Batalyon Infanteri 4

Batalyon Infanteri 4/Petarung Candraca disingkat Yonif 4/Marinir adalah sebuah pasukan marinir Tentara Nasional Indonesia (TNI) Angkatan Laut (AL) yang merupakan bagian dari Brigade Infanteri 1/Marinir yang bermarkas besar di Kesatrian KKO AL Cilandak, Jakarta Selatan. Batalyon Infanteri 4/Marinir, merupakan satuan pelaksana Brigade Infanteri 1/Marinir yang mempunyai tugas pokok sebagai Batalyon Tim Pendarat Amphibi.[1]

Batalyon Infanteri 4/Marinir
Dibentuk16 Februari 1960
NegaraIndonesia
CabangKorps Marinir
Tipe unitSatuan Tempur Maritim
PeranPasukan Senapan Amfibi
Bagian dariBrigade Infanteri 1/Marinir
MarkasCilandak, Jakarta Selatan
JulukanYonif 4/Marinir
MotoDwi Daya Bala Samudera
Baret UNGU 
MaskotPetarung Candraca
Ulang tahun16 Februari

Sejarah sunting

Batalyon Infanteri 4/Marinir dibentuk berdasarkan Skep Panglima KKO AL nomor 5401.3 tanggal 16 Februari 1960. Selanjutnya bulan Februari 1963 dalam rangka menunjang penugasan pengawalan Kepala Negara Batalyon-4 KKO AL ditambah dengan Batalyon-1 KKO AL setelah melalui proses seleksi dibentuklah Batalyon-4 KKO AL yang disempurnakan. Setelah proses penyempurnaan selesai, sesuai dengan Skep Panglima KKO AL nomor 5451.2 tanggal 22 Februari 1963, Yon-4 KKO AL diserahkan kepada Resimen Cakrawibawa yang kemudian Batalyon ini berubah menjadi Batalyon-2 Kawal Kehormatan. Saat meletusnya G 30 S/PKI Yon-4 KKO AL ini berubah lagi menjadi Batalyon Kawal Kehormatan. Selanjutnya, berdasarkan Keputusan Pangko nomor 5401.20 tanggal 18 Maret 1966 berubah lagi menjadi Batalyon-4 Paramko.

Pada saat pembentukan Paskoarma-2 nama Batalyon inipun berubah menjadi Batalyon-4 Paramko yang merupakan bagian dari Paskoarma-2. Dalam perkembangannya Paskoarma-2, tanggal 21 Pebrauari 1970 berubah kembali dengan Brigade 2 KKO AL. Batalyon-4 Paramko ikut mengalami perubahan pula dengan sebutan Batalyon-4 Para. Tahun 1971 dalam rangka penyempurnaan kualitas tempur personel diadakan regrouping di mana Batalyon-4 Para ditingkatkan menjadi Pasukan Cadangan Tempur Taktis.

Perkembangan selanjutnya berdasarkan Instruksi Paskoarmanomor Ins/014/VII/1973 tentang Redistribusi personel dan material kesatuan Paskoarma yang didektivikasikan maka Batalyon-4 Para menerima penyerahan Kompi Markas Brigade-2, Kompi-Kompi Senapan dan Peleton-Peleton/ Seksi Bantuan Infanteri dari Batalyon-6 serta menerima penuh BP Senban Brigade-2 untuk selanjutnya mengadakan seleksi personel guna kebutuhan Paskoarma Daeral-3, Depo Transit Personel TNI AL Jakarta serta menyempurnakan TOP Batalyon-4 Para Sendiri. Berdasarkan Instruksi Paskoarma nomor Ins/23/X/1973 tanggal 31 Oktober 1973 maka Batalyon-4 Para berubah menjadi Batalyon Parasutis Amfibi yang disingkat Batalyon-4 Parafib.

Selanjutnya berdasarkan Surat Keputusan Dankormar nomor Skep/01/I/1977 tanggal 25 Januari 1977 tanggal 11 Maret 1977 Batalyon para Amfibi berubah menjadi Marinir Infanteri-4 yang disingkat Marif-4 di bawah Pasmar 2. Dalam perkembangan selanjutnya berdasarkan Skep Kasal nomor 19/IV/1979 tanggal 17 April 1979 dan Telegram Dankormar nomor 505/Mar/0579 TWU: 0526.1145 diresmikan Kolak/Satlak Kormar yang baru dari Pasukan Marinir Infanteri-2 menjadi Resimen Infanteri-2 Marinir disingkat Menif-2 Mar dan dari Marinir Infanteri-4 menjadi Batalyon Infanteri-4 Marinir disingkat Yonif-4 Mar.

Peristiwa Gugurnya Kopda (Mar) Nono Suryadi sunting

Pada tanggal 24 Desember 2003 pukul 02.00 WIB,Tim khusus Tornado Yonif 4 Marinir kekuatan 16 personil melaksanakan patroli intai tempur di GT 60-62-GD 69-73daerah Paloh Raya, Paloh Peradi dan Tingkeum Manyang, kecamatan Gandapura, kabupaten Bireun dengan melaksanakan pengintaian di daerah perbukitan dan rawa-rawa. Sekira pukul 11.45 WIB terjadi kontak senjata dengan pasukan pemberontak GAM yang berkekuatan kurang lebih 30 orang di Co-6080-7363 dengan posisi pasukan pemberontak GAM yang lebih menguntungkan. Unit satu tim Tornado Yonif 4 Marinir melaksanakan tembakan pengikatan dan mampu mendorong musuh masuk sampai ke Base Camp pemberontak GAM, dan terjadi pertempuran hebat karena penambahan kekuatan pemberontak GAM yang lebih besar. Pada pukul 12.00 WIB akibat kontak tembak yang tidak seimbang telah mengakibatkan kerugian di pihak TNI AL yaitu Praka Marinir Nono Suryadi NRP 87573 gugur, terkena tembakan dari arah kiri yang mengenai lengan kiri, tembus rusuk kiri dan bersarang di dada.[2]

Tim Tornado Yonif 4 Marinir terus melaksanakan pengejaran dan penghancuran kelompok pemberontak GAM dan berhasil menewaskan 9 anggota GAM, menemukan 3 pucuk AK – 56, 6 magazen AK, 213 butir amonisi, 1 stel PDL Loreng Malaysia atribut TNA, 1 rompi serbu warna hitam, 1 penutup kepala dan dokumen GAM.

Jenazah almarhum Praka Mar Nono Suryadi kemudian dimakamkan di kampung halamannya di TMP Kesenden Kab. Cirebon secara militer. Sebagai wujud penghormatan dan penghargaan atas jasa-jasa almarhum, dinaikkan pangkatnya satu tingkat lebih tinggi menjadi Kopda Mar (Anumerta).

Almarhum dikenal sebagai sosok yang penyayang keluarga, ceria dan sederhana di masa kedinasannya.

Komandan sunting

  1. Letkol KKO J. Saminoe (09-04-1962 S/D 16-08-1966)⭐
  2. Mayor KKO Edy Hidrosin (16-08-1966 S/D 12-03-1969)⭐⭐
  3. Kapten KKO Sugeng Sudarto (12-03-1969 S/D 01-07-1970)
  4. Mayor KKO Winarto (01-07-1970 S/D 23-09-1973)
  5. Mayor KKO Abdul Madjid (23-09-1972 S/D 17-05-1975)
  6. Letkol KKO Th. D. Pangabean (17-05-1975 S/D 22-10-1977)
  7. Letkol KKO Sugeng Sudarto (12-05-1976 S/D 22-10-1977)
  8. Letkol Mar Suwondo (22-10-1977 S/D 30-06-1979)
  9. Mayor Mar Bonard Maruhum (20-06-1979 S/D 19-05-1980)⭐
  10. Mayor Mar Gafur Chalik (19-06-1984 S/D 08-07-1984)⭐⭐
  11. Letkol Mar Ali Prawoto (30-08-1982 S/D 19-06-1984)
  12. Letkol Mar Soegiharto (19-06-1986 S/D 08-07-1988)
  13. Letkol Mar R. Djoko Kadarisman (08-07-1984 S/D 21-07-1988)
  14. Letkol Mar M. Mansjur Ch (29-08-1990 S/D 22-08-1990)
  15. Letkol Mar Achmad Rifai (22-08-1990 S/D 22-02-1992)⭐⭐
  16. Letkol Mar A. Mardiono (22-09-1992 S/D 1994)
  17. Letkol Mar Nono Sampono (1994 S/D 1995)⭐⭐⭐
  18. Letkol Mar Kingkin Suroso (1995 S/D 1996)⭐⭐
  19. Letkol Mar Ikin Sodikin (1996 S/D 1998)⭐
  20. Letkol Mar A. Faridz Washington (1998 S/D 2000)⭐⭐
  21. Letkol Mar Guntur Irianto Cipto Lelono (2000 S/D 2002)⭐⭐
  22. Letkol Mar Yuniar Ludfi (2002 S/D 2004)⭐⭐
  23. Letkol Mar Widodo Dwi Purwanto (2004 S/D 2006)⭐⭐
  24. Letkol Mar I Wayan Ariwijaya (2006 S/D 2007)⭐
  25. Letkol Mar Edy Prakoso (2007 S/D 2008)[3]
  26. Letkol Mar Ali Bahar Saragih (2008 S/D 2009)
  27. Letkol Mar Widodo (2009 S/D 2011)⭐
  28. Letkol Mar Freddy John Hamonangan Pardosi, S.E., S.H., M.M. (2011 S/D S/D 2012)
  29. Letkol Mar Akhmad Hanifa, S.E., M.M. (2012 S/D 2013)
  30. Letkol Mar Kresno Pratowo (2013 S/D 2014)⭐
  31. Letkol Mar Nanang Saefulloh (2014 S/D 2015)
  32. Letkol Mar Arief Rahman Hendrata Anggorojati (2015 S/D 2016)
  33. Letkol Mar Tri Hartanto, SE, M.Tr.Hanla. (2016 S/D 2017)
  34. Letkol Mar Didik Iwan Suprianto, M.Tr.Hanla. (2017 S/D 2019)
  35. Letkol Mar Ahmad Yani, M.Tr.Hanla. (2019 S.D 2020)
  36. Letkol Mar M. Ali Wardhana, M.Tr.Opsla. (2020 S/D 2021)
  37. Letkol Mar Moch. Chanan Asfihani, M.Tr.Hanla. (2021 S/D 2022)
  38. Mayor Mar Bambang Pramusinto, M.Tr.Opsla. (2022 S/D 2022)
  39. Letkol Mar Arief Bastian Sanusi Chaniago (2022 S/D Sekarang)

Referensi sunting