Balaksuji

rumah tradisional di Indonesia

Balaksuji adalah tangga yang berada di depan rumah panggung Betawi.[1] Di kalangan orang Sunda, tangga semacam ini dijuluki "golodog".[2]

Balaksuji di Rumah si Pitung di Marunda, Jakarta.

Dalam kebudayaan Betawi, balaksuji dianggap memiliki unsur filosofis. Balaksuji diyakini menjadi sarana untuk menghalau bencana. Selain itu, sebelum memasuki rumah melalui balaksuji, orang Betawi harus menyucikan diri terlebih dahulu dengan membasuh kakinya. Tujuannya adalah agar sang pemilik sudah dalam keadaan "suci" dan "bersih" saat sudah memasuki rumah.[3][4] Balaksuji sendiri merupakan kiasan yang berarti "kawasan penyejuk".[5]

Saat ini, balaksuji sudah tidak lagi dibangun di rumah-rumah Betawi modern karena dianggap merepotkan. Walaupun begitu, balaksuji masih bisa ditemui di berbagai masjid yang dibangun dengan gaya arsitektur Betawi.[6][7]

Referensi

sunting
  1. ^ Swadarma (2014), hlm. 66 : “Balaksuji adalah konstruksi tangga pada rumah Betawi ...".
  2. ^ Swadarma (2014), hlm. 22 : “Di Jawa Barat tangga seperti ini disebut golodog. Anak tangga golodog biasanya tidak lebih dari tiga buah, dengan fungsi sebagai pembersih kaki tagi orang yang akan naik ke dalam rumah ...".
  3. ^ Wijayanti, dkk (2019), hlm. 52. :" Balaksuji sendiri memiliki filosofi sebagai rumah tangga, dan juga sebagai sarana untuk menolak bencana dan menyucikan diri sebelum memasuki rumah ...".
  4. ^ Swadarma (2014), hlm. 66 : “Pada rumah Betawi panggung siapapun yang memasuki rumah harus melalui tangga terlebih dahulu ...".
  5. ^ "Rumah Panggung Betawi". kemdikbud. Diakses tanggal 18 April 2019. 
  6. ^ Haryanti, Rosiana (11 Juli 2018). "Arsitektur Rumah Betawi, Sarat Nilai Filosofis". Kompas.com. Diakses tanggal 15 April 2019. 
  7. ^ Swadarma (2014), hlm. 66 : “Balaksuji saat ini sudah sangat jarang ditemukan di rumah-rumah Betawi tradisional dan banyak dialihkan sebagai tangga pada masjid ...".

Daftar pustaka

sunting