Pada olahraga profesional, batas gaji atau umum disebut salary cap (atau wage cap) adalah aturan atau perjanjian yang membatasi jumlah uang yang dapat dikeluarkan oleh tim terhadap orang-orang yang berada di dalam suatu tim. Batas gaji dapat berupa peraturan gaji pemain atau staf atau keduanya. Beberapa liga olahraga di dunia telah mengimplementasikan aturan ini. Batas gaji diterapkan untuk menjaga aspek kompetitif suatu liga dengan membatasi pengeluaran klub yang kaya. Batas gaji sering menjadi isu antara operator liga dan tim karena membatasi mereka untuk membayar pemain bagus meskipun tim tersebut mempunyai keuangan yang baik.[1][2] Penerapan aturan ini sering dijumpai pada liga yang tidak menggunakan sistem promosi dan degradasi.[3]

Istilah sunting

Ada tiga metode penerapan batas gaji, yaitu: hard cap, soft cap, dan luxury tax.

Hard cap adalah batas jumlah pengeluaran yang tidak boleh dilampaui dengan alasan apapun. Pihak manapun yang melewati batas pengeluaran yang telah ditetapkan akan dikenakan sanksi.

Soft cap adalah batas jumlah pengeluaran yang boleh dilampaui dengan alasan tertentu. Jika alasan tersebut tidak diterima, maka pelanggar akan dikenakan sanksi.

Luxury tax adalah suatu sistem yang tidak membatasi seberapa banyak uang yang dikeluarkan untuk gaji para pemain. Sistem ini mengambil "pajak" dari uang yang dikeluarkan di atas batas kesepakatan. Tujuan dari penerapan ini adalah untuk menyeimbangkan tim-tim kaya dan tidak.

Istilah lainnya yaitu salary floor. Salary floor adalah jumlah minimal yang harus dikeluarkan oleh sebuah tim. Ini bertujuan untuk memastikan bahwa keuntungan tim digunakan untuk gaji pemain, alih-alih masuk ke kantong pemilik.

Sebagai contoh, National Basketball Association (NBA) menerapkan soft cap dan luxury tax,[4] sementara Major League Baseball (MLB) tidak menerapkan batas gaji, melainkan hanya menerapkan luxury tax.[5][6]

Implementasi sunting

Peraturan batas gaji telah digunakan oleh:

Olahraga Kompetisi
Basket National Basketball Association, Women's National Basketball Association, National Basketball League
Hoki National Hockey League, Premier Hockey Federation, Kontinental Hockey League
Lacrosse National Lacrosse League
Rugbi National Football League, Major League Rugby, Canadian Football League, North American Rugby League, Australian Football League, AFL Women's, National Rugby League, Gallagher Premiership, United Rugby Championship, Top 14
Sepak bola Liga Super Tiongkok, Major League Soccer, National Women's Soccer League, A-League Men

Lihat juga sunting

Referensi sunting

  1. ^ "A Look Back at Professional Sports Labor Disputes – AMOG". amog.com. Diakses tanggal 27 Juni 2017. 
  2. ^ "The 10 Most Significant Pro Sports Strikes and Lockouts". Midwestsportsfans.com. 13 Oktober 2011. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2 Desember 2011. Diakses tanggal 27 Juni 2017. 
  3. ^ Glenniza, Dex (30 Maret 2017). "Salary Cap dan Sepakbola yang Sulit Berjodoh". panditfootball.com. Diakses tanggal 11 Maret 2023. 
  4. ^ "NBA salary cap for 2016–17 set at $94.143 million". NBA.com. 
  5. ^ "Four-Year Deal Includes Luxury Tax, No Contraction". ESPN. 30 Agustus 2000. 
  6. ^ Dietl, Helmut; Lang, Markus; Werner, Stephan (2010). "The Effect of Luxury Taxes on Competitive Balance, Club Profits, and Social Welfare in Sports Leagues" (PDF). International Journal of Sport Science. 

Pranala luar sunting