Basiacuong adalah suatu ungkapan petatah-petatih dan pantun yang bermakna, berasal dari kata siacuong dan acuong yang artinya sanjung menyanjung. Basiacuong merupakan gaya bertutur ketika berdialog, berunding dalam bermusyawarah dalam adat Kampar dengan gaya bahasa Prosa liris dan disampaikan dengan bahasa yang halus. Dalam perkembangannya, basiacuong berfungsi sebagai bentuk pendorong bagi masyarakat untuk terampil berbicara, mempertingi sopan dan santun, mempererat silaturahmi, bermusyawarah untuk mufakat, serta memperkokoh rasa kebersamaan untuk saling tolong-menolong. Basiacuong dilakukan dalam berbagai acara, antara lain pada saat penyampaian larangan dan teguran adat, nasehat, acara pernikahan, serta khitanan.[1]

Referensi

sunting
  1. ^ Katalog Warisan Budaya Takbenda Indonesia 2018 Buku Dua (PDF). Jakarta. 2018. hlm. 185.