As'ad bin Zurarah (bahasa Arab: أسعد بن زرارة) bernama lengkap As'ad bin Zurarah bin 'Udas bin Zaid[1] bin Tsa'labah bin Ghanm bin Malik bin Taimullah Al-Anshari. Beliau merupakan sahabat Nabi Muhammad yang berasal dari golongan Anshar (penduduk Madinah), tepatnya dari kabilah Bani Najjar, keluarga besar dari suku Khazraj dan merupakan tokoh yang sangat terpandang di sana. Beliau memiliki kunyah yaitu Abu Umamah dan nama julukan lain yaitu As'ad al-Khair (orang baik yang paling bahagia), dijuluki demikian karena sifat dan kebaikannya.[2][3]

Kisah Keislaman

sunting
 
Masjid Nabawi di Madinah.

Beliau termasuk golongan Anshar yang paling pertama masuk islam, bahkan tercatat beliau menghadiri dua bai'at Aqabah sebagai wakil dari kabilah Bani Najjar untuk menyatakan sumpah setia membela Nabi Muhammad sebelum peristiwa hijrah, meskipun saat itu beliau adalah utusan paling muda dalam rombongan yang berbai'at. Adapula riwayat yang mengatakan bahwa As'ad adalah orang yang pertama kali berbai'at pada kesempatan tersebut, serta salah satu orang Anshar pertama yang masuk islam.[4]

Kisah masuk islamnya As'ad dalam sebuah riwayat disebutkan bahwa ia bersama dengan Dzakwan bin Abdul Qais pergi menemui Utbah bin Rabi'ah di salah satu kebunnya di Mekah, namun keduanya belum sempat menemui Utbah dan justru mendapati Nabi Muhammad dan mulai berbincang, kemudian Nabi Muhammad mengajak keduanya untuk masuk islam sembari membacakan beberapa ayat al-Qur'an kepada keduanya hingga akhirnya keduanya tertarik dan langsung menyatakan keislamannya.

Setelah itu As'ad dan Dzakwan tidak melanjutkan usaha mereka untuk menemui Utbah namun langsung kembali ke Madinah, sehingga tercatatlah keduanya sebagai salah satu penduduk Madinah yang masuk masuk islam, namun adapula riwayat Ibnu Ishak yang menyatakan bahwa ia baru masuk islam dalam peristiwa bai'at Aqabah I, mereka berjumlah sekitar enam atau tujuh orang dalam rombongan pertamanya.

Keutamaan

sunting

Selain kisah keislaman beliau yang secara tidak langsung menunjukkan keutamaan beliau di kalangan kaum Anshar, beliau juga tercatat sebagai orang pertama yang mengumpulkan penduduk Madinah untuk melaksanakan shalat Jum'at di sebuah petak yang sekarang menjadi masjid Bani Bayadhah, saat itu mereka berjumlah sekitar 40 orang, hal ini diriwayatkan oleh Abdurrahman bin Ka'ab yang saat itu sedang memapah ayahnya Ka'ab bin Malik.[5] Rumah As'ad menjadi salah satu pusat penyebaran Islam awal di Madinah.[3]

Ketika Nabi Muhammad sudah berada di Madinah, beliau mengunjungi As'ad yang saat itu sudah terbaring lemah karena mengalami luka, Nabi pun mengelus tubuhnya, namun As'ad menghembuskan nafas terakhirnya dan meninggal pada tahun pertama Hijrah, sebelum peristiwa perang Badar. Beliau merupakan sahabat pertama yang meninggal pasca hijrah, orang pertama yang dishalati oleh Nabi Muhammad, serta orang pertama yang kemudian dimakamkan di pekuburan Baqi' di kota Madinah, sementara saat itu masjid Nabawi sedang dalam proses pembangunan.[6]

Setelah Abu Umamah (As'ad) wafat, serombongan orang dari Bani Najjar datang menghadap Nabi dan menceritakan kematian pimpinan mereka. Nabi menjawab, “Kalian adalah sanak saudaraku. Maka, akulah pemimpin suku kalian.”[3]

Referensi

sunting
  1. ^ Sedangkan dalam kitab lainnya seperti Thabaqat Ibnu Sa'ad, at-Tsiqat li Ibni Hibban, Usud al-Ghabah dan Ma'rifat as-Shahabah karya Abu Nu'aim tercatat bahwa kakek buyut beliau bernama 'Ubaid, wallahu a'lam.
  2. ^ Ibnu Qani' al-Baghdadi. Mu'jam as-Shahabah jilid II. Beirut: Daar el-Fikr. hlm. 598. Pemeliharaan CS1: Status URL (link)
  3. ^ a b c Muhammad Raji Hassan, Kinas (2012). Ensiklopedia Biografi Sahabat Nabi. Jakarta: Penerbit Zaman. ISBN 978-979-024-295-1
  4. ^ Abu Nu'aim. Ma'rifat as-Shahabah jilid II. hlm. 296. Pemeliharaan CS1: Status URL (link)
  5. ^ Ath-Thabrani. Al-Mu'jam al-Kabiir. hlm. 303. Pemeliharaan CS1: Status URL (link)
  6. ^ Ibnu Abdil Barr. Al-Isti'ab fi Ma'rifat al-Ashab. hlm. 153. Pemeliharaan CS1: Status URL (link)