Bali: Beats of Paradise

Bali: Beats of Paradise adalah film layar lebar yang dibesut oleh Livi Zheng, sutradara asal Indonesia. Film ini bergenre drama yang berdasarkan kisah nyata. Film ini mengangkat kisah perjalanan hidup seorang Penari sekaligus Seniman Gamelan Bali bernama I Nyoman Wenten. Dalam film ini diceritakan juga kolaborasi antara Wenten dengan musisi dunia Judith Hill. Keduanya menggarap lagu Queen of the Hill, yang menggabungkan Gamelan Bali, Tari Bali dengan musik barat bergenre funk. Film ini dikerjakan selama satu tahun dengan mengambil lokasi Bali dan Los Angeles.[1] Selain Judith Hill, I Wayan Balawan, gitaris jazz Indonesia asal Bali yang terkenal dengan Touch Tapping Stylenya itu juga diangkat dalam film ini.[2]

Bali: Beats of Paradise
Tanggal rilis

Alasan Livi Zheng mengangkat Gamelan Bali karena suara instrumen tersebut kerap dimasukkan dalam film-film Hollywood sebagai pengiring adegan. Sebut saja film Avatar, Star Trek, dan bahkan muncul juga dalam game Mario Bros. Sayangnya, tidak banyak orang asing yang tahu berasal dari manakah suara gamelan, dan seperti apakah seni gamelan itu sesungguhnya. Dengan adanya film ini Livi Zheng berharap mata dunia terbuka lebar-lebar, bahwa Gamelan Bali itu merupakan seni budaya asli Indonesia.[1]

Sinopsis sunting

Diceritakan dalam film ini bagaimana Wenten mengenal dan menekuni instrumen tradisional Gamelan Bali sejak kecil. Diceritakan juga hingga akhirnya ia merantau dan menetap di Los Angeles. Di Amerika Serikat Wenten mengajar di tiga sekolah: di Departemen Jurusan Etnomusikologi UCLA, Herb Alpert School of Music, dan California Institute of the Arts.[1] Wenden dan istrinya (Nanik Wenten) memang memiliki mimpi dan berusaha memperkenalkan Budaya Gamelan Bali dalam kancah dunia internasional.[2]

Wenten sering terlibat dalam pembuatan musik perpaduan Gamelan Bali dengan instrumen Barat. Dirinya pernah bekerja sama dengan David Rosenboom, Morton Subotnick, Sardono Kusumo, Vinny Golia, William Miranda dan Larry Reed. Kebetulan penyanyi pemenang Grammy Award, Judith Hill, sedang mencari hal yang unik buat lagu yang sedang ia kerjakan. Hill tertarik dengan Musik Gamelan. Ia lalu mendekati Wenten untuk membahas idenya itu. Mereka akhirnya berkolaborasi menggarap warna musik yang diinginkan Hill. Kisah kolaborasi berlanjut ke pembuatan video klip "Queen of the Hill". Video klip yang kental dengan nuansa Balinya itu mengambil latar sebuah gurun (Joshua Tree Desert) di California Selatan.[3]

Tanggapan dan kontroversi sunting

Wakil Gubernur Bali, Tjokorda Oka Artha Ardana Sukawati secara khusus memuji film karya Livi Zheng itu. Sebab, baru kali pertama ini keindahan dan karya seni Bali diangkat secara khusus ke layar perak. Bahkan Wakil Presiden RI Jusuf Kalla sudah menyaksikan film tersebut.[1] Karena dianggap telah mempromosikan destinasi wisata Nusantara ke dunia dalam Bali: Beats of Paradise, Livi mendapat penghargaan "Tourism Marketeers of The Year 2019", yang diiserahkan pada ajang WOW BRAND Festive Day 2019.[4]

Film ini diklaim telah menuai pujian dari dunia internasional, dan bahkan diklaim pernah masuk seleksi Oscar. Namun, klaim tersebut tidak ada yang bisa dibuktikan.[5]

Referensi sunting

  1. ^ a b c d Rhismawati, Ni Luh (25 Februari 2019). "Film Livi Zheng "Bali: Beats of Paradise" Kisahkan Seniman Bali". antara. Diakses tanggal 7 April 2019. 
  2. ^ a b "Film Bali: Beats of Paradise Getarkan Filipina". tribunnews. 28 November 2018. Diakses tanggal 7 April 2014. 
  3. ^ "Bali: Beats Of Paradise". balibeatsofparadise. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2019-04-07. Diakses tanggal 7 April 2019. 
  4. ^ Meilanova, Denis Riantiza (15 Maret 2019). "Livi Zheng Promosi Budaya Indonesia Lewat Film". bisnis. Diakses tanggal 7 April 2019. 
  5. ^ Sudono, Limawati (2019-08-16). "Livi Zheng Ramai Dibahas, Ada Apa? Ada Banyak". GEOTIMES. Diakses tanggal 2019-08-17.