Ayudha katti (juga ditulis ayda katti atau aydha katti) adalah senjata dan alat kerja tradisional orang-orang Kodava dari Distrik Kodagu, di Karnataka, India. Ayudha katti dikembangkan sebagai alat yang digunakan untuk sehari-hari, misalnya untuk memotong semak belukar. Tidak seperti kebanyakan pedang lain, ayudha katti tidak memiliki sarung pedang.

Sketsa ayudha katti tipe prestise.

Asal-usul sunting

Ayudha katti adalah pedang tradisional bangsa Kodava. Orang-orang Kodava (Kodava, Kannada) tinggal di wilayah Kodagu, di India barat daya yang sekarang terletak di Karnataka. Bangsa Kodava sudah tinggal di wilayah tersebut selama lebih dari dua ribu tahun. Perkembangan senjata ayudha katti dimulai disekitar abad ke-17. Ayudha katti pertama kali dikembangkan sebagai alat untuk memotong semak belukar.[1] Bentuk ayudha katti mirip dengan senjata yatagan di Turki dan sosun pattah di India Utara.[1]

Selama masa kolonial, Inggris menyebut wilayah tersebut Coorg, korupsi dari "Kodagu". Kata kodagu berarti "berbukit" atau "curam", nama yang mengacu pada kondisi geografis wilayah tersebut.[2]

Kodavas dikenal sebagai pejuang yang tidak kenal takut. Untuk melindungi kemerdekaan wilayah mereka, Kodavas melakukan beberapa peperangan dengan tetangga mereka, termasuk dengan Inggris pada tahun 1834. Sebagai tanggapan atas sebuah kerusuhan yang terjadi di dekat Malappuram pada tahun 1884, Inggris menghukum wilayah Kodagu dengan menyita sebagian besar senjata mereka, termasuk ayudha katti. Tercatat 17.295 senjata, 7503 senjata diantaranya adalah senapan, disita oleh pemerintah kolonial. Sebagian besar senjata ini dibuang ke laut, sementara beberapa senjata yang berkualitas tinggi masih bisa dilihat di Madras Museum.[2]

Bentuk sunting

 
Golok ayudha katti tipe "perang" yang tidak memiliki lempengan berbentuk telur pada pangkal gagang pedangnya.

Panjang total ayudha katti sekitar 50 sentimeter ([convert: unit tak dikenal]). Ada dua tipe ayudha katti: tipe "perang" digunakan untuk pertempuran jarak dekat; tipe "prestise" dipakai untuk pemakaian sehari-hari. Berbeda dengan bentuk prestise, ayudha katti dengan bentuk "perang" tidak memiliki lempengan berbentuk telur pada pangkal gagang pedangnya.[2]

Pedang ayudha katti berukuran sekitar 38 sentimeter ([convert: unit tak dikenal]). Mata pisau ayudha katti terletak pada sisi cekung pedang tersebut. Sisi punggung pisau tersebut berawal cekung, lalu semakin menajam kira-kira di posisi sepertempat panjangnya dari pangkal, dan kemudian melurus sampai di ujung pedang. Bagian terlebar dari pisau bisa mencapai lebar 9 sentimeter ([convert: unit tak dikenal]). Bentuk keseluruhan ayudha katti pendek dan cukup berat. Bentuknya menyerupai pedang moplah yang digunakan oleh penduduk Muslim di Pantai Malabar, walaupun tidak seperti pedang moplah, ayudha katti hanya dipertajam di satu sisi dan tidak memiliki punggung di sisi tengahnya.[3] Ayudha katti adalah alat potong, atau golok. Ayudha katti digunakan untuk menyingkirkan semak belukar, sebagai alat pertanian, dan juta sebagai senjata dalam perang.[2]

Gagang ayudha katti terbuat dari kayu atau tanduk (biasanya kerbau).[2] Pada pangkal gagang ayudha katti terdapat sebuah piringan berbentuk terlur yang terbuat dari kayu atau tanduk. Gagang ini dihiasi dengan motif geometris atau bunga-bunga tradisional.[1]

Ayudha katti biasanya dikenakan tanpa sarung. Ayudha katti biasanya dipegang dengan tangan, sambil duduk. Pada ayudha katti tipe prestise, biasanya terdapat rantai perak yang berfungsi sebagai sabuk, dan cincin kuningan besar yang menggantungkan pedang tersebut ke bahu pemegang pedangnya.

Lihat juga sunting

Referensi sunting

  1. ^ a b c Gahir & Spencer 2006, hlm. 129.
  2. ^ a b c d e Atkinson 2016.
  3. ^ Stone 2013, hlm. 456.

Bibliografi sunting