuk membawa keselamatan upacara peresmian pernikahan, pelestarian nilai-nilai tradisi yang tumbuh dan berkembang dan meningkatkan budaya gotong royong guna membangun persatuan dan kesatuan. Di antara prosesi yang dilakukan untuk menolak bala atau bencana yaitu prosesi setepung setawar.[1]

Dahulunya, upacara Kejai hanya dilaksanakan oleh keluarga dengan strata sosial tinggi saja. Pada pelaksanaannya pun dapat berlangsung berhari-hari. Pada upacara Kejai juga terdapat rangkaian acara seperti permainan musik Kerilu, lantunan sambei, dan tari Kejai. Selain untuk perkawinan, upacara ini juga diadakan pada acara khitanan.[2]

Lihat pula sunting

Referensi sunting

  1. ^ Indonesia. Direktorat Internalisasi Nilai dan Diplomasi Budaya, issuing body. Indonesia. Direktorat Warisan dan Diplomasi Budaya, issuing body. Warisan budaya takbenda Indonesia : penetapan tahun ... ISBN 2017338644 Periksa nilai: checksum |isbn= (bantuan). OCLC 1031211054. 
  2. ^ PONIMAN Ak. Prof.Dr. H. Lasiyo, MA.,MM. (2002). Makna etis upacara Kejai pada masyarakat Rejang di Propinsi Bengkulu, Poniman Ak. [Yogyakarta] : Universitas Gadjah Mada. OCLC 857179010.